4 Penyebab pekerja Indonesia kurang produktif
Merdeka.com - Jumlah sumber daya manusia yang besar, ternyata belum mendorong tingginya produktivitas. Padahal, hanya dalam hitungan bulan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bakal diberlakukan pada awal tahun 2015. Produktivitas tenaga kerja Indonesia masih relatif rendah kalah dibandingkan tiga negara kompetitor utama di ASEAN.
Buruh menilai, rendahnya produktivitas pekerja, komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL) tidak rasional untuk saat ini. Dalam 20 tahun terakhir, tidak ada perubahan yang signifikan. Seperti, sebulan buruh hanya dihitung konsumsi beras kualitas rendah 10 kilogram, ikan segar 5 potong, daging 0,75 kilogram dan tidak ada televisi atau pulsa untuk komunikasi.
Menurut Kadin, yang mengambil hasil penelitian USAid dan Bappenas yang mengambil sampel di industri pembuat sepatu yang menyerap banyak tenaga kerja dan berpotensi ekspor, ditemukan bahwa seorang tenaga kerja di Indonesia hanya mampu menghasilkan rata-rata 0,8 pasang sepatu per hari.
-
Apa penyebab produksi gula Indonesia kalah saing dengan Brazil? 'Brazil dan Indonesia sama-sama terletak di Garis Khatulistiwa. Hal ini perlu menjadi bahan refelksi kita bersama,' kata Arief dalam acara Nasional Sugar Summit (NSS) 2023, Jakarta, Rabu (13/12). Arief menilai pemerintah dan para pemangku kepentingan (stakeholder) perlu merefleksikan diri dan melihat kesuksesan Brazil dalam mengelola tebu. Sehingga menjadi negara dengan pengeskpor terbesar di dunia.
-
Kenapa orang terkaya di ASEAN berasal dari Indonesia? Namun tahukah Anda, orang terkaya di ASEAN justru berasal dari Indonesia, meskipun Singapura menduduki peringkat pertama sebagai negara terkaya di Asia Tenggara.
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Kenapa sulit cari kerja di Indonesia? Susahnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Apa yang membuat Indonesia kalah? Indonesia menerima tiga kartu kuning (-3), sedangkan Arab Saudi hanya mendapatkan dua kartu kuning (-2).
Lantas, apa saja yang membuat produktivitas masyarakat atau pekerja produktivitasnya dinilai rendah? Berikut rangkuman merdeka.com.
Gaji kecil
Pemerintah mengakui, sejumlah perusahaan di Indonesia, masih membayar upah atau gaji karyawannya di bawah rata-rata. Bahkan harga yang dibayar di Indonesia masih lebih rendah dari Malaysia, Thailand maupun Singapura.Kondisi rendahnya upah pekerja di Indonesia, menjadi pekerjaan rumah pemerintahan Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla mendatang. "Struktur skala upah, harus diakui upah di masing-masing negara ASEAN harus dilihat secara komprehensif. Tentu saja kita punya komitmen yang tinggi untuk meningkatkan besaran upah itu sama seperti yang lain," ungkapnya.
Infrastruktur minim
Minimnya akses infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia, bikin produktivitas masyarakat masih kalah dengan penduduk Singapura. Indonesia boleh berbangga diri karena dari sisi konteks teknologi serta keterampilan dalam negeri cukup dipandang oleh negara luar. Tetapi, jika tidak ada pemerataan infrastruktur maka, jutaan masyarakat indonesia menjadi tidak produktif.Sekretaris Jenderal Kemenakertrans Abdul Wahab Bangkona menegaskan, kondisi infrastruktur yang buruk, berimbas pada kualitas produktivitas masyarakat Indonesia. Infrastruktur bagus, hanya ada di sebagian kecil wilayah Indonesia. Sisanya ketinggalan terutama di pulau-pulau terpencil. "Bagaimana meningkatkan kualitas ini sehingga jangan hanya di tempat tertentu," katanya.
Kompetensi lemah
Menteri Perindustrian mengeluhkan, struktur pekerja sektor industri manufaktur Indonesia, didominasi pekerja operator dan produksi, yaitu 87 persen. Adapun tenaga profesional dan kepemimpinan di sektor industri manufaktur hanya sekitar 3,5 persen.Padahal, semakin banyaknya tenaga profesional bisa mendorong produktivitas. Tetapi, Indonesia masih belum dapat memaksimalkan jutaan jiwa penduduknya. Padahal, jumlah penduduk yang kompeten bisa lebih tinggi dibandingkan negara Asia Tenggara. "Umpamanya yang kompeten itu 10 persen artinya 24 juta penduduk itu jauh lebih banyak dari seluruh penduduk Singapura, Kamboja dan lain-lain," ujar Sekretaris Jenderal Kemenakertrans Abdul Wahab Bangkona.
Tidak ada pelatihan
Pekerja meyakini kenaikan produktivitas tidak semata-mata karena ada kenaikan upah. Perusahaan harus meningkatkan kinerja buruh dengan memberi pelatihan di internal perusahaan atau BLK pemerintah, di mana bagi pengusaha yang memberikan pelatihan kepada buruhnya maka akan dapat insentif pajak.
Menurut Presiden KSPI Said Iqbal, persoalan rendahnya produktivitas kerja terjadi karena Sumber Daya Manusia (SDM) pekerjanya tidak ada training dari pengusaha. Pengusaha menganggap pendidikan atau training adalah cost.
"Padahal pendidikan untuk up grade skill adalah investasi,sekarang pengusaha Indonesia kelabakan karena tiba - tiba Vietnam, Myanmar, Bangladesh, Kamboja, Laos menjadi negara terbuka buat investasi," katanya beberapa waktu lalu.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSekjen Anwar menekankan, adanya job fair merupakan upaya yang sangat bermanfaat terhadap penciptaan peluang.
Baca SelengkapnyaKetidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.
Baca SelengkapnyaPengangguran terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dan laju pertumbuhan penduduk.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, produk mebel RI ada di peringkat 17. Sementara Vietnam ada di posisi 2 dan Malaysia 12.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaBeban kerja makin tinggi sementara gaji tidak sesuai menjadi salah satu pemicu warga Korea sulit mendapatkan pekerjaan layak.
Baca SelengkapnyaSalah satu komponen penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun ke depan yaitu pertumbuhan di tingkat pekerja.
Baca SelengkapnyaKunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca Selengkapnya