4 Tanggapan santai pemerintah saat harga cabai gila-gilaan
Merdeka.com - Jelang akhir tahun, masyarakat selalu mengeluhkan soal meroketnya harga beberapa barang kebutuhan pokok. Salah satunya komoditas 'kesayangan' orang Indonesia, cabai.
"Sekarang beli cabai merah, Rp 2.000 cuma dapat 4 biji. Gila-gilaan ini harga sekarang," ujar Tuti, warga Pamulang, Tangerang Selatan kepada merdeka.com, Senin (17/11).
Tingginya harga cabai diakui para pedagang di Pasar Johar, Semarang. "Sejak sebulan terakhir, harga cabai di sini rata-rata mencapai Rp 50.000," kata Santoso, seorang pedagang cabai di blok tengah Pasar Johar, kepada merdeka.com, Minggu (16/11).
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk mengatasi harga cabai? 'Memang kita Desember harga cabai melejit, itu musiman. Musim hujan, panen gagal. Saya tadi pagi ke pasar sudah turun,' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Dimana Kemendag memantau harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Bagaimana Kemendag memantau harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Di mana harga beras naik selain di Jawa Tengah? Kenaikan harga beras juga terjadi di Boyolali.
Di Pasar Johar, harga cabai rawit merah rata-rata naik Rp 45.000-50.000 per kilogram. Harga cabai rawit hijau tembus Rp 40.000 per kilogram, sedangkan cabai merah besar juga meroket naik sampai menembus Rp 35.000 per kilogram. Sedangkan harga cabai hijau besar berkisar Rp 12.000 per kilogram. Padahal, harga normal cabai hanya sekitar Rp 5.000-10.000 per kilogram.
Pemerintah pun menggelar rapat koordinasi, khusus membahas ketahanan pangan jelang akhir tahun. Tak seperti biasanya, rapat digelar saat hari libur atau kemarin, Minggu (16/11). Menteri Perdagangan Rahmat Gobel memimpin rapat yang juga dihadiri Kementerian Pertanian dan Bulog.
Berdasarkan pantauan Kementerian Pertanian di 33 provinsi dan 165 pasar tradisional, rata-rata harga cabai merah keriting naik 32,42 persen dari Rp 40.800 per kilogram menjadi Rp 54.100 per kilogram. Harga cabai besar naik 34,42 persen dari 36.600 per kilogram menjadi Rp 49.200 per kilogram dan cabai rawit merah naik 31,30 persen dari Rp 38.900 per kilogram menjadi Rp 51.100 per kilo gram.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim heran dengan fenomena tingginya harga cabai karena minim pasokan. Sebab, dia mengklaim, beberapa kota di Indonesia mengalami surplus cabai. Sumatera kelebihan produksi 2.700 ton cabai per bulan, lantaran konsumsinya cuma 300 ton per hari. Kediri, Jawa Timur juga surplus 2.600 ton per bulan.
Secara keseluruhan, menurut dia, Indonesia mengalami surplus cabai 1,6 juta ton per tahun. Sementara konsumsi masyarakat hanya sebanyak 1,5 ton per tahun.
"Sebenarnya surplus, ke mana sisanya? sisanya dipakai buat industri cabai olahan," terangnya.
Di saat rakyat tercekik harga cabai dan komoditas bahan pokok lainnya, pemerintah menanggapi dengan santai. Berikut tanggapan pemerintah soal harga cabai yang naik gila-gilaan.
Siklus tahunan
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengakui saat ini sedang terjadi lonjakan harga cabai di pasaran. Menurut menteri yang belum genap 1 bulan dilantik itu, kenaikan harga cabai merupakan siklus yang terjadi di bulan September-November lantaran memasuki musim penghujan.
"Cabai yang harganya naik, fenomenanya bisa diprediksi. Siklus berulang di bulan September-November," katanya di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, Minggu (16/11).
Lebih jauh Rachmat mengatakan hingga saat ini dirinya tengah mencari solusi mengatasi lonjakan harga yang merupakan siklus tahunan itu. "Dan oleh karena itu kita cari solusi. Karena tiap tahun demikian," katanya.
Distribusi tak efektif
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengakui terdapat faktor distribusi yang tidak efisien yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga sembako terutama cabai. Selain itu menurutnya faktor infrastruktur yang belum memadai juga menjadi penyebab lonjakan harga.
"Dan soal distribusi di sini memang seperti apa yang saya bilang terjadi inefisiensi karena faktor infrastruktur," katanya di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, Minggu (16/11).
Ke depan dirinya akan mengidentifikasi jalur perdagangan yang lebih efektif dan efisien sehingga bisa menekan biaya distribusi. Dengan demikian menurutnya, stabilitas harga akan lebih terjamin.
"Dan kami akan mengidentifikasi jalur logistik yang efisien," katanya.
Tergantung cuaca dan iklim
Bencana kekeringan beberapa wilayah di Jawa Tengah sejak tiga bulan terakhir, mulai berdampak terhadap harga komoditas pokok di pasaran. Naiknya harga cabai di pasaran gara-gara pasokan yang didapatkan dari sentra penghasil cabai merosot drastis. Sebab, bencana kekeringan sejak tiga bulan terakhir telah membuat para petani cabai gagal panen.
Hal itu juga diakui Menteri Perdagangan Rachmat Gobel"Secara umum sebetulnya memang masalah stabilitas harga itu tergantung sekali dengan cuaca atau iklim," ucap Mendag di Jakarta, kemarin.
Masyarakat jangan panik dan risau
Pemerintah meminta masyarakat tidak risau menghadapi harga cabai yang meroket hingga 40 persen. Penaikan harga komoditas tersebut dinilai hal lumrah terjadi tiap tahun karena tergantung pada iklim dan cuaca.
"Jangan terlalu panik dan risau. Ya kondisinya memang begitu," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim, Jakarta, Minggu (16/11) (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala BPN menyebut produksi cabai rawit merah menurun.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersyukur karena harga Bapok, khususnya di Jawa Tengah terpantau stabil cenderung turun.
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas mengatakan harga kebutuhan pokok di Jakarta cenderung stabil.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli tersentak saat mendengar harga cabai sekarang sudah Rp100.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaBanyak pedagang mengeluh kepada Mendag Zulkifli Hasan mengenai tingginya harga cabai.
Baca SelengkapnyaGerakan tanam ini diharapkan bisa mengendalikan inflasi dan menjaga ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin melakukan peninjauan harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Batangase.
Baca SelengkapnyaTomsi dalam kesempatan juga mewanti-wanti sepuluh pemerintah provinsi dengan angka inflasi yang terbilang tinggi.
Baca SelengkapnyaAjakan ini merespon kenaikan harga cabai rawit hingga Rp100.000/kg.
Baca SelengkapnyaWali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menemukan harga cabai masih tinggi setelah meninjau Pasar Jatingaleh, Semarang, Rabu (20/12).
Baca SelengkapnyaHal tersebut demi membantu petani agar tidak terlalu merugi sehingga memungkinkan menjual tanah atau lahan pertanian mereka untuk bertahan.
Baca SelengkapnyaHarga cabai naik karena produksi menurun akibat el nino.
Baca Selengkapnya