5 Alat perang Indonesia laku keras di dunia
Merdeka.com - PT PAL Indonesia baru saja melakukan ekspor kapal perang perdana ke Filipina. Kapal jenis "Strategic Sealift Vessel" BRP TARLAC (LD-601) tersebut merupakan pesanan pertama, dan dilepas di dermaga Divisi Kapal Niaga, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Wapres Jusuf Kalla mengaku sangat mengapresiasi PT PAL Indonesia sebagai BUMN perkapalan yang harus bersaing ketat dalam tender kapal perang internasional, serta dapat menyelesaikan pesanan pemerintah Filipina dengan tepat waktu.
"Ini sekaligus memberikan kebanggaan bahwa bangsa ini dapat mengekspor kapal yang lebih baik dan canggih, sebab itu semua dapat dilakukan selama kita mau bekerja keras, serius dan fokus," ucap wapres dalam sambutannya seperti dilansir Antara.
-
Kenapa Balai Yasa Madiun memproduksi senjata? Menariknya dari Balai Yasa Madiun ini, pada tahun 1947 tempat ini malah memproduksi berbagai jenis senjata api dan senjata tajam.
-
Kenapa penjualan senjata meningkat tahun 2023? Sebuah laporan menyebutkan penjualan senjata terus meningkat sepanjang tahun 2023 akibat perang di Ukraina dan Gaza serta imbas dari ketegangan di Timur Tengah.
-
Apa yang menyebabkan peningkatan penjualan senjata? 'Terjadi peningkatan tajam dalam pendapatan penjualan senjata pada 2023, dan kemungkinan akan terus berlanjut pada tahun 2024,' kata Lorenzo Scarazzato, peneliti di SIPRI Military Expenditure and Arms Production, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir laman Straits Times, Senin (2/12).
-
Apa yang banyak dipanen di Indonesia? Tanaman yang banyak dipanen di Indonesia (4 huruf) - PADI
-
Bagaimana perusahaan senjata bereaksi? 'Banyak dari mereka yang mengkhususkan diri pada komponen tertentu atau membangun sistem yang memerlukan satu rangkaian rantai pasokan,' yang memungkinkan mereka bereaksi lebih cepat, kata Dr. Nan Tian, ​​Direktur Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata Sipri, kepada AFP.
-
Bagaimana TNI selundupkan senjata? Menyelundupkan senjata ke Aljazair yang tengah berkonflik menjadi misi pertama dua kapal selam tersebut.
Dia mengatakan ekspor kapal ini adalah bentuk kesuksesan PAL Indonesia dalam penguasaan teknologi. Selain itu, kemampuan penguasaan teknologi perkapalan secara mandiri, akan membawa persatuan kepada Indonesia.
"Saya memberikan penghargaan yang sebanyak-banyaknya dan setinggi-tingginya, sebab dengan kita mampu membuat kapal yang lebih baik, keberadaan laut bukan lagi pemisah, tapi penghubung dan mempersatukan. Namun, syaratnya angkutan laut harus baik, sehingga keberadaan maritim menjadi tujuan pembangunan bangsa," katanya.
Seperti diketahui, Indonesia telah lama terlibat dalam bisnis jual beli senjata dunia. Tiap tahun Indonesia rajin mengirimkan senjata buatan dalam negeri ke berbagai negara. Namun, nilai ekspor senjata dan amunisi Indonesia tergolong kecil yaitu rata rata USD 4 juta per tahunnya.
Dilansir dari data yang diolah Kementerian Perdagangan, pada 2010 Indonesia mengekspor senjata dan amunisi sekitar USD 4,3 juta setara dengan Rp 56,1 miliar. Kemudian 2011, ekspor senjata Indonesia turun menjadi USD 2,6 juta setara dengan Rp 33,9 miliar. Satu tahun kemudian ekspor senjata kembali naik mencapai USD 6,7 juta setara Rp 87,4 miliar.
Ekspor senjata dan amunisi Indonesia kembali lesu di 2013 yaitu hanya USD 1,1 juta setara dengan Rp 14,3 miliar. Dan pada 2014, nilai ekspor senjata kembali naik menjadi USD 4,1 juta setara dengan Rp 53,5 miliar.
Lalu apa saja alat perang made in Indonesia yang sudah beroperasi di seluruh dunia? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
Kapal perang
PT PAL Indonesia telah meluncurkan dua kapal perang, yakni Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)-1 dan Kapal Perang Strategic Sealift Vessel (SSV)-1. Direktur Utama PT PAL Indonesia, M. Firmansyah mengatakan bahwa kapal PKR merupakan pesanan Kementerian Pertahanan RI. Kapal canggih kelas Frigate tersebut hasil kerja sama PT PAL dengan perusahaan kapal DSNS Belanda melalui transfer teknologi.
Sedangkan kapal SSV merupakan kapal canggih karya mandiri anak bangsa dan pesanan Kementerian Pertahanan Filipina yang berada di kelas Lloyd Register.
Firmansyah menyebut ada beberapa kecanggihan dalam kapal perang buatan anak bangsa ini. Firmansyah menyebutkan Kapal PKR-1 yang memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,2 meter, dan kecepatan 28 knot ini mampu berlayar selama 20 hari pada kecepatan 14 knot.
"Selain itu, Kapal PKR kelar Frigate ini memiliki peralatan peperangan bawah air lengkap, seperti senjata utama penghancur kapal selam berupa torpedo yang dapat membantu proses peperangan bawah air, serta mampu melakukan peperangan udara dengan senjata rudal antiudara," ucap Firmansyah
Selanjutnya, Kapal SSV merupakan pengembangan kapal pengangkut Landing Platform Dock (LPD) yang didesain panjang 123 meter, lebar 21,8 meter, dan memiliki kecepatan 16 knot dengan ketahanan berlayar selama 30 hari di laut lepas.
Selain itu, SSV juga mampu membawa dua helikopter, dan mengangkut kapal "landing craft utility" (LCU) serta sejumlah tank perang hingga truk militer.
Kapal PKR merupakan pesanan Kementerian Pertahanan RI dan Kapal SSV merupakan kapal canggih karya mandiri anak bangsa dan pesanan Kementerian Pertahanan Filipina yang berada di kelas Lloyd Register.
Panser Anoa
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menjadi pelanggan setia perusahaan negara pembuat senjata PT Pindad. Sejumlah peralatan yang dipesannya ialah panser Anoa.
"Nantinya kendaraan tempur ini digunakan untuk misi perdamaian PBB," kata Dirut Pindad Silmy Karim.
Silmy menjelaskan, panser Anoa tergolong kendaraan armoured medium personnel carrier. Kendaraan tempur ini dipergunakan untuk mengangkut personel di medan pertempuran.
Selama ini, sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, dan Thailand dibidik untuk menggunakan produk Pindad. Untuk pasar Afrika, pihaknya membidik Madagaskar, Mesir, Nigeria, dan Mozambiq.
Sedangkan, untuk kawasan Timur Tengah, pasar potensial yang dibidik antara lain Kuwait, Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.
Kepala roket
Indonesia mengekspor hulu ledak asap (smoke warhead) kaliber 70 milimeter sebanyak 260 unit ke Cile. Ekspor tersebut merupakan ekspor pertama senjata yang dibuat PT Sari Bahari.ÂÂ
Direktur Utama PT Sari Bahari Ricky Hendrik Egam mengatakan pihaknya harus bersaing dengan 43 negara yang mengikuti tender internasional pengadaan hulu ledak asap bagi kebutuhan angkatan bersenjata Cile.
"Namun, kami berhasil memenangkan tender tersebut, sehingga ekspor perdana ini bisa membuktikan kualitas produksi dan karya anak bangsa Indonesia tidak kalah dengan buatan luar negeri, bahkan mendapatkan pengakuan internasional," katanya.
Dia mengatakan produksi dari PT Sari Bahari, membuktikan teknologi pertahanan nasional mampu bersaing dengan negara maju. Hulu ledak asap buatan Indonesia memiliki keunggulan dari sisi aerodinamis trajectory dan mampu mengeluarkan asap selama dua menit setelah hulu ledak terjadi dalam sasaran.
Peluru
PT Pindad adalah salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang produknya sampai di jual ke Amerika Serikat. Pindad pernah mengekspor amunisi kaliber kecil yaitu 5,56 mm ke negeri Paman Sam tersebut.
Marketing Manajer PT Pindad, Sena Maulana, mengatakan selain ekspor ke Amerika pihaknya juga telah mengekspor amunisi ke Singapura dan Thailand.
"Amunisi kita ekspor itu kaliber 5,56 mm ke Singapura sama Thailand dan ini terus-terusan. Tahun 2000 kita pernah ekspor ke Amerika," katanya.
Untuk penjualan ke luar negeri, Pindad mempunyai agensi sendiri yang mengurusi penjualan. Nilai ekspor amunisi juga disebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun demikian, Sena tidak menyebut berapa nilai pasti ekspornya.
"Singapura yang cukup canggih saja memesan. Amerika yang mempunyai kemampuan militer sangat baik pernah mesan juga dan terakhir Laos," katanya.
Selain itu, pada tahun 2000, Pindad juga pernah mengekspor amunisi ke Nigeria. "Nilai secara signifikan dari 2010 ke 2011 ada peningkatan. 2011-2012 cenderung stabil karena menuhi dalam negeri dulu. Tahun 2013 dibandingkan 2012 ada peningkat. Angkanya saya tidak apal," tutupnya.
Senjata api
Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) telah menyetujui kerja sama lisensi senapan SS2 dan pemasaran amunisi Pindad di wilayah Timur Tengah. Persetujuan ini tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Pindad (Persero) dan Continental Aviation Services yang dilakukan saat forum bisnis yang dihadiri oleh Presiden Jokowi, di Abu Dhabi.
Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana menyebutkan, kehadiran Presiden Jokowi ke UEA mendapatkan sambutan hangat dari pemerintahan setempat. Kehangatan itu ditunjukkan dalam pertemuan bilateral yang dilaksanakan secara bersahabat.
"Dalam pertemuan itu dibahas mengenai beberapa hal, tentang isu ekonomi dan non ekonomi, seperti kerja sama pertahanan," katanya mengutip ucapan Menlu Retno.
Menurut Menlu, UEA merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia di Timur Tengah, dengan nilai perdagangan mencapai USD 4,25 miliar di tahun 2014, dan Indonesia menikmati surplus USD 748 juta.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu alutsista Indonesia paling laku yaitu Anoa 6x6 yang dibuat PT Pindad. Anoa 6x6 ini dipesan Malaysia, Pakistan, Timor Leste dan lainnya.
Baca SelengkapnyaPenambahan alutsista ini membuat TNI semakin disegani dan ditakuti dunia. Terlebih, kekuatan militer Indonesia di peringkat ke-15 dari 140 negara di dunia.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Masih menjadi negara digdaya dengan kekuatan militer di peringkat pertama.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, nilai impor berbagai senjata dan amunisi, serta bagiannya mencapai USD 102,39 juta selama periode Januari - Juli 2023.
Baca SelengkapnyaSenjata yang dipakai para pejuang pun beragam, jauh dari kata modern seperti bangsa barat.
Baca SelengkapnyaPrabowo melaporkan soal perkembangan pertahanan RI kepada Jokowi. Kata dia, Kepala negara sangat puas dan gembira.
Baca SelengkapnyaPada Oktober 2020, Indonesia mendatangkan senjata dengan kode HS 93011000, yakni senjata artileri, meliputi senapan.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo memborong 24 unit pesawat tempur F-15EX dari Amerika Serikat. Lantas, apa saja keunggulan jet tempur buatan Boeing ini? Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaDikutip dari Global Fire Power, kekuatan TNI menduduki peringkat ke-13 di dunia dengan nilai Power Indeks mencapai 0,2221.
Baca SelengkapnyaDari data yang dipaparkan, senjata Israel yang masuk ke Indoesia terjadi pada Oktober 2020 dengan total USD 1,28 juta.
Baca SelengkapnyaMenteri Perindustrian Agus Gumiwang menekankan bahwa ekspor sangat krusial untuk meningkatkan reputasi industri otomotif Indonesia di tingkat global.
Baca SelengkapnyaKonflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca Selengkapnya