5 Alibi Dahlan serahkan BTN ke Bank Mandiri
Merdeka.com - Rencana pemerintah meleburkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menjadi anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) pada semester pertama tahun ini, bukan isapan jempol. Menurut sumber merdeka.com, rencana konsolidasi kedua bank tersebut telah dibahas sejak Tanri Abeng menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Alasan menjual ke Bank Mandiri, karena inti bisnis BTN yaitu pembiayaan perumahan sejalan dengan Mandiri. "Akan diambil BMRI, kan BMRI juga punya kredit rumah. Jadi masih inline (sesuai-red)," ujar sumber merdeka.com yang berada di pemerintahan.
Selain itu, peleburan tersebut disebut-sebut bertujuan untuk merampingkan industri perbankan nasional. Dengan demikian, perbankan nasional bisa gesit bergerak di kancah internasional.
-
Kenapa BRI mendirikan Rumah BUMN Yogyakarta? Rumah BUMN ini merupakan inisiatif untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM, sehingga dapat terbangun UMKM yang berkualitas,“ katanya.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Kenapa Bank Danamon ikut berinvestasi? Sejalan dengan komitmen MUFG untuk inovasi dan kolaborasi, dana ini bertujuan untuk mendukung perkembangan startup di Indonesia melalui kolaborasi strategis dengan Danamon dan Adira Finance, meningkatkan akses pasar, dan mendorong inklusi keuangan.
-
Kenapa harus membeli rumah lelang bank? Pembelian rumah melalui lelang bank dapat memberikan berbagai keuntungan untuk Anda, mulai dari harga lebih terjangkau hingga proses yang cepat.
-
Bagaimana BNI membantu akses perumahan? Terlebih, Ringkas memiliki pendekatan inovatif terhadap pembiayaan perumahan secara digital, sehingga meningkatkan aksesibilitas terhadap program BNI Griya.
-
Kenapa aset BLBI dihibahkan? 'Aset ini harus segera digunakan oleh kementerian/lembaga, agar pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tidak lagi menduduki aset tersebut,' pinta Hadi.
Saat ini pemerintah menguasai 60,14 persen saham di BTN, sedangkan 39,86 persen dimiliki oleh masyarakat. Bila aksi korporasi terwujud, maka tinggal tiga bank milik negara, yakni Bank Mandiri , PT Bank Nasional Indonesia dan PT. Bank Rakyat Indonesia.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Maryono membenarkan bahwa pemerintah akan melepas 60,14 persen sahamnya di bank tersebut pada 21 Mei 2014.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan sejauh ini mati-matian berusaha bungkam atas rencana ini. Namun, kemarin, Dahlan akhirnya buka suara usai pemberitaan mengenai rencana akuisisi ini semakin kencang.
Berikut merdeka.com mencoba merangkum apa saja alibi Dahlan dalam rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri.
Upaya peningkatan kinerja BTN
Dahlan mengatakan aksi korporasi ini dilakukan untuk menolong sekaligus membuat BTN menjadi lebih besar. Termasuk memperbesar porsi untuk kredit perumahan rakyat yang selama ini menjadi andalan BTN.Dalam pandangan Dahlan, selama ini kemampuan BTN tidak mampu mengimbangi tingginya kebutuhan akan perumahan. Berangkat dari pemahamannya itu, BTN harus diperkuat dengan bank BUMN lain."BTN harus punya kuda yang besar, jangan berlari kencang naiknya keledai. Jangan dituntut membangun perumahan yang cukup tapi kemampuannya tidak memadai, itu tidak cocok, kita memikirkan kuda yang besar itu siapa, Mandiri, BRI, ada yang berpandangan itu Mandiri saya setuju, kalau BRI saya setuju," jelasnya.
Kalahkan perbankan negara tetangga
Menteri BUMN Dahlan Iskan akhirnya memutuskan akan tetap menjadikan BTN sebagai anak usaha Bank Mandiri. Hal ini bertujuan agar Indonesia memiliki bank besar yang dapat mengalahkan Malaysia.Menurut Dahlan, selama ini bank-bank besar di Asia Tenggara hanya dikuasai oleh Malaysia, Singapura dan Thailand. Sedangkan Indonesia, hanya masuk dalam daftar negara miskin."Skemanya BTN menjadi anak usaha Mandiri, tidak dilebur tapi menjadi lebih kuat. BTN harus diperbesar," ucap Dahlan.
Hindari dominasi asing di industri perbankan
Dahlan mengatakan penguatan perbankan BUMN sejalan dengan perkembangan ekonomi Indonesia. Di mana pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan sektor industri Tanah Air.Dahlan khawatir jika perbankan Indonesia tidak bisa melayani permintaan sektor industri yang tinggi membuat peluang keuntungan ini diambil oleh perbankan asing."Perusahaan Indonesia, BUMN akan menjadi perusahaan besar, kalau perusahaan kian besar tapi bank tidak besar maka bank asing-asing yang akan melayani dan dominan di Indonesia. Untuk ekonomi Indonesia hebat, maka kita perlu bank besar untuk melayani perusahaan-perusahaan besar," tuturnya.
Ikuti aturan main
Serikat Pekerja PT. Bank Tabungan Negara Tbk ( BTN ) menyayangkan mekanisme 'penyerahan' atau pelepasan saham pemerintah di BTN ke Bank Mandiri yang dilakukan 'di bawah meja' atau secara tertutup. Padahal, Bank BTN merupakan perusahaan terbuka di mana aksi korporasi seharusnya dilakukan juga secara terbuka, bukan diam-diam sehingga memunculkan kecurigaan.Ketua Umum Serikat Pekerja BTN Satya Wijayantara menyatakan penyerahan tersebut cacat hukum dan tidak sesuai prosedur yang berlaku. Dalam pandangannya, penjualan saham pemerintah di tahun pemilu persis seperti kasus Bank Century. Dia khawatir BTN akan bernasib seperti Bank Century.Namun, Dahlan berjanji akan menempuh seluruh proses dan prosedur yang berlaku.
Rencana lama
Terkuaknya rencana diam-diam pemerintah melepas saham di Bank Tabungan Negara (BTN) untuk kemudian dialihkan ke Bank Mandiri membuat Menteri BUMN Dahlan Iskan risih. Salah satu alasannya, isu tersebut terus ditiup hingga membesar. Padahal ini adalah wacana dan rencana yang sudah lama disiapkan pemerintah."Kalau isu kan seperti itu, 12 tahun lalu juga dipertanyakan kenapa baru sekarang, tahun lalu juga dipertanyakan sekarang, terus tahun ini dipertanyakan seperti itu," ujar Dahlan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembentukan "BTN Fund" diharapkan dapat menciptakan permintaan, memperluas pangsa pasar dan membuka segmen baru.
Baca SelengkapnyaAlasan DPR RI mendukung langkah Bank Tabungan Negara (BTN) membatalkan akuisisi Bank Muamalat Indonesia.
Baca SelengkapnyaTercatat, aset BTN naik dari Rp361,20 triliun pada 2020 menjadi Rp455,60 triliun pada semester I-2024.
Baca SelengkapnyaBTN Syariah terus berkembang di Aceh dengan melakukan berbagai ekspansi.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba bersih dipicu dengan perkuat pondasi bisnis oleh BTN Syariah.
Baca SelengkapnyaPeningkatan aset BTN Syariah tersebut juga mencatatkan rekam jejak yang cemerlang.
Baca SelengkapnyaBTN Syariah juga telah menghimpun DPK senilai Rp36,25 triliun pada kuartal III-2023.
Baca SelengkapnyaBTN siap membidik potensi pangsa pasar pembiayaan rumah yang lebih besar lagi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDengan industri pembiayaan perumahan yang tumbuh positif, maka akan turut menopang perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaSaat ini, bank pemerintah adalah bank yang paling berpengaruh dalam industri perbankan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBTN mendukung inovasi teknologi di sektor keuangan untuk mempermudah akses investor ke investasi properti, baik domestik maupun internasional.
Baca SelengkapnyaPenyaluran KPR sektor informal menjadi fokus perseroan.
Baca Selengkapnya