5 Ambisi besar bos Lion Grup
Merdeka.com - Rusdi Kirana, orang nomor satu di maskapai Lion Air , resmi mengundurkan diri dari kursinya. Usai mengelola maskapai ini selama 13 tahun, Rusdi memilih untuk fokus berpolitik dalam Pemilu 2014.
Selama menjabat Direktur Utama Lion Air , Rusdi Kirana telah mengukir sejumlah prestasi salah satunya melakukan pembelian pesawat terbesar sepanjang sejarah 2 pabrikan besar yaitu Boeing maupun Airbus.
Jika ditotal, jumlah pesanan pesawat Lion Air mencapai lebih dari 700 pesawat, terdiri dari 207 Boeing 737 Next Generation, 201 Boeing 737 MAX, 5 Boeing 737, 234 Airbus A320 series, dan 60 ATR 72-500/600.
-
Apa yang membuat Lion Air sukses? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Mengapa Rusdi Kirana mendirikan Batik Air? Pada tahun 2013, Rusdi Kirana melakukan pesanan senilai USD24 miliar untuk 234 pesawat dari Airbus. “Jadi dalam empat tahun terakhir Rusdi telah berkomitmen untuk menghabiskan USD46 miliar untuk mengembangkan Lion, yang akan mendorongnya menjadi kekuatan utama dalam industri penerbangan global,“ Pada tahun yang sama, Rusdi Kirana meluncurkan maskapai Batik Ari untuk rute yang lebih panjang dan layanan internasional.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Di mana Rusdi Kirana berasal? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group. Namun siapa sangka, miliader ini ternyata salah satu orang terkaya di di Cirebon, Jawa Barat.
Namun ternyata, mantan bos Lion Air ini tak begitu saja meninggalkan dunia bisnis burung besi ini. Rusdi Kirana kini menjabat sebagai Presiden Direktur Lion Grup. Lion Grup sendiri membawahi Lion Air , Wings Air, Batik Air, Malindo Air, Thai Lion Air . Sektor lainnya ialah Lion Hotel & Plaza, dan sebuah surat kabar.
Sejumlah ambisi telah dipersiapkan Rusdi Kirana demi kemajuan Lion Grup. Apa saja pemikirannya? Berikut merdeka.com mencoba merangkumnya.
Miliki 700 pesawat
Direktur Utama Grup Lion Air Rusdi Kirana berambisi untuk memiliki 700 pesawat jenis Airbus, ATR 32, Boeing737, hingga 2027. Hingga saat ini, jawara penerbangan berbiaya murah itu sudah memiliki 140 pesawat.Untuk merealisasikan ambisi itu, Rusdi memerkirakan total investasi yang dibutuhkan mencapai sekitar USD 40 miliar-USD 50 miliar."Tahun 2027 untuk 700 pesawat anggarannya sekitar 40-50 miliar dolar," ujar Rusdi Kirana di Lion Village Komplek Pergudangan Bandara Emas, Banten.Terkait ekspansi, Rudi menegaskan, pihaknya bakal fokus melebarkan sayap ke Malaysia, Thailand, dan penjuru Indonesia. Selain itu, Grup Lion Air akan fokus memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Mampu berbicara di Eropa
Grup Lion Air menyiapkan modal hingga USD 250 juta untuk meningkatkan kualitas maskapai penerbangannya sesuai standar Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA). Dana sebesar itu bakal digunakan untuk membeli 21 simulator pesawat boeing, ATR, maupun Airbus.Direktur Utama Grup Lion Air Rusdi Kirana mengatakan, untuk mencapai standar kualitas dari EASA, pihaknya menggandeng Airbus untuk mengelola pusat pelatihan."Salah satu alasan kita kerja sama, kami mau mencoba diakui dalam dunia internasional," ujar Rusdi Kirana di Lion Village Komplek Pergudangan Bandara Emas, Banten.
Kuasai langit Australia
Tahun depan Batik Air akan membuka rute penerbangan domestik di Australia. Untuk itu, maskapai milik Grup Lion Air tersebut membuka kesempatan untuk menggandeng mitra lokal"Tahun depan ke Australia pakai Batik air. "Kita lagi cari partner dan ini bisa 100 persen kalau domestik," kata Direktur Utama Grup Lion Air Rusdi Kirana di Lion Village Komplek Pergudangan Bandara Emas, Banten.Rusdi menargetkan tahun depan penerbangan luar negeri dapat mencapai 30 persen. Meningkat ketimbang tahun ini yang hanya lima persen."Tahun depan kita akan lebih fokus ke penerbangan ke luar negeri," katanya.
Tambah sekolah penerbang
Lion Grup berencana membuka sekolah penerbangan di Bangka Belitung. Pemerintah Daerah setempat disebut-sebut telah menyiapkan lahan seluas 1000 Hektar."Kita sudah bekerja sama dengan Bupati Belitung, beliau menyediakan tanah sebesar 1.000 Ha," ujar Direktur Utama Lion Group, Rusdi Kirana, di Lion Village Kompleks Pergudangan Bandara Emas, Banten.Rusdi menyebut, saat ini Lion Grup sudah memiliki sekolah penerbangan di Cirebon dan Palangkaraya. Sekolah penerbangan ini Bangka Belitung diyakini bisa menambah pasokan pilot berkualitas bagi Lion Grup.Rusdi mengaku sudah cukup bangga dengan capaian Lion Group saat ini. Mulai dari pusat pelatihan atau training center yang dikembangkan hingga independensi lembaga yang menjadi prioritasnya.
Jadi operator bandara
Rusdi Kirana menyimpan ambisi agar pihaknya dapat ikut terlibat mengelola bandara. Hal ini tercetus jika melihat fakta bahwa wilayah Indonesia yang sangat luas dan memerlukan dukungan transportasi udara yang cukup tinggi."(Bisnis) bandara kita tertarik, dengan jumlah pesawat yang banyak, maka membutuhkan bandara yang lebih besar," ungkapnya.Hal senada juga dilontarkan oleh Direktur Utama Lion Air Rudy Lumingkewas. Menurutnya, jumlah armada Lion Air yang dimiliki saat ini membutuhkan bandara dengan kapasitas besar."Kita tertarik, kita ada keinginan untuk kelola bandara. Dengan jumlah pesawat operasi kita membutuhkan bandara, ada juga fokus di airlines luar negeri dan maintenance," ungkapnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.
Baca SelengkapnyaPenerbangan perdana Batik Air dilakukan pada 3 Mei 2013 dari Jakarta menuju Manado dan Balikpapan.
Baca SelengkapnyaMantan bos Lion Air ini menggantikan posisi waketum PKB Jazilul Fawaid yang saat ini diberi tugas oleh partai sebagai Ketua Fraksi PKB di DPR RI.
Baca SelengkapnyaWamildan Tsani Panjaitan jadi sorotan publik usai namanya mencuat sebagai salah satu calon pengganti Irfan Setiaputra sebagai dirut PT Garuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaBisnis ekspedisi bisa memiliki kelebihan tersendiri, salah satunya minim risiko.
Baca SelengkapnyaWamildan Tsani Panjaitan sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia yang baru, menggantikan Irfan Setiaputra yang menjabat sejak Januari 2020 lalu.
Baca SelengkapnyaRumor penggantian Irfan dari jabatan Dirut Garuda mencuat jelang RUPSLB 15 November 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaSurya Airways maskapai baru asal Yogyakarta Indonesia.
Baca SelengkapnyaGlenny pernah bertugas di Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI.
Baca SelengkapnyaNamun, belum ada mengenai rincian jumlah saham yang akan ditawarkan.
Baca SelengkapnyaTak hanya sukses berkarier di dunia hiburan saja, para artis cantik ini juga sukses menjadi komisaris di perusahaan ternama.
Baca SelengkapnyaAhmad Ridha Sabana aktif dalam dunia politik dan bisnis di tanah air, di antaranya melalui keterlibatannya di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pusat.
Baca Selengkapnya