Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Cara unik tangkal pelemahan Rupiah

5 Cara unik tangkal pelemahan Rupiah idr rupiah. shutterstock

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah masih menunjukkan pelemahannya beberapa minggu ini. Bahkan, Rupiah sempat menyentuh Rp 15.000 per USD pada minggu lalu.

Pemerintah mengatakan bahwa pelemahan ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti perang dagang, krisis ekonomi Argentina, dan kenaikan suku bunga The Fed.

Banyak pihak yang khawatir bahwa pelemahan Rupiah ini akan mengulang krisis ekonomi di tahun 1998. Namun, pemerintah meyakini bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih terjaga, sehingga pelemahan Rupiah saat ini tidak akan menimbulkan krisis.

Untuk menangkal pelemah Rupiah, pemerintah telah mengeluarkan berbagai strategi. Meski begitu, masyarakat pun bisa turut serta untuk membantu menguatkan nilai tukar rupiah melalui hal-hal kecil sekalipun.

Menabung

Lembaga riset global, Nielsen, mencatat kecenderungan masyarakat Indonesia lebih memilih untuk menabung di tengah kondisi pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS (USD). Dalam Survei Keyakinan Konsumen Global yang dilakukan The Conference Board dengan Nielsen, ditemukan bahwa sepanjang triwulan kedua 2018 sebanyak 66 persen responden lebih memilih untuk menabung.

"Sekarang, kalau mereka ada 'cash' (uang tunai), itu akan banyak dipakai untuk menabung," kata Managing Director Nielsen Indonesia, Agus Nurudin, seperti dikutip dari Antara dalam paparannya di Jakarta, Rabu (5/9).

Menurut Agus, ada indikasi pemahaman masyarakat Indonesia terhadap perekonomian nasional, terutama terkait melemahnya nilai tukar Rupiah. Hal itu bahkan telah terlihat mulai dari awal tahun.

"Mereka mengakui ada 'concern' (perhatian) ke situ. Masyarakat sudah menyadarinya. Sekarang dengan (nilai tukar) rupiah Rp 15.000 per Dolar AS, masyarakat mulai hati-hati 'spending' (menggunakan uangnya)," katanya.

Kurangi pembelian barang impor

Director for Investment Strategy PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat mengatakan, salah satu yang bisa dilakukan terutama bagi kaum milenial saat ini ialah mengurangi pembelian produk impor atau menekan konsumtif untuk mengikuti tren.

"Rupiah melemah karena fundamental internal kita defisit. Ini cerminan dari kita yang kurang produktif dan juga kompetitif," tuturnya di Jakarta, Kamis (6/9).

"Milenial jangan konsumtif, kurangi beli barang-barang impor, kita ini tampaknya cinta sekali Dolar, suka beli gadget-gadget terbaru. Jadi jangan selalu ikuti tren, kurangi ke luar negeri," tambah dia.

Di lain hal, porsi utang Indonesia saat ini sebaiknya tidak dinilai dari ukuran (size debt), melainkan bagaimana pemanfaatan produktivitas utang itu. "Negara berkembang seperti Brasil utangnya ini sekitar 3 kali lipat dari utang Indonesia. Rasio utang harus dilihat dari GDP. Jadi jangan salah paham sama utang. Masalah kita bukan di size utang," ujarnya.

Katanya, masyarakat seharusnya jangan memandang utang sebagai suatu hal yang negatif. Masyarakat perlu mengetahui secara struktural bagaimana utang ini bekerja.

"Orang itu pada mau lihat Rupiah menguat, padahal kalau Rupiah sampai Rp 10.000, habislah cadangan devisa kita. Ini kan nikmat sesaat. Jadi jangan negatif soal utang ini," tandasnya.

Pembelian barang impor lewat e-commerce diperketat

Bersinggungan dengan poin kedua, pemerintah juga akan memperketat masuknya barang-barang impor yang dibeli melalui situs jual beli online (e-commerce). Hal tersebut akan diatur dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag), Karyanto Suprih mengatakan, kebijakan tersebut dilakukan guna melindungi konsumen dalam negeri. Sebab selama ini banyak produk impor yang dibeli melalui e-commerce tidak memiliki kejelasan soal proses dan asal negaranya.

"Kita ingin tahu yang diperjualbelikan jelas barang apa dan dari mana. Itu untuk mengatur supaya produsen barang itu tertib dan konsumen terlindungi. Kan bisa saja sudah pesan barang, sudah dibayar, tapi barang tidak sesuai," ujar dia di kawasan Cikini, Jakarta, Pusat, Rabu (5/9).

Sebagai langkah awal, saat ini Kemendag telah meminta para pelaku e-commerce untuk mencatat setiap transaksi terutama yang barangnya berasal dari negara lain. Hal ini agar pemerintah memiliki data yang lebih akurat barang-barang impor apa saja yang banyak diperjualbelikan secara online.

Jual dolar

Menjual dolar merupakan salah satu cara untuk menguatkan Rupiah. Sebab, jika masyarakat menjual dolar maka permintaan terhadap Rupiah akan meningkat. Dengan meningkatnya permintaan, nilai tukar Rupiah juga akan menguat.

Hal ini dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menukar tabungan dolarnya ke rupiah. "Saya akan tukarkan tabungan dolar," kata Ridwan Kamil saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (7/9).

Emil berharap bahwa para pengusaha besar pun melakukan hal yang sama sebagai bukti nasionalisme. Masyarakat Jawa Barat pun dihimbau untuk memilah pembelian kebutuhan tidak melulu impor.

Selain Ridwan Kamil, Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno juga melakukan hal yang sama. Dia meyakini cara itu bisa berdampak efektif terhadap penguatan nilai tukar Rupiah.

"Saya kemarin menukarkan 30 persen dari portfolio flash saya ke Rupiah. Alhamdulillah harga sekarang Rupiah lebih jinak," ungkap Sandiaga Uno usai menjadi pembicara di seminar bertajuk 'Menjadi Pengusaha Milineal Berskala Nasional' di Sanur, Denpasar, Sabtu (8/9) malam.

Namun pendiri Saratoga Investama ini menyayangkan lantaran aksinya itu tidak diikuti banyak pengusaha dan pejabat. Dia sempat bertanya pada petugas di tempat penukaran valuta asing atau money changer.

"Kelihatannya banyak yang tidak mengikuti. Saya tanya ke pedagang money changer valuta asing. Pak, banyak tukar Rupiah ke Dolar atau Dolar ke Rupiah? Ternyata banyakan yang tukar Rupiah ke dolar," katanya.

Tunda jalan-jalan keluar negeri

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengimbau masyarakat untuk menunda perjalanan wisata atau jalan-jalan mereka ke luar negeri. Hal ini sebagai upaya membantu pemerintah menekan kebocoran devisa di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah.

Menteri Arief Yahya berharap masyarakat lebih memilih berwisata di berbagai destinasi menarik di Tanah Air. "Jadi kami harapkan kita jalan-jalan di dalam negeri saja," katanya seperti dikutip Antara di Jakarta, Jumat (7/9).

Pariwisata, kata dia, menjadi salah satu sektor yang diharapkan bisa mendorong kinerja ekonomi di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah akibat defisit transaksi berjalan.

Sektor ini menjadi salah satu di antara solusi utama lain di samping meningkatkan ekspor produk dan menekan/mensubstitusi produk impor, meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), dan menerapkan biodiesel B20 untuk mengurangi impor BBM.

"Ini justru menjadi kesempatan bagus bagi kita untuk lebih mengeksplore Indonesia pada saat ini sekaligus meningkatkan nasionalisme kita agar tidak banyak dolar keluar," katanya. (mdk/azz)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Masyarakat Bisa Bantu Nilai Tukar Rupiah Menguat, Cara Ini Bisa Dilakukan
Masyarakat Bisa Bantu Nilai Tukar Rupiah Menguat, Cara Ini Bisa Dilakukan

Cara sederhana jika dilakukan secara masif akan sangat membantu nilai tukar rupiah ke level terbaik.

Baca Selengkapnya
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain

DPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Menguat, DPR: Fundamental Ekonomi Kita Kuat
Rupiah Terus Menguat, DPR: Fundamental Ekonomi Kita Kuat

Puteri mengatakan, penguatan ini menjadi sinyal positif dan harus terus dijaga

Baca Selengkapnya
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan

Kusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah

Pelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.

Baca Selengkapnya
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok

Menko Airlangga membeberkan biang kerok Rupiah anjlok beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Rupiah Mulai Menguat, Begini Saran Anggota DPR
Rupiah Mulai Menguat, Begini Saran Anggota DPR

Nilai tukar rupiah terus menguat dalam dua hari terakhir

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia

Begini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah

Menyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Baca Selengkapnya
3 Jenis Investasi yang Bisa Kamu Coba Saat Rupiah Anjlok, Cocok  Untuk Pemula
3 Jenis Investasi yang Bisa Kamu Coba Saat Rupiah Anjlok, Cocok Untuk Pemula

Kesempatan berinvestasi bisa dilakukan kapan saja termasuk saat nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS anjlok.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Kuat Dibanding Filipina Hingga India
Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Kuat Dibanding Filipina Hingga India

Nilai tukar rupiah pada Juli 2023 menguat 3,63 persen point-to-point (ptp) secara year-to-date (ytd), lebih kuat dibandingkan Filipina, India, dan Thailand.

Baca Selengkapnya