5 Cerita barter produk Indonesia dengan negara lain
Merdeka.com - Sistem barter merupakan metode kuno dalam sistem perdagangan di dunia. Pola transaksi itu dikenal jauh sebelum ada yang namanya uang sebagai alat tukar.
Penerapan sistem barter sangat sederhana. Cukup menukar satu barang dengan barang yang dimiliki orang lain. Tentunya setelah terjadi kesepakatan antar kedua belah pihak. Namun, sistem kuno ini sudah lama ditinggalkan dan punah seiring dengan penemuan uang sebagai alat pembayaran.
Bicara soal sistem perdagangan, di era modern yang semakin maju, sistem perdagangan pun semakin berkembang. Namun siapa sangka jika sistem barter masih diberlakukan dalam perdagangan produk antar negara. Indonesia termasuk yang menjalankan sistem perdagangan kuno ini dengan dalih agar tercipta keseimbangan dan keadilan.
-
Apa target perdagangan Indonesia dan Selandia Baru? “Indonesia dan Selandia Baru memiliki target nilai perdagangan sebesar NZD 4 miliar pada 2024. Saya optimistis target tersebut dapat tercapai karena tren nilai perdagangan kedua negara selalu tercatat tumbuh positif,“ kata Mendag Zulkifli Hasan.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa saja bidang kerja sama Indonesia-Malaysia? Dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi, Malaysia merupakan partner perdagangan terbesar kedua Indonesia, dengan jumlah investasi ke-5 di tahun 2022 di ASEAN.
-
Apa kerja sama utama yang dibahas dalam forum bisnis Indonesia-Tiongkok? 'Tiongkok menjadi sangat penting bagi Indonesia karena menjadi investor terbesar nomor 2 dan mitra dagang nomor 1. Diharapkan kerja sama akan terus ditingkatkan untuk kemajuan kedua negara,'
-
Bagaimana kemendag meningkatkan hubungan dagang antar negara? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
Sistem barter seperti ini masuk dalam konsep Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA). Konsep ini yang tengah gencar diperjuangkan Indonesia lantaran dinilai lebih sehat dan tidak merugikan kepentingan nasional. Dalam perdagangan antar negara atau antar wilayah, Indonesia menginginkan adanya konsep keadilan. Intinya, produk Indonesia jangan dipersulit masuk ke negara mitra dagang jika produk mereka ingin diekspor ke Tanah Air.
Dalam penerapannya, produk negara lain bebas masuk ke Indonesia dengan syarat produk Indonesia juga boleh masuk ke negara tersebut. Dalam pembicaraan kerja sama perdagangan bilateral, Indonesia menawarkan produk andalannya untuk masuk ke negara mitra dagang.
Belum lama ini, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, untuk kerja sama perdagangan diperlukan kehati-hatian dari sisi Indonesia.
CEPA diklaim lebih baik dibandingkan free trade agreement atau perdagangan bebas. "Kalau free trade saja, saya tidak setuju karena bisa menimbulkan defisit. Sedangkan untuk CEPA, jauh lebih baik," ujar Hatta Rajasa beberapa waktu lalu.
Dalam konteks perdagangan bebas dan penerapan sistem barter produk antar negara, ada kesepakatan pertukaran produk Indonesia dengan negara lain. Merdeka.com mencoba merangkumnya. Berikut paparannya:
Ikan dibarter beras Thailand
Pemerintah Indonesia dan pemerintah Thailand memiliki rencana saling tukar menukar atau barter komoditi pangan masing-masing. Indonesia menawarkan ikan, sementara Thailand menyiapkan beras.
Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung mengungkapkan, rencana tersebut tidak menjadi persoalan.
"Kalau barter itu dilakukan dari segi neraca perdagangan, jadi kalau kita ekspor ikan ke sana dan kita impor beras ya tidak masalah," ungkap Saut di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Juli lalu.
Pemerintah tidak mempersoalkan barter ikan dan beras, selama bukan memberikan akses untuk penangkapan. Pemerintah menutup akses bagi Thailand menangkap ikan di Indonesia. "Yang jadi masalah kalau Thailand minta akses untuk penangkapan," ujar Saut.
Sawit dibarter mobil Jerman
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyambut baik rencana kerja sama ekonomi Indonesia-Jerman yang digagas tahun ini. Bila terwujud, maka beberapa produk ekspor unggulan seperti minyak sawit mentah (CPO) bisa lebih leluasa masuk pasar Eropa.
Ketua Apindo Sofjan Wanandi menyatakan posisi Jerman strategis lantaran menjadi kekuatan ekonomi nomor satu di Eropa saat ini. "Jerman masuk bawa negara-negara Eropa lain, karena mereka lokomotif Eropa itu sendiri. Kalau ekspor ke sana, kita punya basis mengirim kelapa sawit diproses menjadi sabun dan macam-macam," ujarnya beberapa waktu lalu.
Sebagai ganti, Indonesia membuka peluang Jerman ingin memperbanyak investasi padat modal sektor otomotif teknologi ke Tanah Air. Dia pun meminta pemerintah akomodatif karena investasi semacam itu tidak akan terhalang isu upah buruh.
"Investasi (Jerman) ke sini proyek-proyeknya agak besar. Yang mau masuk bangsa pabrik mobil Volkswagen, Ferosthal, perusahaan-perusahaan UKM di sana juga ingin masuk ke sini. Saya dengar mereka juga ingin kerja sama bidang perkapalan," ungkap Sofjan.
Sawit dibarter batu bara dan teknologi India
Selepas kunjungan Perdana Menteri India, Manmohan Singh ke Istana Negara, Jakarta, beberapa waktu lalu, ditandatangani perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA). Isinya tak hanya mencakup liberalisasi beberapa sektor dan komoditas perdagangan, melainkan juga proses alih teknologi.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menjadi tim perunding CEPA dengan India. Dia mengatakan, Indonesia akan mengusahakan supaya produk unggulan bisa lebih mudah diekspor ke Negeri Sungai Gangga tersebut.
"Kita upayakan mulai negosiasi CECA antara Indonesia dan India secara bilateral. Kelapa sawit, batu bara, sumber daya alam, juga furniture sudah mulai banyak di sana," ujar Gita beberapa waktu lalu.
Sebaliknya, India sangat kuat dalam sektor teknologi, mulai dari perangkat lunak dan produk elektronik. Karenanya, CEPA dirancang untuk tak sekadar menggarap aspek perdagangan.
"Industri yang berteknologi, mereka cukup kuat selama ini. Justru kita pengen dalam CECA ini semangat alih teknologinya," kata Gita.
Melalui perjanjian ini, diharapkan nilai perdagangan kedua negara bisa mencapai USD 25 miliar (setara Rp 284 triliun) pada 2025. Implikasi dari CECA lainnya, adalah pertemuan tingkat menteri setiap tahun dalam joint commision, buat merumuskan langkah strategis mencapai target.
Masakan padang dengan minyak Nigeria
Kementerian Perdagangan menawarkan perjanjian kerja sama ekonomi terbatas dengan Nigeria. Negara Afrika itu merupakan salah satu eksportir minyak untuk kebutuhan bahan bakar Indonesia, selain Arab Saudi dan Iran.
Besarnya impor minyak dari negara tersebut, bikin neraca perdagangan dari sisi Indonesia melempem. Tahun lalu, defisit dagang dengan Nigeria mencapai USD 1 miliar. Sebab ekspor dari Indonesia ke Nigeria hanya mencapai USD 500 juta.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Gusmardi Bustami mengatakan pihaknya mengupayakan agar negara kawasan Afrika Barat itu bersedia membuka pasar bagi produk unggulan Tanah Air, misalnya masakan padang, tekstil, dan alas kaki.
Gusmardi menyatakan beberapa produk Indonesia, khususnya nasi padang, digemari warga Nigeria. "(Warga Nigeria) sangat senang dengan restoran Padang. Secara kultur kita dekat, tinggal bagaimana menggali ini untuk meningkatkan hubungan ke depan," ujarnya di kantornya, akhir pekan ini.?
Bila kerja sama itu bisa terlaksana, maka kebijakan Nigeria yang melarang ratusan produk Indonesia masuk dapat dicabut. Saat ini, Kemendag mencatat lebih dari 200 barang buatan Tanah Air dilarang masuk ke pasar negara kaya minyak ini lantaran berpotensi mengalahkan produk dalam negeri mereka yang serupa, terutama tekstil.
Kemendag mengklaim Nigeria mulai melunak dan mengizinkan pembuatan draf awal perjanjian kerja sama itu. Formatnya adalah preferential trade agreement (PTA), yaitu beberapa produk Indonesia atau Nigeria dikenai bea masuk di bawah 20 persen. Kebijakan ini akan menguntungkan produk tekstil, sepatu olah raga, farmasi, alas kaki, dan kerajinan Indonesia yang selama ini sepenuhnya dilarang masuk.
Ikan dibarter kapas dari Turki
Perdagangan antara Indonesia dan Turki dianggap belum maksimal. Padahal banyak potensi bisnis yang dapat digarap kedua negara.
Perwakilan Kamar Dagang dan Industri Turki (TUSKON) Osman Hakan Cepken menyatakan banyak pengusaha dari negaranya yang berminat menanamkan modal di Indonesia. Dia juga melihat banyak peluang bagi pelaku usaha Tanah Air mengekspor produk-produk ke negaranya.
"Buat saya sangat banyak kesempatan bisnis yang dapat ditingkatkan, Indonesia kaya sumber daya alam, selain minyak dan gas, sektor bisnis yang potensial bagi pengusaha Indonesia adalah ekspor produk perikanan," ujarnya kepada merdeka.com dalam pertemuan delegasi bisnis Turki-Indonesia, di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (19/2).
Perwakilan pengusaha Indonesia Rudy Pesik, di lain pihak, menyebut Turki sangat potensial sebagai pasar minyak sawit mentah (CPO), kakao, dan kopi. Dia mengaku baru saja membuka toko kopi di Istanbul dan sukses besar. Selain itu, dia melihat industri garmen Tanah Air perlu melirik Turki sebagai salah satu produsen kapas terbesar di dunia.
Baca juga: Sinyal ponsel ilegal belum diblokir karena takut dampak sosial Indonesia impor jagung buat makanan ternak Sapi Selandia Baru ditukar buah-buahan Indonesia Proteksi pada hak kekayaan intelektual dorong ekspor nasional Ekspor buah Indonesia bertumpu pada 4 komoditas (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Luhut menegaskan bahwa China adalah salah satu mitra komprehensif strategis terpenting Indonesia dalam hal perdagangan dan investasi.
Baca SelengkapnyaDalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaLuhut mempersilakan investor asing masuk Indonesia untuk terlibat dalam program transisi energi.
Baca SelengkapnyaMeski tak ada hubungan diplomatik, Indonesia tetap memiliki transaksi perdagangan dengan Israel.
Baca SelengkapnyaTransaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.
Baca SelengkapnyaBerkembangnya hilirisasi Indonesia bikin China-Eropa ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaSembilan negara tambahan yang menjadi mitra baru BRICS.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnya"Ini juga menyangkut UMKM, karena mereka juga minta tekstil, kelapa sawit dan macam-macam untuk diekspor ke mereka," kata Luhut.
Baca SelengkapnyaDua negara tersebut tengah bersekutu untuk segera merampungkan pembangunan Special Economic Zone (SEZ) di kawasan Johor, Malaysia Selatan.
Baca SelengkapnyaMenperin Agus Gumiwang Kartasasmita mewaspadai negara-negara lain yang mengincar pasar konsumen muslim Indonesia untuk memasarkan produk halal mereka.
Baca Selengkapnya