5 Fakta anyar kereta sedang Jakarta-Surabaya digarap Jepang di 2017
Merdeka.com - Belum selesai pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, pemerintah Jokowi-JK segera akan membangun kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Kecepatan kedua kereta ini berbeda dan kemungkinan penggarap proyek juga berbeda. Kereta cepat Jakarta-Bandung digarap China, sedangkan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya kemungkinan digarap Jepang.
Rencana pembangunan proyek ini kembali menguat usai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan berkunjung ke Jepang. Luhut berharap, pihak Jepang bisa mengerjakan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Hal ini diucapkan Luhut saat bertemu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
"Kami sudah menyampaikan surat resmi kepada Pemerintah Jepang untuk dapat mengerjakan proyek ini. Secara pribadi saya yakin teknologi Jepang tepat untuk proyek ini," kata Luhut saat diwawancara wartawan Jepang seperti ditulis dalam keterangannya, Jumat (7/10).
-
Bagaimana konstruksi jembatan Kali Kuto di tol Semarang-Batang? Jembatan itu merupakan jembatan pertama yang strukturnya dirakit secara langsung di lokasi pemasangan.
-
Siapa yang membangun LRT Jakarta Fase 1B? BUMD Provinsi DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menyatakan LRT Jakarta Fase 1 B Veledrom-Manggarai yang progresnya mencapai 26,6 persen pada akhir Agustus, siap untuk menjalani uji lintasan pada akhir September.
-
Siapa yang memproduksi Kereta Cepat Jakarta Bandung? Adapun kereta yang digunakan adalah produksi dari China, yakni CR400AF.
-
Bagaimana pembangunan jembatan ini dilakukan? “Pembangunan ini akan menambah akses jembatan baru, sehingga menjadi dua akses jembatan. Selain itu, akan dilakukan diperkuat jembatan eksisting yang sudah ada,“ jelas Gubernur Andi.
-
Siapa yang membangun Jalur Kereta Api Purwokerto-Wonosobo? Jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo pertama kali dibangun oleh perusahaan kereta api Belanda Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) antara tahun 1896-1917.
-
Kenapa pembangunan jembatan ini dilakukan? Hadirnya pembangunan jembatan ini menjadi keluhan masyarakat karena kondisi sering terjadi kemacetan parah di jembatan ini.
Menurut Luhut, pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan menggunakan jalur yang ada saat ini. Namun, jalurnya akan diubah dengan opsi elevated (melayang) atau bawah tanah.
"Untuk KA cepat, menggunakan yang ada sekarang, bantalan diperkuat, kemudian perlintasan dibuat di bawah atau di atas sehingga tidak ada palang pintu yang menimbulkan korban," ujar Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (11/10).
Dia menyebutkan, jalur KA Jakarta-Surabaya saat ini terdapat 1.000 titik perlintasan. Luhut berharap survei bersama pihak Jepang dan Indonesia dapat dikerjakan pada kuartal I-2017.
"Kereta semi cepat Jakarta-Surabaya 200 km per jam ini punya impact ekonomi yang luar biasa," katanya. Nilai investasi proyek tersebut cukup besar yakni mencapai sekitar USD 2,5-3 miliar.
Lalu, bagaimana nasib kereta semi cepat Jakarta-Surabaya ini sekarang? Berikut uraiannya seperti dirangkum merdeka.com.
Bebas lintasan sebidang
Japan Bank for International Corporation (JBIC) berencana untuk menambah pembiayaan USD 90 miliar atau setara Rp 1.171 triliun untuk sejumlah proyek di Indonesia. Salah satu yang akan dibiayai ialah proyek kereta sedang Jakarta- Surabaya.
CEO JBIC, Takashi Maeda, meminta pemerintah Indonesia dapat segera menyelesaikan studi kelayakan dari proyek tersebut. Pemerintah diminta memperhatikan sejumlah aspek dalam studi kelayakan seperti jalur kereta sedang tidak boleh melewati perlintasan sebidang.
"Kami juga baru mengetahui jalurnya memanfaatkan yang ada dan perlu direhabilitasi," ujar Takashi di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (20/10).
Takashi menambahkan, jika pemerintah ingin menggunakan jalur yang sudah ada, maka diperlukan solusi agar perlintasan tidak terganggu dengan arus lalu lintas darat lain.
"Kereta cepat tidak boleh ada persimpangan dengan kendaraan, maka bagaimana cara mengubah jalur yang sudah ada. Harus ada studi kelayakan," ucapnya.
Takashi melanjutkan, kecepatan kereta sedang Jakarta-Surabaya nantinya hanya di kisaran 180-200 kilometer (Km) per jam. "Kereta cepat tidak secapat seperti yang diberitakan kalau kecepatannya 320 Km per jam," ungkapnya.
Kemenhub dan BPPT dapat tugas lakukan studi kelaikan
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan telah meminta Kementerian Perhubungan dan BPPT untuk melakukan feasibility study atau studi kelayakan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.
"Iya, Kalau FS-nya kerja sama dengan BPPT, Kalau FS kita targetkan dalam waktu 6 bulan ini selesai. Nanti kalau sudah kerja sama, hasilnya keluar," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenhub, Agus Santoso di Jakarta, Jumat (4/11). Saat itu, pemerintah belum menentukan siapa yang akan membangunnya.
Proyek kereta dengan kecepatan 180-200 km per jam ini masih terus dikaji. Pemerintah belum memutuskan siapa investor yang akan menggarap mega proyek ini.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pernah mengatakan, idak hanya Jepang yang tertarik untuk membangun proyek ini, namun ada beberapa negara yang juga tertarik menjadi investor.
"(Investor) maunya kasih ke siapa? Jepang tertarik, Rusia tertarik, China tertarik, Prancis juga tertarik," ujar Budi di kantornya, Jakarta, Senin (31/10).
Pembangunan kereta dihambat Pemda
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi menyebut, banyak proyek di Tanah Air yang masih tertunda, salah satunya pelabuhan Patimban dan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.
"Kita bicarakan soal proyek yang tertunda, misalnya, Pelabuhan Patimban, kemudian proyek kereta api semi cepat," ujarnya di Jakarta, Jumat (4/11).
Menurutnya, proyek Patimban saat ini tengah dalam penyelesaian permasalahan teknis. Sementara, kereta semi cepat masih harus dikoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan.
Sofjan menegaskan kedua proyek tersebut masih terkendala di pemerintah daerah. Untuk itu, nantinya pemerintah masih akan berkoordinasi terlebih dahulu. "Kalau di Patimban kan lebih sedikit, kalau kereta api kan banyak sampai Surabaya," tuturnya.
Dia menambahkan permasalahan tata ruang untuk proyek-proyek tersebut harus segera diselesaikan. Alasannya, Presiden Jokowi ingin proyek infrastruktur digenjot secepatnya.
"Kita dari istana ingin tahu perkembangan proyek ini," pungkasnya.
Feasibility study pakai dana APBN
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, feasibility study (studi kelayakan) proyek kereta sedang Jakarta-Surabaya akan menggunakan anggaran pemerintah melalui APBN. Luhut menargetkan, dalam 6 bulan ke depan studi tersebut telah selesai.
"Kereta semi cepat Jakarta-Surabaya FS bisa segera tahun depan BPPT plus Jepang, pendanaannya dari kita. Nah berapa lama, kita harap enam bulan. Ada tikungan yang perlu diluruskan," ujarnya di Gedung BPPT I, Jakarta, Jumat (11/11).
Meski demikian, Menteri PPN atau Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro terlebih dulu akan menghitung secara pasti dana yang akan dihabiskan, dan apakah dana untuk uji kelayakan ini benar menggunakan dana pemerintah atau swasta.
"Pendanaannya, Pak Bambang memberikan alternatif, apakah B-to-B (swasta), apakah G-to-G (pemerintah), ini kan 10 tahun grace period pembiayaan 40 tahun. Pak Bambang sedang exercise," jelas dia.
Dalam 1 bulan ke depan, Luhut akan memutuskan skema mana yang diambil pemerintah. Setelah itu, dia akan menemui pihak Jepang untuk tahap finalisasi.
"Tanggal 25 seperti hari ini kita akan putuskan. Nanti minggu pertama Desember sudah terkumpul, minggu kedua Desember ketemu pihak Jepang selesaikan masalah itu," tandas dia.
Kereta sedang Jakarta-Surabaya dibangun Jepang 2017
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan mulai dikerjakan pada akhir 2017 mendatang. Diharapkan pada berakhirnya masa jabatan presiden Joko Widodo proyek tersebut sudah bisa di operasikan.
Selain itu, Luhut memberi sinyal bahwa proyek ini akan dikerjakan oleh konsorsium Jepang. "Kita berharap itu bisa mulai ya mungkin akhir tahun depan, itu bisa selesai 2019 akhir. Dua tahun sih," ujarnya di Gedung BPPT I, Jakarta, Jumat (11/11).
Proyek kereta semi cepat disebut akan menciptakan lapangan kerja hingga ratusan ribu. Tidak hanya itu, kawasan industri yang melintasi jalur tersebut juga akan merasakan dampaknya.
"Itu kan doble track, dampak ekonomi nya juga baik. Underpassnya bisa 888. Itu bisa menciptakan lapangan kerja sampai ratusan ribu. Dampak ekonominya juga luas, nanti ada exit ke industrial baru," tandasnya.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah mendahulukan Jepang dalam proyek kereta semi-cepat Jakarta-Surabaya.
"Jepang mendapatkan preferensi (didahulukan atau lebih disukai)," kata Budi.
Meski mendapat preferensi, mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu mengaku Jepang tetap harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan pemerintah. Pemerintah akan menyelesaikan rencana proyek untuk kemudian dibahas dengan Jepang dalam beberapa waktu mendatang.
Sementara itu, Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro menuturkan pemerintah masih mengkaji skema pembiayaan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.
"Masih dibicarakan apakah skemanya pinjaman biasa, proyek pemerintah atau ada keterlibatan swasta," katanya.
ÂÂ
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
jika Kereta Cepat Jakarta Surabaya dibangun, rutenya akan melewati KCJB terlebih dahulu.
Baca SelengkapnyaArahan itu diberikan saat Jokowi menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dari Stasiun Halim ke Stasiun Tegalluar.
Baca SelengkapnyaStudi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Tak Bisa Rampung Tahun Ini, Jadi PR Kabinet Prabowo-Gibran?
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, setelah studi dari pemrakarsa selesai, akan dilanjutkan studi dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaProyek kereta cepat sampai Surabaya dimungkinkan baru terealisasi pada periode pemerintahan berikutnya.
Baca SelengkapnyaDwiyana melanjutkan, hingga saat ini juga belum ada tahap studi kelayakan.
Baca SelengkapnyaWantimpres akan membersamai Presiden Jokowi untuk memastikan langkah-langkah terobosan seperti ini.
Baca Selengkapnya"Ini untuk Jawa bagian Selatan. Kalau Jawa utara kan sudah jalan tol. Buat menumbuhkan titik-titik ekonomi baru."
Baca SelengkapnyaOperasional jalur LRT tersebut termasuk jalur menuju Stasiun Halim sebagai transportasi pengumpan atau feeder bagi kereta cepat Jakarta - Bandung.
Baca SelengkapnyaMenko AHY tidak menjawab secara gamblang terkait kelanjutan pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Surabaya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menegaskan agar pemerintah tidak alergi terhadap berbagai macam kritik
Baca SelengkapnyaWakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo meyakini, persiapan jelang operasional tersebut sudah sesuai skenario.
Baca Selengkapnya