5 Fakta di Balik Jatuhnya Pesawat Lion Air JT610 Usai Blackbox Ditemukan
Merdeka.com - Januari lalu, TNI AL berhasil menemukan blackbox pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT610 yang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat. Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) membeberkan hasil investigasi sementara terkait jatuhnya pesawat Lion Air itu.
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan setidaknya ada beberapa masalah selama penerbangan sebelum pada akhirnya pesawat Lion Air PK-LQP itu jatuh.
Dilansir dari NBC News, dalam dua menit pertama terungkap kopilot Harvino menyampaikan adanya masalah kendali penerbangan (flight control problem) kepada air traffic control.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa nama pesawat yang dibajak? Kronologi Pembajakan Pesawat jenis Vicker Viscount bermesin empat dengan registrasi PK-MVM 'Merauke' ini akan menempuh perjalanan udara menuju Makassar, dilanjutkan ke Surabaya dan berakhir di Jakarta.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
Harvino tidak menjelaskan secara spesifik masalahnya, tetapi seorang sumber berkata kecepatan udara (airspeed) disebutkan dalam rekaman. Sumber lain menyebut indikator menunjukkan masalah di display kapten, bukan di display kopilot.
Menurut tiga sumber tersebut, pilot dan kopilot Lion Air JT 610 tetap bersikap tenang selama hampir seluruh waktu penerbangan. Menjelang akhir, Kapten Bhavye Suneja meminta kopilot untuk memeriksa handbook yang memiliki daftar mengenai kejadian abnormal.
Sistem komputer pesawat Lion Air JT-610 disebut mendeteksi terjadinya stall (aliran angin di sayap pesawat terlalu lemah untuk menerbangkan pesawat). Kapten pesawat berusaha terus menaikkan pesawat tetapi komputer malah tetap mendeteksi stall dan terus mendorong hidung pesawat ke arah bawah.
Pihak investigator sedang menyelidiki faktor-faktor seperti mengapa komputer memerintahkan pesawat untuk menukik atas respons sensor yang faulty, dan juga terkait apakah para pilot telah menjalani pelatihan mumpuni untuk merespons keadaan darurat.
KNKT kemarin juga melakukan jumpa pers terkait jatuhnya pesawat Lion Air dan mengungkap sejumlah fakta. Berikut rangkumannya.
Sempat Terdengar Takbir Pilot Sebelum Jatuh
Black box pesawat Lion Air JT 610 telah ditemukan di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berhasil mengunduh dan membaca data dari black box milik pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
Dilansir NBC News, sempat terdengar kata takbir dari pilot pesawat sebelum jatuh. Pada menit-menit akhir, kapten Bhavye Suneja yang berasal dari India tidak bersuara, sementara first officer (kopilot) asal Indonesia, Harvino, terdengar bertakbir.
Kepala Subkomite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, membantah kabar tersebut. Dia mengakui memang ada media asing yang mewawancarainya soal isi CVR Lion Air JT 610 itu.
"Saya tidak tahu. Saya tidak bilang ada Allahuakbar," kata dia.
Pilot Mulai Panik 20 Detik Sebelum Pesawat Terhempas
Kepala Subkomite Kecelakaan Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Nurcahyo Utomo, mengatakan bahwa pilot Lion Air JT 610 sempat mengalami kepanikan sebelum jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Oktober 2018 lalu. Kepanikan terjadi sekitar 20 detik sebelum pesawat nahas tersebut terhempas ke perairan."Saya bilang di situ ada kepanikan. Kemungkinan mereka melihat bahwa kondisi pesawat sudah tidak bisa di-recover," kata dia, saat ditemui, di Kantor KNKT."Kira-kira 20 detik terakhir (sebelum pesawat jatuh)," ujar dia.
Hasil Investigasi Siap Diumumkan Agustus
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menjanjikan akan segera merampungkan proses penyelidikan terkait jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610, di Perairan Karawang, Jawa Barat, Oktober 2018. Hasil investigasi ditargetkan akan diumumkan pada Agustus 2019."Terkait seluruh hasil investigasi ini akan disampaikan oleh KNKT pada final report yang dijadwalkan akan dipublikasikan pada bulan Agustus atau September 2019," kata Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono.
Data Terkumpul Hingga Hari ini Telah 90 Persen
Ketua Subkomite Investigasi KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan 90 persen data yang diperlukan dalam proses investigasi."Kita kumpulkan tim dan bicarakan arah analisa. Sekarang tim bagi tugas apa kerjakan apa. Kalau perlu data tambahan akan diisi. Kalau diperlukan ditulis akan jadi draft laporan lalu kirim ke AS, Ditjen Perhubungan Udara, Lion Air, minta tanggapan dari data draft ada yang salah tidak," jelas dia.Proses pemberian tanggapan masih berlangsung selama dua bulan ke depan dan diharapkan akan rampung di Juni. "Masa pemberian tanggapan 2 bulan. Juni harapannya selesai draft. Agustus sampaikan hasil Lion Air," tandasnya.
KNKT Ungkap Ada Pilot Ketiga
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengakui adanya pilot ketiga dalam penerbangan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 043, rute Denpasar- Jakarta. Penerbangan dengan rute Denpasar-Jakarta tersebut merupakan penerbangan terakhir Boeing 737 Max 8 dengan nomor PK-LQP sebelum mengalami kecelakaan sehari setelahnya saat menempuh rute Jakarta-Tanjung Pinang."Pada penerbangan JT 043 dari Denpasar ke Jakarta yang mengalami gangguan setelah digantinya Angle of Attack sensor, KNKT menyampaikan bahwa benar ada pilot lain yang berada di cockpit pada penerbangan itu. Pilot ini adalah pilot yang telah selesai menjalankan tugas terbang dan akan kembali ke Jakarta," kata Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono.
Â
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca SelengkapnyaFaktanya, pesawat itu milik maskapai Lion Air PK-LRU yang tergelincir di Bandara Morowali, pada 11 Mei 2023. Bukan di Karawang.
Baca SelengkapnyaSyarif mengatakan, alutsista memang menjadi perhatian Komisi I DPR.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaDua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara jatuh di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru, Pasuruan.
Baca Selengkapnyakecelakaan pesawat latih Tecnam P20006T yang jatuh di lapangan Sunburst BSD, Tangerang Selatan menewaskan 3 orang.
Baca SelengkapnyaPesawat Smart Air dengan nomor penerbangan PK-SNN mengalami kecelakaan sehingga jatuh di kawasan Bukit Narif Krayan Tengah
Baca SelengkapnyaMengenai kronologi kecelakaan, otoritas di Kementerian Perhubungan masih mengumpulkan informasi mengenai kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaPesawat milik TNI bernomor ekor TT 3103 ditemukan warga terjatuh di Pasuruan Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaAde Ary mengatakan pemeriksaan terhadap pengelola Indonesia Flying Club ditujukan untuk mengetahui lebih detail.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut jenis pesawat jatuh di kawasan BSD tersebut PK-IFP.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui kondisi pilot dan jumlah penumpang pesawat tersebut.
Baca Selengkapnya