Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Fakta dibalik geliat UKM dalam bisnis online

5 Fakta dibalik geliat UKM dalam bisnis online Pengrajin Batik Cirebon. ©Portrait of Indonesia

Merdeka.com - Kontribusi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhadap perekonomian nasional sangat besar. Sektor UMKM menyumbang 60 persen terhadap perekonomian Indonesia. Sisanya atau 40 persen berasal dari korporasi besar yang menjalankan usahanya di Indonesia.

"Jadi kita jangan main-main dengan UMKM. Bahkan, penyerapan tenaga kerja hampir 91 persen di sektor usaha kecil," ujar staf ahli Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Destry Damayanti dalam acara microfinance forum di Hotel JS Luwansa, Jakarta.

Dengan besarnya peran terhadap perekonomian nasional, sektor UMKM perlu diperkuat. Salah satu caranya dengan meningkatkan jumlah pelaku usaha mikro dan menengah.

Orang lain juga bertanya?

Sampai saat ini jumlah pelaku usaha mikro dan menengah di Indonesia masih sangat minim, hanya 1,6 persen dari populasi rakyat Indonesia. "Negara berkembang umumnya memiliki pelaku usaha mikro itu 2 persen," ucap dia.

Taiwan punya cerita sukses dalam pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM), khususnya di kalangan anak muda. Karenanya, dalam pertemuan APEC Business Advisory Council (ABAC) bersama pengusaha se-Asia Pasifik, kalangan dunia usaha nasional akan mengusulkan agar pemerintah bisa menduplikasi langkah-langkah Taiwan.

Perwakilan ABAC Erwin Aksa mengatakan, di Taipei yang tak lain adalah Ibu Kota Taiwan, ada pusat percepatan pengusaha pemula. Lewat lembaga itu, setiap orang yang ingin menjadi UKM diperkenalkan pada teknologi, memanfaatkan Internet untuk pemasaran, hingga paket akses mencari kredit perbankan.

"Kiblat kita di Taipei diluncurkan akselerator center pusat percepatan pengusaha pemula. Di sana itu, ada platform teknologi dan pemasaran, sampai kredit, yang disebut all in one commerce marketing," ujarnya.

Di Taiwan, format penggabungan teknologi dan pembiayaan bank itu berhasil menggenjot produktivitas UKM masing-masing negara. Orang yang baru memulai usaha bisa fokus mengembangkan kualitas produk atau layanan jasa mereka, tanpa harus pusing memasarkan atau mencari pinjaman buat meningkatkan kapasitas usaha.

"Di sana transaksi UKM sudah mencapai USD 200 miliar, menggunakan format all in one commerce marketing," kata Erwin.

Di Indonesia, penetrasi UKM dalam bisnis online masih sangat kecil. Padahal, cara ini dipercaya ampuh dalam meningkatkan daya saing menjelang pasar bebas ASEAN.

Berikut merdeka.com mencoba merangkum fakta di balik geliat pengusaha kecil dalam bisnis online Indonesia.

Produk UKM Indonesia tak kalah dari milik negara lain di dunia

Teknologi dan internet kini membuat masyarakat tidak perlu beranjak dari kursinya untuk berbelanja. Namun, pengusaha kecil atau usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) lokal belum memanfaatkan hal ini untuk menggenjot penjualannya.Padahal, menurut Merchant Acquiring Executive Blibli.com Ruth Eveline, produk dalam negeri tidak kalah dibandingkan produk serupa dari Korea atau China. Ruth menyayangkan jika masyarakat lebih memilih membeli barang-barang dari Korea atau China.Maka situs jual beli seperti miliknya dapat menjadi solusi para pengusaha kecil untuk memperluas pangsa pasarnya. Situs jual beli juga menjadi solusi menekan biaya penjualan seperti menyewa kios di pasar atau mall yang cukup mahal."Jadi e-commerce ini untuk menjembatani antara UMKM kepada masyarakat. Jadi konsep Blibli.com ini mall online, semua barang ada di sini. Terutama barang-barang UMKM, walaupun masih ada barang yang lain juga," jelasnya.

Kepercayaan jadi batu sandungan pengembangan produk UKM lewat online

Pemasaran produk usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) sudah mulai merambah media online. Internet diyakini menjadi solusi pengusaha kecil untuk menggenjot kinerja penjualannya.Namun, Merchant Acquiring Executive Blibli.com Ruth Eveline mengatakan, belum banyak pengusaha ingin menjual barangnya melalui online. Bahkan, para pengusaha kecil ini juga tidak percaya dengan situs jual beli barang."Permasalahannya adalah trust atau kepercayaan. Untuk itu solusinya kami juga buat kegiatan offline. Tujuannya untuk mengambil kepercayaan UMKM dan pembelian," ujarnya di Expo dan Seminar UKM ScaleUp, Plaza Bapindo, Jakarta.Kegiatan ini juga dilakukan untuk memberikan kepercayaan kepada pembeli mengenai barang yang dijual. Sehingga tidak ada lagi keraguan akan produk-produk yang diperdagangkan melalui situs jual beli atau web."Kami sih melihat ingin ngebangun. Kalau belanja di online itu amankah? Asli kah?Makanya kami perlu membangun komitmen itu," jelas Ruth.

Pengsusaha UKM lebih percaya promosi kuno

Salah satu pengusaha UKM pakaian muslim Mardiah Farida mengikuti seminar di Expo dan Seminar UKM ScaleUp, Plaza Bapindo, Jakarta, Sabtu (30/5). Dia mengungkapkan, tantangan terbesar bagi UKM adalah pemasaran.Farida mengatakan, sudah menjalani bisnis jual beli pakaian muslim sekitar 10 tahun. Namun, pangsa pasarnya sulit berkembang.Perkembangan pasarnya masih berkisar teman-teman kerja dan tetangga yang tinggal di sekitar rumahnya. Sehingga dia lebih mengandalkan promosi dari mulut ke mulut."Saya kalau jualan biasa lewat facebook atau blackberry aja. Kios juga ada. Tapi emang sih pelanggannya masih kebanyakan dari teman sendiri," ungkapnya‎.Mengenai penjualan menggunakan situs jual beli online, Farida mengaku tidak terlalu percaya. Sebab, kebingungan dengan sistem transaksi dan pengiriman barang membuatnya memilih cara lama."Takut ribet mas. Mending biasa aja. Tinggal BBM pilih barang yang mana terus transfer. Besoknya saya tinggal kirim," ujarnya.

Peran pemerintah masih minim menggenjot penetrasi internet

Merchant Acquiring Executive Blibli.com Ruth Eveline berharap pemerintah dapat melakukan penyuluhan kepada UMKM untuk menjual barang mereka melalui internet. Tentunya ini harus diimbangi dengan pembangunan infrastruktur internet yang memadai."Akses internet kita kalau di luar pulau Jawa masih kurang. Maka perlu peran pemerintah untuk dapat memenuhinya," tuturnya.Pasalnya, berjualan melalui online menguntungkan pengusaha kecil karena mempermudah pembelian produk oleh konsumen.Head Business and Merchant Development Tokopedia.com,‎ Ranu Prasetyo mengungkapkan, pihaknya selalu menemui kendala mengenai wawasan penggunaan internet di masyarakat. Hal ini terjadi terutama pada mereka yang berada di pelosok daerah."Misalnya kami melakukan penyuluhan kadang-kadang mereka masih gaptek. Makanya kami selalu mengundang anaknya juga biar bisa meneruskan bisnis orang tuanya," jelasnya.

Produk pakaian wanita dan alat elektronik jadi paling banyak dicari

Salah satu pengelola situs jual beli online, Blibli.com. Merchant Acquiring Executive Blibli.com Ruth Eveline‎ mengatakan, ada 11 kategori dalam situs mereka. Namun, ada tiga segmen yang paling ramai dikunjungi dan dibeli."Semua segmen merata. Tapi orang paling nyari pertama elektroni‎k, terus katagori ibu anak yang menjual keperluan ibu hamil hingga anak-anak dan terakhir baru fashion," jelasnya di Expo dan Seminar UKM ScaleUp, Plaza Bapindo, Jakarta.Namun, padangan berbeda disampaikan Head Business and Merchant Development Tokopedia.com‎ Ranu Prasetyo. Menurutnya, fashion perempuan lebih banyak dicari dan dibeli."Semua keperluan perempuan terutama fashion itu paling banyak dicari. Jadi sementara itu. Tapi tetep kami akan melihat apa momen yang tepat untuk dijual," terangnya.Menjelang bulan puasa, Tokopedia.com akan semakin genjar menawarkan pakaian muslim, mulai dari hijab hingga baju koko. Karena ini adalah waktu yang tepat untuk mencari pelanggan baru."Besok kami akan gencarkan penjualan hijab dan pakaian muslim lainnya," tutupnya. (mdk/bim)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Unggul dari yang Lain, Riset INDEF Sebut 50% UMKM Pilih Shopee untuk Berjualan Online
Unggul dari yang Lain, Riset INDEF Sebut 50% UMKM Pilih Shopee untuk Berjualan Online

50% UMKM atau lebih dari setengah total responden memilih Shopee sebagai platform utama.

Baca Selengkapnya
Jumlah Pengusaha UMKM di Bali Melonjak dari 13.000 Jadi 443.000
Jumlah Pengusaha UMKM di Bali Melonjak dari 13.000 Jadi 443.000

Berdasarkan survei dari MetrixLab pada tahun 2024, sinergi Tokopedia dan ShopTokopedia juga menarik lebih banyak pengguna loyal.

Baca Selengkapnya
Siasat Jitu UMKM Gaet Pelanggan Baru
Siasat Jitu UMKM Gaet Pelanggan Baru

Sebanyak 22 juta UMKM telah onboarding masuk ke ekosistem digital.

Baca Selengkapnya
Tak Harus Jadi Produsen, Reseller dan Dropshipper Jadi Peluang Usaha Menjanjikan di Era Digital
Tak Harus Jadi Produsen, Reseller dan Dropshipper Jadi Peluang Usaha Menjanjikan di Era Digital

Tren saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa UMKM yang berhasil adalah yang mau naik kelas dengan baik.

Baca Selengkapnya
Usahanya Bertahan di Era Pandemi, Juragan Tempe Ini Raup Ratusan Juta Berkat Digitalisasi
Usahanya Bertahan di Era Pandemi, Juragan Tempe Ini Raup Ratusan Juta Berkat Digitalisasi

Siapa sangka, tekadnya membangun bisnis di dunia digital memberikan kesempatan pada Benny raih omzet ratusan juta!

Baca Selengkapnya
Naik Kelas karena Ekonomi Digital
Naik Kelas karena Ekonomi Digital

Hadirnya ekonomi digital tidak melulu demi pemasukan negara. Manfaat ini juga dirasakan masyarakat yang ingin mengubah nasib hidupnya menjadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
BTN Salurkan Pembiayaan Rp3,5 Triliun per 30 September 2023, Termasuk untuk Bantu UMKM Go Digital
BTN Salurkan Pembiayaan Rp3,5 Triliun per 30 September 2023, Termasuk untuk Bantu UMKM Go Digital

Para pelaku UMKM harus bisa memanfaatkan social commerce yang merupakan gabungan dari sosial media dan e-commerce untuk memperluas jangkauan produknya.

Baca Selengkapnya
Buka Akses Pasar, UMKM Diminta Manfaatkan Layanan di E-Commerce
Buka Akses Pasar, UMKM Diminta Manfaatkan Layanan di E-Commerce

Kementerian Keuangan juga menargetkan belanja online melalui e-commerce yang saat ini baru menyumbang 4 persen terhadap total pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya