5 Fakta dibalik 'meledaknya' bisnis antar jemput ojek, Go-Jek
Merdeka.com - DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara memiliki tingkat aktivitas yang tinggi. Pasalnya, selain menjadi pusat pemerintahan, Jakarta juga dijadikan sebagai pusat niaga.
Tak sedikit, penduduk daerah berhijrah ke Ibu Kota guna mengais rezeki. 'Keseksikan' Kota Jakarta yang acap kali menyedot perhatian penduduk daerah tak ayal menambah permasalahan baru yakni melonjaknya pertumbuhan penduduk sehingga menyebabkan kepadatan di Ibu Kota.
Salah satu masalah itu ialah kemacetan. Namun, permasalahan ini justru dilihat pengusaha muda Nadiem Makarim sebagai peluang bisnis.
-
Bagaimana cara mengatasi kemacetan di Jakarta? Diperlukan langkah khusus untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi serta menarik minat masyarakat menggunakan transportasi umum yang memadai.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Bagaimana transportasi di Jakarta berkembang? Pelbagai angkutan umum berteknologi manual hingga mesin pernah menghiasi jalanan ibu kota. Selain kereta yang semula berfungsi mengangkut hasil bumi dan menjadi alat transportasi, angkutan umum di DKI Jakarta masih mengandalkan tenaga manusia dan binatang yakni delman dan becak.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
-
Apa itu ojek? Mengutip dari Jurnal Ojek dari Masa ke Masa Kajian secara Manajemen Sumber Daya Manusia karya Neneng Fauziah, mengatakan bahwa istilah ‘ojek’ berasal dari kata ‘obyek’.
-
Apa yang menyebabkan kemacetan Jakarta meningkat? Berdasarkan data TomTom Traffic Index pada Februari 2023, terjadi peningkatan signifikan kepadatan lalu lintas di Jakarta. Angkanya mencapai 53 persen.
Pada 2011, Nadiem memutuskan untuk memulai bisnisnya yang diberi nama Go-Jek. Go-Jek adalah jasa layanan yang mendobrak bisnis ojek konvensional.
"Sebetulnya Go-Jek ini sudah ada sejak 2011, dulu semuanya manual jadi enggak bisa tumbuh," ujar Nadiem kepada merdeka.com di Jakarta, Rabu (8/4).
Ketika itu, lanjut Kariem, semua dilakukan secara manual dengan cara konsumen yang membutuhkan layanan Go-Jek harus menelepon customer service. "Kemudian bilang mau diantar ke mana, nah nanti customer service bakal mengorder ke driver lokasi tersebut," jelasnya.
"Semua dilakukan manual dan pastinya tidak lebih efisien," ucapnya.
Untuk itulah, dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, Nadiem berinovasi dengan membuat layanan Go-Jek dalam bentuk aplikasi pada ponsel pintar.
Berikut Nadiem membocorkan sejumlah tips dan pengalamannya pada merdeka.com untuk melakukan bisnis ini.
Kepakkan sayap bisnis dengan teknologi
Managing Director Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim memutuskan untuk totalitas mengurus bisnis Go-Jek miliknya pada 2014. "Tahun 2011 sebenernya sudah ada tapi masih manual. Nah saya memutuskan gabung full time itu 2014," ujar Nadiem.Nadiem mengakui, saat itu pihaknya mengerti akan kebutuhan konsumen, namun, masih buta akan teknologi."Jadi kita belajar mengenai konsumen tapi sama sekali masih buta dengan teknologi. Baru dengan investasi, teknologi dan lain-lain kita kembangkan Go-Jek ini," jelasnya."Jadi Go-Jek itu dilahirkan kembali di 2014 melalui teknologi," tambah Nadiem.
Bukan bisnis mudah, perlu keseriusan dan tekad tinggi
Managing Director Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim mengakui bisnis layanan jasa transportasi dan kurir seperti yang dia dan teman-temannya lakoni bukanlah suatu hal yang mudah dijalankan. Saat ini, kompetitor bukanlah hal utama yang menghambat perkembangan bisnis.Di zaman serba cepat ini konsumen menginginkan layanan yang praktis. Ketika masih menerapkan sistem manual, Nadiem mengaku kesulitan dengan bisnis yang dia lakoni.Selain itu, salah satu kendala yang dihadapi, yakni mengedukasi para driver terkait kepemilikan surat-surat kendaraan bermotor dengan lengkap. "Itu adalah hal-hal yang harus kita belajar bersama.""Ini bukan bisnis yang mudah. Sekarang belum ada kompetitor yang langsung karena memang tidak simple bikin bisnis seperti ini," ungkapnya.Nadiem menyebut menjalankan bisnis seperti Go-Jek membutuhkan banyak kerja keras dan passion yang tinggi.
Perlu tim khusus untuk merekrut tukang ojek bergabung
Guna merekrut pekerja lapangan yang siap mengantar konsumen selamat sampai tujuan, Go-Jek Indonesia memakai jasa mereka yang memang berprofesi sebagai tukang ojek. Managing Director Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim membeberkan cara pihaknya merekrut para tukang ojek tersebut."Kami ada tim yang langsung terjun ke lapangan. Tim itu dikepalai oleh Field Supervisor yang memang dulunya bekerja sebagai tukang ojek juga," beber Nadiem.Alasan memilih mantan tukang ojek sebagai kepala tim di lapangan saat perekrutan agar komunikasi yang disampaikan bisa diterima. "Itu dulunya dia ngojek, jadi bisa ngomong ke ojek-ojek di jalanan," ujarnya."Kalau bukan mantan tukang ojek, enggak akan nyambung. Itu adalah metode kita pasukan di jalanan yang memonitor rekrut ojek-ojek. Jadi kita memang biasanya mendatangi pangkalan-pangkalan ojek," tambahnya.Nadiem menambahkan, sejauh ini, pihaknya sudah memiliki total sekitar 3.700 driver (pengojek) di bulan Maret 2015. Di mana 3.500 driver diantaranya tersebar di Jabodetabek."Akhir minggu ini kita rencana launch Go-Jek di Bandung," tuturnya.
Praktis, bayar Go-Jek bisa tunai atau pra bayar
Fitur Go-Jek kini sudah bisa dinikmati dalam aplikasi di ponsel pintar. Sistemnya pun seperti pulsa pra bayar.Managing Director Go-Jek Indonesia menjelaskan nantinya konsumen bisa memakai credit yang disediakan di dalam fitur."Bisa pakai credit seperti pra bayar. Transfer ke bank, begitu digunain langsung berkurang," tuturnya.Nadiem mengambil contoh berbagai aplikasi di play store smartphone yang jika diunduh kemudian meminta layanan credit dari sistemnya.
Ambil semua peluang, Go-Jek bisa untuk pesan makanan hingga antar flashdisk
Selain menyediakan layanan antar jemput layaknya tukang ojek biasa, Go-Jek kini bisa mengantar menu makanan yang diinginkan konsumen. Layanan tersebut diberi nama Go-Food.Project Lead Go-Food Jesayas Fedinandus mengungkapkan layanan Go-Food mampu digunakan warga yang berdomisili di sekitar Jabodetabek."Sekarang pengguna aplikasi Go-Jek bisa menikmati layanan pesan antar makanan melalui Go-Food. Lebih mudah, cepat dan lengkap hanya sentuhan jari," ujar Jeysayas.Jesayas menambahkan, fitur Go-Food sendiri memudahkan konsumen untuk memesan makanan di lebih dari 15.000 restoran dimana terbagi dalam 23 kategori."Dari warung kaki lima hingga restoran mewah yang ada di Jabodetabek, semua bisa dipesan melalui Go-Food," tuturnya.Tak hanya itu, Jesayas juga menjanjikan singkatnya waktu pemesanan. "Pesanan akan tiba dalam waktu kurang dari 60 menit," ucapnya.Selain fitur Go-Food, Go-Jek juga menyediakan layanan instant kurir."Jadi misalnya konsumen mau meeting di kantor tetapi datanya dalam bentuk hardisk external atau flashdisk tertinggal di rumah, nah itu juga bisa minta Go-Jek yang anterin," ucapnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Profil lengkap Nadiem Makarim, dari pendiri Gojek hingga menjadi Menteri Pendidikan yang disentil Wapres Gibran soal kebijakannya.
Baca SelengkapnyaOjek sudah ada sejak tahun 1960-an di pedesaan dan merembet sampai ke perkotaan.
Baca SelengkapnyaLagu ini ia dedikasikan untuk para mitra ojek online di seluruh Indonesia
Baca SelengkapnyaBelajar dari kegagalan yang dialami pada saat membuka cabang kedua, akhirnya Gianto membuka kembali cabang baru dengan strategi yang berbeda.
Baca SelengkapnyaYang ada di benak Ian, mencari cara mengangkat perekonomian keluarganya di Lampung.
Baca SelengkapnyaPengemudi Ojol banjir sorotan usai bagikan 'oleh-oleh ke penumpang. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaIa bisa mengubah nasib dari seorang pengemudi ojek online hingga menjadi pemilik bisnis makanan.
Baca SelengkapnyaTren jumlah pendatang baru usai Lebaran atau arus balik adalah naik turun selama empat tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaGojek mendapatkan penghargaan sebagai aplikasi online favorit masyarakat.
Baca SelengkapnyaKelakuan emak-emak ini sedikit di luar nalar yang sukses bikin ketawa sambil bingung. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaSebab, ojol yang merupakan bagian dari pekerja tidak tetap atau gig sangat menitikberatkan pada fleksibilitas waktu dalam bekerja.
Baca SelengkapnyaSeorang legenda hidup Gojek membeberkan cara ia mendapatkan orderan saat belum ada aplikasi Gojek.
Baca Selengkapnya