5 Fakta kemarahan Sudirman Said pada PLN hingga disebut pembangkang
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said memarahi direksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) karena sering membangkang. Sudirman menyebut, direksi PLN kerap memprotes kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Jika dilihat dari kinerja, PLN cukup bagus pada 2015 silam. PLN mencatat penjualan setrum sebesar Rp 209,8 triliun pada 2015. Naik sebesar Rp 23,2 triliun atau 12,44 persen dari penjualan tahun sebelumnya Rp 186,6 triliun.
Kemudian, perusahaan plat merah ini mencatat laba bersih sebesar Rp 15,6 triliun. Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (Ebitda)sebesar Rp 51,5 triliun naik Rp 2,8 triliun dari sebelumnya Rp 48,7 triliun.
-
Siapa yang memimpin PLN? Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, selain fokus menyediakan kelistrikan yang andal, PLN juga terus menjalankan berbagai kegiatan yang membantu kesejahteraan masyarakat melalui Program TJSL PLN.
-
Apa yang dilakukan Jakarta Electric PLN? Jakarta Electric PLN berhasil menang dengan skor 3-2.
-
Siapa yang memimpin Jakarta Electric PLN? Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengapresiasi semangat juang yang diberikan oleh seluruh pemain Jakarta Electric PLN, sehingga berhasil memberikan kemenangan pada pertandingan ketiga ini.
-
Bagaimana PLN bantu pengguna kendaraan listrik? Darmawan menambahkan, PLN juga menyediakan layanan home charging untuk memudahkan pengisian daya di rumah. Jadi para pengguna tidak perlu risau jika kehabisan daya, karena infrastrukturnya sudah sangat lengkap.
-
Mengapa PLN dukung kendaraan listrik? “PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan,“ kata Darmawan.
Pertumbuhan pendapatan berasal dari penaikan volume penjualan sebesar 202,8 Terra Watt Hour (TWh) naik dari sebelumnya 198,6 TWh dan lonjakan harga jual rata-rata.
"Peningkatan konsumsi kWh ini sejalan dengan kenaikan jumlah pelanggan yang dilayani perusahaan sampai dengan akhir bulan Desember 2015 yang telah mencapai 61,2 juta pelanggan atau bertambah 3,7 juta pelanggan (6,39 persen) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 57,5 pelanggan," jelas Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto di Jakarta, Rabu (29/6).
Meski demikian, Sudirman Said masih saja kesal dengan PLN. Berikut penjelasannya:
PLN kerap protes ESDM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said menyebut PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN) sebagai anak durhaka. Alasannya, perusahaan pelat merah tersebut kerap memprotes kebijakan yang sudah disepakati bersama.
"Saya sudah kehabisan cara ini. Bu Nieke (Direktur Perencanaan PLN) tolong sampaikan ke tim manajemen, hentikan kebiasaan protes kebijakan pemerintah. Permen 1, 3, Permen Batubara. Padahal tidak ada satupun Permen yang disusun tanpa keterlibatan PLN. Jangan jadi anak durhaka," kata Sudirman dalam Coffee Morning di Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Jumat (22/7).
ESDM ibu PLN
Menteri ESDM, Sudirman Said mengaku gerah dengan beberapa anggapan jika PLN memiliki dua ibu. Menurutnya, secara korporasi, Kementerian BUMN adalah bapak bagi PLN, sedangkan ibunya adalah Kementerian ESDM.
"Terus sering direksi PLN bilang orang tua kami dua, tapi ibu sebenarnya itu Kementerian ESDM, kami yang melahirkan, menyusui (alokasi gas dan batu bara), sementara satu lagi bapaknya itu Kementerian BUMN hanya menilai apakah nilainya bagus engga, labanya berapa? Itu," tuturnya.
Sudirman menambahkan, PLN bersama pemerintah seharusnya saling merangkul demi membangun kesejahteraan bagi masyarakat.
"Ibunya jangan di protes-protes terus nanti durhaka. Kasian ibunya disakiti terus di depan publik. Regulator terus di protes. Nanti orang liat, ini pemerintah gimana sih? Saya sengaja bicara keras karena selama ini sudah menahan diri."
PLN jangan buat aturan sendiri
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengkritik sikap PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN) yang kerap memprotes kebijakan pemerintah. Padahal semua kebijakan selalu dirapatkan terlebih dulu bersama PLN.
"Bangun listrik bukan urusan unjuk power, urusannya nyala atau tidak. Saya tidak mau ada catatan kegagalan proyek listrik 35.000 MW itu akibat perilaku pimpinannya," kata Sudirman di Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Jumat ( 22/7).
Sudirman kemudian meminta agar PT PLN tidak membangkang dengan membuat kebijakan sendiri. Dia mencontohkan, salah satunya kasus PLN yang membangkang Permen 19 tentang penetapan tarif PLTMH, di mana perusahaan pelat merah saat itu malah menurunkan harga tarif setrum dari PLTMH yang dibangun oleh Independen Power Producer (IPP).
"DPR pernah marah-marah kok PLN engga pernah hadir kalau lagi rapat dan segala macam. Tapi kalau terus main di belakang itu kurang modern. Jangan gitu lah," kata dia.
Direksi PLN tak pernah hadir kalau diundang
Menteri ESDM, Sudirman Said juga mengaku gerah dengan sikap direksi PLN yang jarang hadir jika diundang rapat.
Untuk itu, dia meminta ke depannya agar Direktur Utama PLN, Sofyan Basyir menghadiri undangan-undangan terutama dalam membahas kebijakan publik.
"You can buy perception, you can't buy reality. Saya mau bangun kenyataan. Pak Sofyan 2 tahun engga pernah duduk di ruangan saya. Yang paling sering itu, acara-acara yang kita undang, dirut PLN tidak pernah ada," tuturnya.
PLN jangan hanya kejar keuntungan
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengingatkan PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN) supaya memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat, dan tak hanya mengejar keuntungan. Menurutnya, selama ini PLN belum memberi kontribusi maksimal ke masyarakat terutama dalam menerangi wilayah yang belum dilistriki.
"Sesuai dengan dengan Undang-Undang 19 Tahun 2003, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak harus mengejar kentungan, karena BUMN sebagai kepanjangan tangan pemerintah harus juga mensejahterakan masyarakat, khususnya dalam menerangi wilayah yang masih belum menikmati listrik. Kesejahteraan umum masyarakat banyak. Kalau sekarang diukur seperti bank ya tidak bisa," kata Sudirman dalam acara Coffee Morning, di Kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (22/7).
Sudirman mengaku telah membicarakan persoalan ini kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno. Dia meminta agar perusahaan plat merah tersebut tidak dijadikan sebagai mesin pencetak uang.
"Saya sudah sampaikan kepada Bu Rini, jangan jadikan PLN sebagai pencari uang, ini berbeda," ujarnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said mengungkap pernah ditegur Presiden Jokowi karena melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Baca SelengkapnyaMantan Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan kemarahan Presiden Jokowi kepadanya setelah melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) memang ben
Baca SelengkapnyaIa terlibat dalam perlawanan kebijakan pemerintah lalu bergabung dengan PRRI.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1980, Ali menjadi salah satu pencetus Petisi 50 yang isinya mengkritik Soeharto.
Baca SelengkapnyaMenurut Sudirman, ucapan Jokowi presiden boleh kampanye dan memihak berbahaya.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri yang menyinggung penguasa bertindak seperti rezim orde baru.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, seorang pemimpin yang berpikir sangat legalistik bakal mementingkan kemauan diri sendiri.
Baca SelengkapnyaSudirman Said merespons ucapan 'ndasmu etik' yang dilontarkan oleh Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaGerindra menyebut tidak bisa mencegah atau melarang kader partai lain mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaSudirman menilai skenario tersebut sebagai itikad buruk yang mengancam demokrasi.
Baca SelengkapnyaBudiman disebut hanya mengincar kekuasaan semata dengan mengatasnamakan rakyat.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca Selengkapnya