5 Fakta ketimpangan RI, termasuk harta 4 orang terkaya setara 100 juta warga miskin
Merdeka.com - Ketimpangan ekonomi di dunia saat ini semakin meningkat. Tak hanya dialami oleh negara miskin, tetapi juga maju dan menengah. Persoalan itu muncul lantaran manfaat pertumbuhan ekonomi suatu negara tak terdistribusi merata ke seluruh penduduk.
Program Manager International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Siti Khoirun Nimah mengatakan, data dan fakta menunjukkan saat ini dunia sedang mengalami ketimpangan tertinggi sepanjang masa.
"Hanya segelintir orang memiliki kekayaan setara dengan separuh penduduk dunia. Kondisi yang sama tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Walaupun ketimpangan yang diukur dari rasio gini pendapatan terus menurun. Tidak demikian dengan kekayaan," kata dia.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana IKN mendorong pertumbuhan ekonomi? UU Nomor 21 Tahun 2023 mengamanatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata, mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia-sentris dan pembangunan IKN melalui penguatan peran Otorita IKN, didukung lintas sektor.
-
Mengapa data penting untuk program penanggulangan kemiskinan? Data merupakan komponen utama dalam program penanggulangan kemiskinan. Tanpa data yang akurat, program-program penanggulangan kemiskinan akan berisiko besar tidak tepat sasaran.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
Siti menegaskan, selama lima tahun terakhir, kekayaan 50 persen penduduk di Indonesia terus turun dari 3,8 persen dari total kekayaan nasional menjadi 2,8 persen. Sementara 1 persen penduduk terkaya memiliki 45 persen dari kekayaan nasional.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut faktor ekonomi menjadi salah satu aspek yang dapat merusak nilai Bhineka Tunggal Ika. Ketimpangan ekonomi yang terjadi di masyarakat membuat bangsa Indonesia bergejolak.
"Ancaman kita saat ini adalah faktor ekonomi. Rakyat bisa memutuskan kontrak ketika pemerintah tidak bisa menjalankan kewajibannya menyejahterakan rakyatnya," ujar Tito.
Tito mengutip Teori Kontrak Sosial J.J. Rousseau yang menyebut bahwa Pemerintah dan Rakyat memiliki kontrak sosial, dimana pemerintah wajib atau berhak memberikan perintah kepada rakyat, tapi berkewajiban memenuhi kesejahteran dan keamanan rakyat.
"Rakyat berhak menuntut kesejahteraan dan keamanan tapi juga mereka wajib mengikuti perintah dari pemerintah. Kontrak ini bisa diputuskan oleh rakyat ketika pemerintah tidak dapat memberikan jaminan kesejahteraan dan keamanan," katanya.
Lalu bagaimana sebenarnya potret ketimpangan ekonomi di Indonesia saat ini? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
Tingginya ketimpangan saat ini warisan pemerintah lama
Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengakui ketimpangan ekonomi masih menjadi masalah besar pemerintah saat ini. Salah satu penyebab melebarnya ketimpangan antara kaya-miskin dan daerah tersebut diwariskan dari kebijakan pemerintahan sebelumnya yang tidak berpihak pada masyarakat kecil, seperti bunga penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang terlalu tinggi.
"Pemerintah punya kesalahan besar lima tahun lalu buat KUR, waktu saya 10 sampai 11 persen. Tiba-tiba kebijakan kabinet kedua SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) naik 23 persen. Pengusaha besar makin besar, yang kecil makin kecil," ujar Wapres JK.
Wapres JK mengatakan, pemerintah Jokowi kini tengah berusaha memperkecil ketimpangan tersebut dengan menurunkan bunga KUR menjadi 9 persen sampai 7 persen. "Kita buat kebijakan lagi menekan kezaliman yang terjadi. Memang banyak bank BPR mati tidak bisa kerja, tapi lebih baik dari pada rakyat enggak bisa kerja," ungkapnya.
Perbedaan gaji buat ketimpangan sulit hilang
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengakui tingkat ketimpangan di Indonesia masih sangat tinggi. Salah satu penyebabnya adalah adanya perbedaan pendapatan antara profesi pekerja kelas bawah, seperti petani dan buruh, dengan profesi pekerja kelas atas, seperti dokter dan pejabat."Kalau di Indonesia, antara pendapatan terendah dengan pendapatan tertinggi bisa ratusan kali perbedaannya. Antara UMR dengan gaji profesional yang tinggi mungkin bisa 100 kali perbedaannya. Itu tentu jadi perhatian kita, bahwa berapa jauh tentu kita harus laksanakan seperti itu," kata Wapres JK.Menurutnya, untuk menghilangkan ketimpangan dari sisi pendapatan, maka diperlukan peningkatan produktivitas dari seluruh profesi pekerja. Diantaranya melalui pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR), bantuan sosial, dan subsidi pemerintah.
Ketimpangan bertahan karena banyak penduduk miskin sejak lahir
Menteri Sri Mulyani saat masih menjabat direktur pelaksana Bank Dunia menyatakan ada aspek lain, selain kesenjangan pendapatan, yang menyebabkan tingginya ketimpangan. Diantaranya, keterbatasan kesempatan penduduk untuk memerbaiki kesejahteraan."Sekedar contoh, bukti terkini di negara saya, Indonesia, menunjukkan sepertiga ketimpangan ekonomi disebabkan oleh keadaan saat orang dilahirkan," kata Sri Mulyani."Di banyak wilayah, terutama pedesaan, jika orangtuanya miskin, maka si anak punya sedikit kesempatan untuk memerbaiki hidup."Dengan kata lain, kata Sri Mulyani, keterbatasan kesempatan bakal menghambat mobilitas ekonomi. Kemudian, mengabadikan kemiskinan lintas generasi, dan menekan pertumbuhan ekonomi suatu negara."Itulah mengapa kami menolong banyak negara untuk menyediakan pelayanan dasar yang bisa menjangkau semua penduduk, terutama 40 persen populasi termiskin."
Harta 4 orang terkaya RI setara milik 100 juta warga miskin
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, mengatakan ketimpangan ekonomi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan Indonesia masih menganut sistem ekonomi liberal."Ekonomi Indonesia saat ini sangat liberal, yang terlihat bahwa 4 orang terkaya Indonesia setara bahkan lebih dari 100 juta kekayaan penduduk miskin," ujar Anthony.Kesenjangan ini disebabkan oleh penguasaan aset yang sebagian besar masih dimiliki oleh segelintir orang atau pengusaha. Salah satunya terjadi di penguasaan lahan perkebunan dan pertambangan."Kepemilikan lahan perkebunan dan pertambangan dikuasai segilintir kelompok pengusaha dan dikuasai asing dan konglomerat CPOnya. Jalan raya semuanya berbayar. Jalan tol juga ditawarkan ke investor," jelasnya.
Pemerintah Jokowi klaim ketimpang sudah kategori aman
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa penanganan masalah ketimpangan yang selama ini menjadi perhatian pemerintah mulai menunjukkan tren membaik. Indikasi tersebut dapat dilihat dari pencapaian koefisien gini yang mulai ada tanda perbaikan.Menteri Bambang menyebut, pada tahun 2012-2014 koefisien gini berada di angka 0,413, tetapi sejak tahun 2015-2017 trennya menurun. Data tahun 2017 menunjukkan sudah lebih dekat ke angka 0,39 atau menjauh dari 0,40.Secara konsep kalau koefisien gini 0,40 berarti tingkat ketimpangan sudah perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan gejolak sosial yang tentunya tidak diinginkan."Namun, dengan perbaikan yang terus menerus, saat ini koefisien gini berada di 0,391 dan tentunya kita harapkan trennya terus membaik," ujar Menteri Bambang.
ÂÂ
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam hal pajak, mereka membayar dengan presentase kekayaan lebih sedikit dibandingkan rata-rata pekerja.
Baca SelengkapnyaKesenjangan mulai terasa sejak tahun 2008 hingga 2023.
Baca SelengkapnyaKesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaTingkat ketimpangan pengeluaran si-kaya dan miskin yang diukur menggunakan rasio gini naik menjadi 0,388 pada Maret 2023.
Baca Selengkapnya5 Orang Terkaya Dunia Gandakan Hartanya, Kemiskinan di Muka Bumi Baru akan Punah 229 Tahun Lagi
Baca SelengkapnyaPengeluaran masyarakat tentu berbeda-beda. Pengeluaran ini yang kemudian membuat kelas atau kelompok.
Baca SelengkapnyaSelain Muhadjir, tiga menteri yang menjadi saksi yakni Airlangga, Sri Mulyani dan Risma.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, ketimpangan itu harus dibenahi. Dia berharap, ketimpangan Tanah Air bisa ditekan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kekayaan pertama dialami Elon Musk, yang menjalankan beberapa perusahaan, termasuk Tesla dan SpaceX.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Muhammadiyah Kupang, Zainur Wula mengatakan, kemandirian ekonomi salah satu tujuan fundamental yang harus dicapai
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai, ekonomi Indonesia saat ini lebih kuat dibanding banyak negara lain.
Baca SelengkapnyaSelama 23 tahun jumlah orang kaya di Indonesia hanya bertambah 164.867 orang.
Baca Selengkapnya