Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Fakta ketimpangan RI, termasuk harta 4 orang terkaya setara 100 juta warga miskin

5 Fakta ketimpangan RI, termasuk harta 4 orang terkaya setara 100 juta warga miskin Kemewahan dan kemiskinan Banten. ©2013 Merdeka.com Foto

Merdeka.com - Ketimpangan ekonomi di dunia saat ini semakin meningkat. Tak hanya dialami oleh negara miskin, tetapi juga maju dan menengah. Persoalan itu muncul lantaran manfaat pertumbuhan ekonomi suatu negara tak terdistribusi merata ke seluruh penduduk.

Program Manager International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Siti Khoirun Nimah mengatakan, data dan fakta menunjukkan saat ini dunia sedang mengalami ketimpangan tertinggi sepanjang masa.

"Hanya segelintir orang memiliki kekayaan setara dengan separuh penduduk dunia. Kondisi yang sama tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Walaupun ketimpangan yang diukur dari rasio gini pendapatan terus menurun. Tidak demikian dengan kekayaan," kata dia.

Siti menegaskan, selama lima tahun terakhir, kekayaan 50 persen penduduk di Indonesia terus turun dari 3,8 persen dari total kekayaan nasional menjadi 2,8 persen. Sementara 1 persen penduduk terkaya memiliki 45 persen dari kekayaan nasional.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut faktor ekonomi menjadi salah satu aspek yang dapat merusak nilai Bhineka Tunggal Ika. Ketimpangan ekonomi yang terjadi di masyarakat membuat bangsa Indonesia bergejolak.

"Ancaman kita saat ini adalah faktor ekonomi. Rakyat bisa memutuskan kontrak ketika pemerintah tidak bisa menjalankan kewajibannya menyejahterakan rakyatnya," ujar Tito.

Tito mengutip Teori Kontrak Sosial J.J. Rousseau yang menyebut bahwa Pemerintah dan Rakyat memiliki kontrak sosial, dimana pemerintah wajib atau berhak memberikan perintah kepada rakyat, tapi berkewajiban memenuhi kesejahteran dan keamanan rakyat.

"Rakyat berhak menuntut kesejahteraan dan keamanan tapi juga mereka wajib mengikuti perintah dari pemerintah. Kontrak ini bisa diputuskan oleh rakyat ketika pemerintah tidak dapat memberikan jaminan kesejahteraan dan keamanan," katanya.

Lalu bagaimana sebenarnya potret ketimpangan ekonomi di Indonesia saat ini? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.

Tingginya ketimpangan saat ini warisan pemerintah lama

Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengakui ketimpangan ekonomi masih menjadi masalah besar pemerintah saat ini. Salah satu penyebab melebarnya ketimpangan antara kaya-miskin dan daerah tersebut diwariskan dari kebijakan pemerintahan sebelumnya yang tidak berpihak pada masyarakat kecil, seperti bunga penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang terlalu tinggi.

"Pemerintah punya kesalahan besar lima tahun lalu buat KUR, waktu saya 10 sampai 11 persen. Tiba-tiba kebijakan kabinet kedua SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) naik 23 persen. Pengusaha besar makin besar, yang kecil makin kecil," ujar Wapres JK.

Wapres JK mengatakan, pemerintah Jokowi kini tengah berusaha memperkecil ketimpangan tersebut dengan menurunkan bunga KUR menjadi 9 persen sampai 7 persen. "Kita buat kebijakan lagi menekan kezaliman yang terjadi. Memang banyak bank BPR mati tidak bisa kerja, tapi lebih baik dari pada rakyat enggak bisa kerja," ungkapnya.

Perbedaan gaji buat ketimpangan sulit hilang

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengakui tingkat ketimpangan di Indonesia masih sangat tinggi. Salah satu penyebabnya adalah adanya perbedaan pendapatan antara profesi pekerja kelas bawah, seperti petani dan buruh, dengan profesi pekerja kelas atas, seperti dokter dan pejabat."Kalau di Indonesia, antara pendapatan terendah dengan pendapatan tertinggi bisa ratusan kali perbedaannya. Antara UMR dengan gaji profesional yang tinggi mungkin bisa 100 kali perbedaannya. Itu tentu jadi perhatian kita, bahwa berapa jauh tentu kita harus laksanakan seperti itu," kata Wapres JK.Menurutnya, untuk menghilangkan ketimpangan dari sisi pendapatan, maka diperlukan peningkatan produktivitas dari seluruh profesi pekerja. Diantaranya melalui pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR), bantuan sosial, dan subsidi pemerintah.

Ketimpangan bertahan karena banyak penduduk miskin sejak lahir

Menteri Sri Mulyani saat masih menjabat direktur pelaksana Bank Dunia menyatakan ada aspek lain, selain kesenjangan pendapatan, yang menyebabkan tingginya ketimpangan. Diantaranya, keterbatasan kesempatan penduduk untuk memerbaiki kesejahteraan."Sekedar contoh, bukti terkini di negara saya, Indonesia, menunjukkan sepertiga ketimpangan ekonomi disebabkan oleh keadaan saat orang dilahirkan," kata Sri Mulyani."Di banyak wilayah, terutama pedesaan, jika orangtuanya miskin, maka si anak punya sedikit kesempatan untuk memerbaiki hidup."Dengan kata lain, kata Sri Mulyani, keterbatasan kesempatan bakal menghambat mobilitas ekonomi. Kemudian, mengabadikan kemiskinan lintas generasi, dan menekan pertumbuhan ekonomi suatu negara."Itulah mengapa kami menolong banyak negara untuk menyediakan pelayanan dasar yang bisa menjangkau semua penduduk, terutama 40 persen populasi termiskin."

Harta 4 orang terkaya RI setara milik 100 juta warga miskin

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, mengatakan ketimpangan ekonomi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan Indonesia masih menganut sistem ekonomi liberal."Ekonomi Indonesia saat ini sangat liberal, yang terlihat bahwa 4 orang terkaya Indonesia setara bahkan lebih dari 100 juta kekayaan penduduk miskin," ujar Anthony.Kesenjangan ini disebabkan oleh penguasaan aset yang sebagian besar masih dimiliki oleh segelintir orang atau pengusaha. Salah satunya terjadi di penguasaan lahan perkebunan dan pertambangan."Kepemilikan lahan perkebunan dan pertambangan dikuasai segilintir kelompok pengusaha dan dikuasai asing dan konglomerat CPOnya. Jalan raya semuanya berbayar. Jalan tol juga ditawarkan ke investor," jelasnya.

Pemerintah Jokowi klaim ketimpang sudah kategori aman

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa penanganan masalah ketimpangan yang selama ini menjadi perhatian pemerintah mulai menunjukkan tren membaik. Indikasi tersebut dapat dilihat dari pencapaian koefisien gini yang mulai ada tanda perbaikan.Menteri Bambang menyebut, pada tahun 2012-2014 koefisien gini berada di angka 0,413, tetapi sejak tahun 2015-2017 trennya menurun. Data tahun 2017 menunjukkan sudah lebih dekat ke angka 0,39 atau menjauh dari 0,40.Secara konsep kalau koefisien gini 0,40 berarti tingkat ketimpangan sudah perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan gejolak sosial yang tentunya tidak diinginkan."Namun, dengan perbaikan yang terus menerus, saat ini koefisien gini berada di 0,391 dan tentunya kita harapkan trennya terus membaik," ujar Menteri Bambang.

 

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata 50% Harta Yang Beredar di Dunia itu dikuasai 1% Populasi, Bagaimana Bisa?
Ternyata 50% Harta Yang Beredar di Dunia itu dikuasai 1% Populasi, Bagaimana Bisa?

Dalam hal pajak, mereka membayar dengan presentase kekayaan lebih sedikit dibandingkan rata-rata pekerja.

Baca Selengkapnya
Indonesia Masuk Dalam Daftar Negara dengan Ketimpangan Ekonomi Terbesar di Dunia: Jurang Si Kaya dan Si Miskin Makin Dalam
Indonesia Masuk Dalam Daftar Negara dengan Ketimpangan Ekonomi Terbesar di Dunia: Jurang Si Kaya dan Si Miskin Makin Dalam

Kesenjangan mulai terasa sejak tahun 2008 hingga 2023.

Baca Selengkapnya
Standar Orang Kaya Dunia Naik, Rasio Negara Kaya dan Miskin Makin Timpang
Standar Orang Kaya Dunia Naik, Rasio Negara Kaya dan Miskin Makin Timpang

Kesenjangan ekonomi semakin terasa saat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Ketimpangan Masyarakat Kaya dan Miskin di Indonesia Naik di Maret 2023, Kenapa?
Ketimpangan Masyarakat Kaya dan Miskin di Indonesia Naik di Maret 2023, Kenapa?

Tingkat ketimpangan pengeluaran si-kaya dan miskin yang diukur menggunakan rasio gini naik menjadi 0,388 pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya
5 Orang Terkaya Dunia Gandakan Hartanya, Kemiskinan di Muka Bumi Tidak akan Punah 229 Tahun Lagi
5 Orang Terkaya Dunia Gandakan Hartanya, Kemiskinan di Muka Bumi Tidak akan Punah 229 Tahun Lagi

5 Orang Terkaya Dunia Gandakan Hartanya, Kemiskinan di Muka Bumi Baru akan Punah 229 Tahun Lagi

Baca Selengkapnya
Ternyata Segini Pengeluaran Rakyat Miskin dan Kaya di Indonesia dalam Sebulan, Sangat Jauh Berbeda
Ternyata Segini Pengeluaran Rakyat Miskin dan Kaya di Indonesia dalam Sebulan, Sangat Jauh Berbeda

Pengeluaran masyarakat tentu berbeda-beda. Pengeluaran ini yang kemudian membuat kelas atau kelompok.

Baca Selengkapnya
Di Sidang PHPU MK, Muhadjir Jelaskan Cara Pemerintah Hitung Angka Kemiskinan di Indonesia
Di Sidang PHPU MK, Muhadjir Jelaskan Cara Pemerintah Hitung Angka Kemiskinan di Indonesia

Selain Muhadjir, tiga menteri yang menjadi saksi yakni Airlangga, Sri Mulyani dan Risma.

Baca Selengkapnya
Cek Fakta: Cak Imin Sebut Kekayaan 100 Orang Indonesia Setara 100 Juta Penduduk, Benarkah?
Cek Fakta: Cak Imin Sebut Kekayaan 100 Orang Indonesia Setara 100 Juta Penduduk, Benarkah?

Menurut Cak Imin, ketimpangan itu harus dibenahi. Dia berharap, ketimpangan Tanah Air bisa ditekan.

Baca Selengkapnya
Kekayaan 5 Miliuner Dunia Naik Jadi Rp13.548 Triliun, Saat 5 Miliar Orang Tambah Miskin
Kekayaan 5 Miliuner Dunia Naik Jadi Rp13.548 Triliun, Saat 5 Miliar Orang Tambah Miskin

Peningkatan kekayaan pertama dialami Elon Musk, yang menjalankan beberapa perusahaan, termasuk Tesla dan SpaceX.

Baca Selengkapnya
Indonesia Punya Kekayaan Alam Melimpah Tapi Rakyatnya Masih Banyak yang Miskin, Apa Solusinya?
Indonesia Punya Kekayaan Alam Melimpah Tapi Rakyatnya Masih Banyak yang Miskin, Apa Solusinya?

Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang, Zainur Wula mengatakan, kemandirian ekonomi salah satu tujuan fundamental yang harus dicapai

Baca Selengkapnya
Luhut Bandingkan Indonesia dan Amerika: Kita Hampir Enggak Ada Gelandangan
Luhut Bandingkan Indonesia dan Amerika: Kita Hampir Enggak Ada Gelandangan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai, ekonomi Indonesia saat ini lebih kuat dibanding banyak negara lain.

Baca Selengkapnya
Orang Kaya di Indonesia Cuma 0,06 Persen dari Total Populasi
Orang Kaya di Indonesia Cuma 0,06 Persen dari Total Populasi

Selama 23 tahun jumlah orang kaya di Indonesia hanya bertambah 164.867 orang.

Baca Selengkapnya