Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Fakta menyedihkan Zimbabwe, uang tak berharga & 25.000 PNS dipecat

5 Fakta menyedihkan Zimbabwe, uang tak berharga & 25.000 PNS dipecat Dolar Zimbabwe. Business Insider©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Zimbabwe menderita krisis ekonomi parah. Runtuhnya perekonomian negara tersebut disebabkan sistem yang tidak sehat. Negara tersebut banyak mengimpor mulai dari air kemasan botol hingga tusuk gigi.

Hal ini tentu saja membuat banyak uang yang kabur ke luar negeri dibanding yang masuk ke dalam.

"Kita perlu memastikan dan mempertahankan posisi sebagai pengekspor komoditas pertanian dan kebutuhan lain untuk memastikan adanya uang yang masuk," kata ekonom independen, John Robertson beberapa waktu lalu.

Orang lain juga bertanya?

Dana Moneter Internasional atau IMF telah mengangkat bendera merah sebagai tanda kesulitan ekonomi di Zimbabwe.

"Kegiatan ekonomi sangat dibatasi oleh kondisi likuiditas yang ketat akibat arus masuk eksternal terbatas dan harga komoditas sangat rendah," kata IMF dalam keterangannya.

Hal ini diperparah karena cuaca yang tidak bersahabat pada masyarakat Zimbabwe. "Kekeringan dan hujan tidak menentu serta meningkatnya suhu telah mengurangi hasil pertanian dan mengganggu produksi atau pasokan air."

Dampak dari runtuhnya ekonomi Zimbabwe cukup parah, hingga 25.000 PNS dipecat. Berikut uraiannya seperti dirangkum merdeka.com:

Nilai tukar mata uang anjlok

Negara bagian selatan benua Afrika dalam waktu dekat akan menghapus peredaran mata uang dolar Zimbabwe. Hal ini dilakukan karena buruknya inflasi di negara tersebut yang berdampak pada tidak bernilainya mata uang dolar Zimbabwe.

Bagaimana tidak, USD 1 nilainya sama dengan 35 kuadriliun (35.000.000.000.000.000) dolar Zimbabwe atau bisa dibaca dengan 35.000 triliun dolar Zimbabwe.

Belum lama ini, pemerintah setempat menawarkan kepada masyarakat pemilik uang tunai atau deposito di bank untuk menukarkan uang mereka dengan dolar Amerika (USD). Tentu saja, nilai penukarannya adalah USD 1 sama dengan 35 kuadriliun dolar Zimbabwe.

Nilai mata uang dolar Zimbabwe mulai hancur berantakan pada tahun 2009 silam karena hiperinflasi yang terjadi di negara tersebut. Sejak saat itu, sebagian transaksi sudah dilakukan dalam dolar Amerika (USD) atau mata uang Afrika Selatan yaitu Rand. Namun, mata uang dolar Zimbabwe masih tetap digunakan. Saat ini, bank sentral Zimbabwe mencoba menghapus mata uang yang 'tidak bernilai' tersebut dalam setiap transaksi.

Pemerintah setempat memberi waktu hingga akhir September kepada masyarakat yang ingin menukarkan uang mereka. "Penarikan uang ini tertunda cukup lama sejak tahun 2009 silam," kata bank sentral Zimbabwe dalam pernyataannya yang dilansir dari CNN di Jakarta, Senin (15/6).

Uang ratusan triliun dalam mata uang dolar Zimbabwe tidak bernilai. Bahkan, 100 triliun dolar Zimbabwe disebut tidak cukup untuk membayar ongkos bus dalam satu pekan.

Dilansir dari telegraph.co.uk, bank sentral Zimbabwe pernah mencetak uang kertas pecahan 100 triliun pada 2009 silam. "Itu tidak cukup untuk naik bus umum untuk bekerja selama seminggu," isi kutipan telegraph yang dilansir merdeka.com di Jakarta, Senin (15/6).

Bank kehabisan uang tunai

Dalam upaya mengurangi kekeringan likuiditas, bank sentral Zimbabwe mulai mencetak 'bond notes' atau koin dalam denominasi USD 2, USD 5, USD 10 dan USD 20. Negara ini sudah mempunyai bond dalam bentuk koin yang bernilai seperti USD. Untuk setiap koin beredar disamakan nilainya seperti USD.

Bank sentral juga membatasi penarikan uang tunai masyarakat USD 1.000 per hari dan lembaga ini memaksa agar masyarakat lebih banyak menggunakan euro dan rand Afrika Selatan. Tapi, nilai tukar rand Afrika Selatan terus melemah dan telah kehilangan nilainya 20 persen terhadap USD pada tahun lalu.

Di ibukota Harare, seorang wanita yang berdiri dan sedang antre di bank mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah setempat. "Saya sudah mengantre untuk mengambil uang tunai selama tiga hari, ini menyakitkan," katanya seperti dikutip dari CNN Money di Jakarta, Sabtu (7/5).

Seorang ekonom sekaligus anggota parlemen dari partai oposisi di Zimbabwe, Eddie Cross mengatakan, partai yang berkuasa saat ini telah membuat kondisi semakin memburuk karena telah mengambil uang cadangan di bank sentral. Akhirnya, perbankan saat ini kekeringan dan kesulitan uang tunai.

"Sistem perbankan kita terancam runtuh, dan tidak ada yang tersisa dari perekonomian kita," katanya.

Dia juga menolak rencana pemerintah untuk menerbitkan surat utang atau obligasi dalam mencari uang tunai. "Upaya untuk membawa kembali nilai mata uang lokal meskipun secara terbatas tidak akan diterima oleh pasar," sambungnya.

Masyarakat Zimbabwe mulai kelaparan

Lebih dari dua dekade sudah warga Zimbabwe bergelut mengatasi kelaparan di negaranya. News Sky, Selasa (15/3) melaporkan, hingga saat ini sekitar empat juta warga Zimbabwe membutuhkan bantuan makanan.

Bulan lalu, Zimbabwe mendapat bantuan keuangan untuk membayar makanan sebesar 1,12 juta Pound Sterling (setara Rp 20 miliar). Bantuan tersebut diberikan usai Presiden Robert Mugabe mengumumkan darurat makanan di beberapa wilayah produsen pangan di negaranya.

Pemerintah sendiri sudah mengizinkan perusahaan swasta untuk mengimpor gandum. Meski demikian, United Nations World Programme juga membantu dengan memberi makan sekitar sejuta orang di Zimbabwe.

"Kekeringan dan komoditas mineral yang rendah juga berpengaruh pada ekonomi negara," kata Menteri Keuangan Zimbabwe Patrick Chinamasa.

Menurut pemerintah, El Nino menjadi salah satu penyebab kelaparan di sana. Tak hanya Zimbabwe yang tengah mengalami kekeringan, Afrika Selatan juga mengalami krisis di bidang pertanian.

Kelaparan ini juga menjadi pertanyaan besar, karena beberapa pekan lalu Presiden Mugabe merayakan ulang tahunnya besar-besaran.

Pedagang gunakan 9 mata uang

Mengelola satu mata uang saja sudah merupakan hal sulit bagi kebanyakan orang. Bagaimana mengelola sembilan mata uang?

Situasi ini dialami pelaku bisnis di Zimbabwe, negara di Afrika selatan. Mereka dipaksa berperan sebagai pedagang valuta asing selepas dolar Zimbabwe kolaps dan ditarik dari peredaran.

Mereka memperdagangkan dolar AS, dolar Australia, rand Afrika Selatan, pula Bostwana, euro. Kemudian, Poundsterling, yen, yuan, dan rupee.

"Sebagian besar mata uang tersebut untuk perdagangan," kata John Mangudya, Gubernur Reserve Bank of Zimbabwe kepada CNN Money, kemarin.

"Sebanyak 50 persen perdagangan kami adalah dengan China dan Afrika Selatan. Jadi, kami mengizinkan perdagangan dengan banyak mata uang."

Sebenarnya, menurut John, mata uang cadangan resmi Zimbabwe adalah dolar AS. Namun, di sisi lain, Zimbabwe juga tak berniat untuk menyingkirkan mata uang lain, seperti yuan dan rand.

Itu tercermin dari sikap pedagang kaki lima di jalanan Harare, ibu kota Zimbabwe. Mereka mengutamakan dolar AS, namun tetap menerima mata uang lain.

Di wilayah Zimbabwe yang berbatasan dengan Afrika selatan dan Botswana, mata uang yang populer adalah rand, pula, dan euro.

Belakangan, popularitas rand menurun usai terdepresiasi 30 persen tahun lalu. Ini membuat warga Zimbabwe mulai menyingkirkan mata uang negeri tetangga tersebut guna menghindari risiko depresiasi lebih dalam.

Prinsipnya, mata uang apapun bisa diterima sejauh nilainya masih menguntungkan. Pebisnis lokal Zimbabwe akan menerima hampir semua mata uang dalam satu keranjang, namun nilai tukarnya harus lebih tinggi ketimbang nilai resminya.

Zimbabwe mulai dilanda krisis mata uang pada 2000. Dan, perjalanan Zimbabwe untuk menghidupkan kembali mata uangnya masih jauh.

Pada 2014, Zimbabwe mulai mencetak koin sebagai alat transaksi di bawah 1 dolar AS.

25.000 PNS dipecat

Pemerintah Zimbabwe akan memecat 25.000 Pegawai Negeri Sipil (PNS) negaranya. Selain itu, pemerintah setempat juga membatalkan pemberian bonus tahunan PNS untuk menghemat USD 118 juta. Keputusan ini diambil semata-mata untuk menghemat pengeluaran atau belanja pemerintah.

Seperti ditulis BBC, PNS di Zimbabwe sebelumnya telah melakukan mogok kerja karena terjadi keterlambatan pembayaran gaji. Zimbabwe tengah mengalami ekonomi tersulit sejak hiper-inflasi tahun 2008 silam.

Menteri Keuangan Zimbabwe, Patrick Chinamasa mengatakan, pembayaran gaji PNS menghabiskan 97 persen anggaran negara. Dengan pemecatan ini, dia berharap belanja gaji PNS bisa turun menjadi 75 persen di akhir tahun depan.

Sebanyak 25.000 PNS yang dipecat setara dengan 8 persen jumlah keseluruhan. Tahun lalu, Chinamasa sempat mengajukan rencana pemangkasan jumlah PNS, tapi ditolak di kabinet.

Dalam beberapa bulan terakhir, Pemerintah Zimbabwe sebenarnya sudah kesulitan membayar gaji PNS termasuk tentara, guru dan tenaga kesehatan. Penundaan pembayaran gaji sebelumnya telah dilakukan.

Tak hanya itu, perusahaan swasta di Zimbabwe tengah kesulitan. Tercatat 10.000 perusahaan telah gulung tikar di negara ini dalam satu dekade terakhir.

Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe mengatakan, kesengsaraan ekonomi Zimbabwe terjadi karena sanksi ekonomi. Namun, kritikan terus berdatangan yang mengatakan bahwa ini terjadi karena maraknya korupsi dalam pemerintahannya.

 

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sisi Negatif Jadi PNS: Harus Siap Bertugas Dimanapun, Tak Boleh Protes Gaji
Sisi Negatif Jadi PNS: Harus Siap Bertugas Dimanapun, Tak Boleh Protes Gaji

Mengingat, profesi PNS merupakan abdi negara yang harus siap ditempatkan di seluruh pelosok Indonesia.

Baca Selengkapnya
Polisi di Negara ini Terpaksa Terima Suap Karena Gajinya Lebih Rendah dari Harga Pizza
Polisi di Negara ini Terpaksa Terima Suap Karena Gajinya Lebih Rendah dari Harga Pizza

Gaji polisi di negara termiskin di dunia hanya sebesar USD14.

Baca Selengkapnya
Segini Gaji Minimal yang Wajib Bayar Zakat, Termasuk Semua PNS?
Segini Gaji Minimal yang Wajib Bayar Zakat, Termasuk Semua PNS?

Zakat penghasilan atau yang dikenal juga sebagai zakat profesi adalah bagian dari zakat maal yang wajib dikeluarkan atas harta yang berasal dari pendapatan.

Baca Selengkapnya
Banyak Negara Terancam Bangkrut Akibat Jebakan Utang China, Ada Indonesia?
Banyak Negara Terancam Bangkrut Akibat Jebakan Utang China, Ada Indonesia?

Negara miskin menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan bahkan kebangkrutan akibat beban pinjaman luar negeri.

Baca Selengkapnya
400.000 Warga Palestina Kehilangan Pekerjaan Akibat Perang, Gaji juga Tidak Dibayar
400.000 Warga Palestina Kehilangan Pekerjaan Akibat Perang, Gaji juga Tidak Dibayar

400.000 Warga Palestina Kehilangan Pekerjaan Akibat Perang

Baca Selengkapnya
Baru Kerja Sebulan di Perkebunan, Pekerja Indonesia di Inggris Dipecat karena Kurang Cepat Memetik Buah
Baru Kerja Sebulan di Perkebunan, Pekerja Indonesia di Inggris Dipecat karena Kurang Cepat Memetik Buah

Baru Kerja 5 Pekan di Perkebunan, Pekerja Indonesia di Inggris Dipecat karena Kurang Cepat Memetik Buah

Baca Selengkapnya
Rumah Kontrak dan Harus Nafkahi Lima Anak, Sosok Ayah Ini Kerja Sehari Penuh Hanya Dapat Rp 15 Ribu
Rumah Kontrak dan Harus Nafkahi Lima Anak, Sosok Ayah Ini Kerja Sehari Penuh Hanya Dapat Rp 15 Ribu

Hanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tangis Pegawai BUMN di DPR, Tak Bisa Beli Beras Akibat Indofarma Nunggak Gaji Rp95 Miliar
VIDEO: Tangis Pegawai BUMN di DPR, Tak Bisa Beli Beras Akibat Indofarma Nunggak Gaji Rp95 Miliar

Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) mengadukan nasibnya kepada Komisi VI DPR RI

Baca Selengkapnya
FOTO: Polemik Potong Gaji untuk Tapera, Nambah Lagi Beban Hidup Para Pekerja
FOTO: Polemik Potong Gaji untuk Tapera, Nambah Lagi Beban Hidup Para Pekerja

Kebijakan pemotongan gaji untuk iuran Tapera dari ini menuai kritik publik karena semakin menambah beban hidup pekerja di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok.

Baca Selengkapnya
Jumlah Seleksi PPPK 2024 Belum Akomodir Guru Honorer
Jumlah Seleksi PPPK 2024 Belum Akomodir Guru Honorer

Tercatat, masih ada tenaga kerja honorer, di antaranya 700.000 guru honorer.

Baca Selengkapnya
Miris Nasib Buruh Nikel di Morowali
Miris Nasib Buruh Nikel di Morowali

Temuan Rasamala Hijau dan Trend Asia mengungkap mirisnya hidup buruh di Proyek Strategis Nasional.

Baca Selengkapnya