5 Fakta Pergerakan Nilai Tukar Rupiah, Sempat Menguat di Pekan Awal 2019
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah kemarin ditutup melemah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Mengutip data Bloomberg, Selasa (8/1), Rupiah merosot 65 poin atau 0,46 persen ke posisi 14.147 per USD.
Sepanjang Selasa pekan ini, Rupiah bergerak di posisi 14.002-14.162 per USD. Rupiah sempat menguat pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Rupiah menguat 23 poin terhadap Dolar AS.
Sedangkan kurs referensi Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor), Rupiah menguat 74 poin atau 0,5 persen ke posisi 14.031 per USD pada posisi 8 Januari 2019 dari posisi 7 Januari 2019 di posisi 14.015.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Siapa yang mengelola Redenominasi Rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Mengapa BI mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
Penguatan Rupiah ini terjadi sejak 3 Januari dari posisi 14.474 per USD ke posisi 14.350 per USD pada 4 Januari 2019.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah, mengatakan penguatan Rupiah ini terjadi di tengah situasi pasar keuangan global yang diwarnai optimisme atas prospek hasil negosiasi kesepakatan sengketa dagang AS dan China, serta perubahan sikap Chairman FOMC the Fed atas lintasan suku bunga AS ke depan.
"Tidak seperti sebelumnya yang tegas akan menaikkan suku bunga dua kali di 2019, paska jatuhnya harga saham di AS, kali ini the Fed menyiratkan akan lebih fleksibel dan akan menunggu perkembangan data ekonomi ke depan, serta siap melakukan perubahan dalam kebijakan suku bunga ke depan dan dan mulai melunak atas rencana proses penarikan likuiditas dari sistem keuangan," kata Nanang.
Berikut sejumlah fakta pergerakan nilai tukar Rupiah sejauh ini yang dirangkum merdeka.com.
Investasi Asing Mulai Kembali Masuk RI Bawa Rupiah Menguat
Wakil Presiden, Jusuf Kalla, berharap nilai tukar Rupiah bisa terus melanjutkan penguatan. Menurut dia, salah satu pendorong penguatan Rupiah hari ini adalah investasi asing yang mulai masuk kembali.
"Mudah-mudahan nanti (dolar AS) bisa turun lagi," kata JK saat ditemui di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Jakarta.
Oleh sebab itu, untuk menjaga penguatan Rupiah, Wapres JK menjelaskan pemerintah akan berupaya menjaga defisit perdagangan dan anggaran tidak terlalu besar ke depan.
Ekonomi AS Goyah Bawa Berkah Untuk Rupiah
Wakil Presiden, Jusuf Kalla, juga menjelaskan kinerja positif Rupiah tak lepas dari peran Bank Indonesia dan menteri keuangan. Diantaranya, Bank Indonesia menaikkan suku bunga secara bertahap selama enam bulan terakhir dari 4,25 persen menjadi 6 persen.Di sisi lain, Wapres JK pun menilai faktor eksternal juga membantu memberi pengaruh. Di mana, ekonomi Amerika Serikat saat ini sedikit goyah."Yang dulunya keluar sekarang (investasi asing) kembali masuk lagi karena lebih tertarik dari pada itu. Di samping itu juga ekonomi Amerika tidak sekuat, banyak masalah-masalah, sehingga mereka lebih memilih untuk investasi keluar sehingga Rupiah kita menguat," kata Wapres JK.
Pengusaha Tak Terlalu Senang Saat Rupiah Berubah Drastis
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, penguatan Rupiah tak selalu memberikan keuntungan bagi dunia usaha. Kurs Rupiah yang stabil lebih dibutuhkan oleh pelaku usaha, dari pada nilai nominal Rupiah tersebut. "Pengusaha nih kalau naiknya kekencengan serba salah, turunnya kekecengan juga serba salah. Pengennya itu stabil," ujarnya di Ritz Carlton, Jakarta.Rosan melanjutkan, fluktuasi nilai tukar yang terjadi cukup rutin akhir-akhir ini membuat pengusaha bingung menetapkan nilai acuan. Apalagi pengusaha yang memiliki usaha berorientasi ekspor."Jadi emang mungkin banyak yang bilang Rupiah menguat kencang bagus nih. Bagi pengusaha, tidak selalu begitu. Dan mungkin untuk kita yang orientasinya ekspor, mungkin kurang happy juga dengan penguatan yang begitu kenceng," jelasnya.
Pemerintah Tetap Waspada Walau Rupiah Menguat
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pemerintah masih akan melihat sejauh mana dampak penguatan Rupiah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Meski demikian, dia menegaskan, tidak hanya Rupiah yang memberi pengaruh terhadap APBN."Nanti kita akan lihat semua dinamika keseluruhan faktor ekonomi menjadi salah satu bagian yang harus dikelola karena pengaruhnya tidak single," ujar Menkeu Sri di Ritz Carlton, Jakarta.Menkeu Sri menjelaskan, dinamika terhadap ekonomi tidak hanya dilihat dari fluktuasi kurs. Tetapi dari sisi kondisi ekonomi dunia, perang dagang, di mana kesemuanya harus disimak dan diperhitungkan."Semua kita simak, tidak hanya Rupiah hari ini. Dan terus akan dikalkulasi dampaknya terhadap keseluruhan perekonomian kita. Instrumen APBN adalah instrumen untuk mengelola perekonomian, tidak hanya pengaruhnya ke APBN tapi ke mengelola perekonomian," jelasnya.
Rupiah Diprediksi Pemerintah Masih Lanjut Menguat
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, mata uang Garuda masih berpeluang untuk menguat terhadap USD. Namun, penguatan tidak akan terjadi secara otomatis."Masih. (Masih bisa lanjut menguat) Ya iya. Tapi kan tidak otomatis," ujar Menko Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.Menko Darmin mengatakan, penguatan Rupiah masih terus dibayang-bayangi oleh berbagai kondisi global. Meski demikian, saat ini arah untuk penguatan masih terus berlanjut."Dunia ini kan gonjang-ganjing juga kadang, begini kadang begitu. Tapi kan arahnya masih menguat. Jadi, masih," jelas Menko Darmin.
ÂÂ
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laju Rupiah sore ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPada awal perdagangan Kamis (18/4) pagi, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.177 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaPerry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.287 per USD, menunjukkan penguatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaNilai tukar Rupiah memang masih melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah terus menguat dalam dua hari terakhir
Baca SelengkapnyaPergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca Selengkapnya