5 Jenis Aset Kripto yang Paling Diminati Investor Indonesia
Merdeka.com - Industri aset kripto terus mengalami pertumbuhan dari sisi jumlah investor kripto dan nilai transaksi dari waktu ke waktu. Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai lembaga yang mengawasi dan mengatur perdagangan aset kripto mengeluarkan data transaksi terbaru dari industri yang baru tumbuh ini.
Dari data yang dirilis Kemendag, disebutkan jumlah nasabah aset kripto telah mencapai 14,1 juta pada Mei lalu. Sementara itu, investor saham tercatat hanya 8,86 juta.
Selain itu, aset kripto di Indonesia mengalami lonjakan luar biasa. Per 2020, nilai transaksi aset kripto sebesar Rp 64,9 triliun. Satu tahun kemudian, per Desember 2021, angkanya melonjak sangat signifikan menjadi Rp 859,4 triliun. Selama periode Januari hingga Mei 2022, tercatat sudah mencapai Rp 192 triliun.
-
Bagaimana Kemendag ingin masyarakat memahami Aset Kripto? Mendag berharap, Bursa Kripto dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk terus melakukan literasi kepada masyarakat dengan memberikan informasi yang tepat terkait risiko, manfaat, dan potensi dari Perdagangan Aset Kripto.
-
Apa yang dilakukan OJK untuk investasi kripto? Kendati industri kripto mengalami kebangkitan pasca menangnya Trump dalam Pilpres AS, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap mengingatkan bahwa meskipun kripto menarik, instrumen ini memiliki risiko tinggi dan masih tergolong spekulatif.Oleh karena itu, OJK menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar mereka memahami dengan baik risiko dan cara berinvestasi di kripto sebelum memulai.
-
Bagaimana adopsi teknologi mendorong harga kripto? Misalnya pengenalan DeFi (Decentralized Finance), NFT (Non-Fungible Tokens) atau layer 2 scaling solutions di Ethereum sering kali menarik perhatian investor. Ketika koin tertentu mendapatkan manfaat langsung dari inovasi teknologi tersebut, minat pasar terhadap koin tersebut meningkat.
-
Mengapa Mendag mendorong kolaborasi di sektor Kripto? “Tujuannya, agar Perdagangan Aset Kripto dapat berjalan lebih konstruktif dan efektif,“ imbuhnya.
-
Kenapa harga kripto naik saat bull market? Ketika investor percaya bahwa nilai aset akan terus meningkat mereka cenderung melakukan aksi beli dalam jumlah besar. Lonjakan permintaan ini berdampak langsung pada kenaikan harga koin sehingga mendorong beberapa koin mencapai ATH.
-
Kapan Kripto mulai berkembang? Kemajuan besar terjadi pada tahun 2015, ketika Ethereum dan kontrak pintar membuka pintu untuk aplikasi yang terdesentralisasi (dApps) dan tokenisasi aset.
Ada hal menarik yang disebut dari data tersebut, bahwa ada lima jenis aset kripto teratas yang memiliki nilai transaksi tertinggi, yaitu Tether (Rp42,3 triliun), Bitcoin (Rp 18,5 triliun), Ethereum (Rp14,2 triliun), Dogecoin (Rp 6,8 triliun), dan Terra (Rp 6 triliun).
Tether (USDT) sendiri adalah aset kripto stablecoin yang dipatok ke dolar AS. Itu dibuat untuk menstabilkan nilai tukar dalam transaksi aset digital. Sejak kemunculannya, stablecoin telah memainkan peran yang sangat penting di pasar.
Tidak seperti aset kripto tradisional seperti Bitcoin dan Ethereum, yang nilai moneternya dapat berfluktuasi secara luas, stablecoin USDT dirancang untuk mempertahankan harga konstan US$ 1 dan didukung oleh cadangan dana yang besar atau rekayasa keuangan lainnya.
Alasan Stablecoin Jadi Pilihan saat Bear Market
VP Growth Tokocrypto, Cenmi Mulyanto, mengatakan laporan yang dikeluarkan oleh Kemendag sejalan dengan transaksi yang terjadi di Tokocrypto. Ia mengungkap bahwa tiga jenis aset kripto teratas yang ditransaksinya di platfrom Tokocrypto adalah USDT, ETH dan BTC.
"Laporan transaksi aset kripto yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan untuk bulan Mei 2022, sejalan dengan situasi di Tokocrypto. Di platform kami tiga jenis aset kripto yang paling banyak di-trading adalah USDT, Ethereum dan Bitcoin. Untuk volume trading masing-masing belum bisa kami ungkap," kata Cenmi.
Menurut CoinGecko, USD Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) adalah dua stablecoin terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar sejauh ini, masing-masing mencapai US$ 66 miliar dan US$ 55 miliar, pada 1 Juli 2022. Cenmi sedikit mengungkap kenapa volume trading Tether mengalami lonjakan ketika kripto sedang bear market.
Menurut Cenmi, secara teori, nilai Tether seharusnya lebih konsisten daripada aset lainnya dan disukai oleh investor yang waspada terhadap volatilitas ekstrim dari koin lain. Selama pasar naik, Bitcoin biasanya akan jauh mengungguli stablecoin. Namun, selama tekanan pasar, stablecoin menawarkan perlindungan dari volatilitas.
"Aset kripto tradisional berada di bear market, karena meningkatnya inflasi dan ancaman kenaikan suku bunga dari The Fed. Akibatnya, sulit untuk menemukan peluang untuk menghasilkan hasil keuntungan. Stablecoin mewakili satu-satunya tempat berlindung yang tersisa yang menawarkan pengembalian yang mengalahkan inflasi," jelasnya.
Meski begitu, Cenmi mengingatkan stablecoin adalah aset volatilitas yang lebih rendah, tetapi bukan tanpa risiko. Waspadai hal ini dan jangan mengalokasikan investasi yang berlebihan dan selalu melakukan riset serta selalu menggunakan uang dingin, bukan dana darurat.
Di samping itu, Bappebti mencatat lima calon pedagang fisik aset kripto dengan nilai transaksi tertinggi pada Januari-Mei 2022, yaitu Tokocrypto, Indodax, Pintu, Rekeningku dan Zipmex. Cenmi mengatakan Tokocrypto masih memiliki daily trading volume yang terus tumbuh walaupun saat bear market.
"Dalam situasi bear market saat ini, daily trading volume harus diakui terjadi penurunan dari segi daily trading volume dari sebelumnya pada saat normal bisa mencapai US$ 50-70 juta (Rp 747 miliar-1 Triliun), kini jadi US$ 15-20 juta (RP 224 miliar-298 miliar)," pungkas Cenmi.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika ditotal dari Januari-Agustus 2023, total nilai transaksi aset kripto sebesar Rp86,45 triliun.
Baca SelengkapnyaUntuk memfasilitasi peningkatan ini, pengawasan yang tepat dan edukasi yang benar diperlukan untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan industri kripto.
Baca SelengkapnyaKasan turut menekankan bahwa perdagangan aset kripto juga telah memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara pada sektor perpajakan.
Baca SelengkapnyaDi bulan Mei, terdapat penambahan jumlah investor kripto sebanyak 363.101 dengan total investor mencapai 19,75 juta.
Baca SelengkapnyaUntuk nilai transaksi aset kripto juga mengalami pertumbuhan dari Rp42,34 triliun per Juli 2024 menjadi Rp48 triliun pada Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaPeraturan aset kripto dituangkan dalam Permendag No. 99/2018 tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Aset Kripto.
Baca SelengkapnyaKontribusi pajak kripto yang besar diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaDalam industri keuangan, teknologi blockchain telah membuka jalan bagi konsep keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Baca SelengkapnyaPertumbuhan pasar kripto di Indonesia dapat membuka lebih banyak peluang untuk inovasi di sektor keuangan digital di masa depan.
Baca SelengkapnyaNilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei Chainalysis, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara yang memiliki pertumbuhan kripto terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaSaat ini ketentuan atau regulasi yang mengatur aset kripto bervariasi antar juridiksi setiap negara.
Baca Selengkapnya