5 Kebohongan pemerintah di balik kenaikan harga BBM
Merdeka.com - Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan pemberian kompensasi kepada rakyat kecil mendapat kritikan dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA). FITRA memandang banyak kebohongan yang tidak diucapkan pemerintah kepada rakyat dibalik rencana kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM disebut hanya proyek sebagian elit menyusupkan program kepentingan partai politik jelang pemilu 2014.
Sekretaris Jenderal FITRA Yuna Farhan mengatakan salah satu kebohongan pemerintah dalam menaikkan BBM subsidi adalah mengenai penghematan yang mencapai Rp 30 triliun. Namun menurut Farhan, penghematan Rp 30 triliun tersebut hanya akal-akalan pemerintah untuk mengelabui rakyat. Faktanya, dalam data FITRA, alih-alih mengurangi alokasi belanja subsidi, subsidi yang diajukan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2013 justru membengkak sebesar Rp 16,1 triliun.
Selain itu, Farhan juga menuding pemerintah dalam rencana penyesuaian harga BBM subsidi ini hanya akan menjadi ajang tawar-menawar antar partai politik di DPR. Hal ini diindikasikan dari keputusan pemerintah yang ingin membahas ini bersama DPR dengan dalih meminta izin pemberian kompensasi. Padahal pemerintah sudah punya hak penuh untuk menaikkan harga BBM jika subsidi sudah membahayakan anggaran.
-
Siapa yang mencatat lonjakan konsumsi BBM? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Apa yang baru dari aturan BBM Subsidi? Pemerintah segera merilis aturan baru mengenai penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite dan jenis BBM tertentu JBT Solar Subsidi.
-
Apa yang direvisi BPH Migas tentang BBM subsidi? Pertimbangkan Masukan Masyarakat Menurut Kepala BPH Migas Erika Retnowati, masukan dari masyarakat akan menjadi pertimbangan dalam penyusunan revisi regulasi tersebut.
-
Kenapa BPH Migas revisi regulasi penyaluran BBM subsidi? 'Pertama, pengaturan volume Jenis BBM Tertentu (JBT) Minyak Solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) untuk transportasi darat disusun berdasarkan kajian kewajaran pembelian JBT Minyak Solar dan JBKP transportasi darat, seperti data histori transaksi pembelian JBT dan JBKP, jenis kendaraan dan tempuh' jelasnya pada saat ditemui dalam Public Hearing di Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/9/2024).
-
Mengapa BPH Migas keluarkan regulasi tentang BBM subsidi? Untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi ini tepat sasaran dan tidak disalahgunakan, BPH Migas telah mengeluarkan regulasi mengenai pedoman pembinaan hasil pengawasan kepada penyalur.
-
Kenapa aturan baru BBM Subsidi dibuat? Aturan ini dirancang untuk memastikan distribusi BBM bersubsidi lebih tepat sasaran dan efisien.
Berangkat dari kebohongan pemerintah ini, FITRA akan menyurati DPR agar menolak pembahasan RAPBN-P 2013 yang diajukan oleh pemerintah. Serta FITRA minta agar mengembalikan diskresi penyesuaian harga BBM kepada pemerintah.
"RAPBN-P sarat kepentingan politik menjelang pemilu 2014, kita akan menyurati DPR walaupun ini terlambat tapi masih memungkinkan," ucap Farhan dalam konfrensi pers di Sekretariat Nasional FITRA, Jakarta, Minggu (2/6).
Menurut FITRA yang berkantor di Mampang ini, ternyata pemerintah tidak hanya bohong masalah kenaikan harga demi penghematan. Berikut daftar 5 akal-akalan pemerintah dalam mengelabui rakyat soal kebijakan BBM versi FITRA seperti dirangkum merdeka.com:
Pemerintah tak perlu naikkan harga BBM
Dalam data yang dikemukakan FITRA, dari APBN 2012 masih tersisa Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 56,1 triliun. Dengan dana ini, pemerintah seharusnya tidak perlu mengajukan RAPBN-P untuk membahas kompensasi karena kenaikan harga BBM subsidi. SAL tersebut bisa mengcover pembengkakan subsidi BBM Rp 16 triliun dan kompensasi sebesar Rp 30 triliun.
Farhan mengatakan, dengan adanya dana tersebut juga tidak diperlukan justifikasi menambah utang baru sebesar Rp 63,4 triliun. Serta pemerintah juga tidak perlu menambah anggaran pendidikan sebesar Rp 7,5 triliun sebagai konsekuensi penambahan belanja.
Dengan pengajuan RAPBN-P 2013, dia menilai ini adalah siklus politisasi anggaran pada tahun pemilu atau biasa disebut political budget cycles yang juga dilakukan di berbagai negara.
"Menjelang tahun pemilu terjadi penurunan penerimaan pendapatan dan peningkatan belanja diikuti dengan defisit yang besar," jelasnya.
Penurunan target pajak yang bikin APBN defisit
Rencana kenaikan BBM subsidi kali ini didasarkan pada asumsi pemerintah yang mengatakan defisit anggaran akan melebihi 3 persen jika tidak ada penyesuaian harga. Hal demikian berbeda dengan yang dikemukakan FITRA, forum ini menuding ini hanyalah akal-akalan pemerintah. Defisit anggaran melebih 3 persen terjadi karena penurunan perpajakan.
Sekjen FITRA Yuna Farhan mengatakan tambahan beban subsidi BBM hanya berkontribusi 20 persen terhadap defisit anggaran, sementara penurunan penerimaan perpajakan berkontribusi 66 persen terhadap defisit.
"Pemerintah tidak memiliki argumen yang sahih atas penurunan pajak," jelas Farhan.
Pemerintah dinilai memaksa menaikkan harga minyak tapi memanjakan birokrasi dengan menyetujui penurunan pajak. "Ini jelas tidak adil apalagi di tengah kenyataan praktik korupsi pajak dan potensi penerimaan serta tax ratio yang masih jauh dari potensi yang sebenarnya," tegasnya.
Biaya gaji PNS dan pensiunan melebihi subsidi BBM
Rencana kenaikan BBM subsidi dinilai hanya akan menambah sengsara rakyat kecil, namun kebijakan ini tidak akan terasa untuk pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai kementerian di Indonesia. Beban subsidi yang membengkak seolah harus dibayar rakyat tanpa ada sikap penghematan serupa dari elemen pemerintah.
Sekjen FITRA, Yuna Farhan mengatakan dalam menyehatkan anggaran dengan menekan defisit anggaran, pemerintah tidak mau berkorban. Hal ini dilihat dari pemotongan anggaran semua kementerian lembaga yang totalnya hanya mencapai Rp 7,1 triliun. Serta pemotongan belanja pegawai yang hanya berkurang Rp 1,4 triliun.
"Padahal berkaca pada realisasi APBN 2012, pemerintah tidak mampu menyerap anggaran hingga Rp 56,1 triliun dan 35 persen belanja pegawai digunakan untuk membiayai pensiunan," tegas Farhan.
Farhan menyebut sistem pembayaran pensiun PNS cukup memberatkan anggaran. Pasalnya pembayaran pensiun sampai pada anak cucu pegawai tersebut. "Salah pemerintah sendiri memberi pensiun sampai anak cucu," tegasnya.
Mobil dinas banyak gunakan BBM subsidi
Pembengkakan subsidi untuk BBM dinilai juga karena tidak suksesnya program pemerintah dalam melakukan pengendalian BBM subsidi. Terlebih lagi program yang sering didengungkan yaitu mewajibkan mobil dinas menggunakan BBM non Subsidi.
Menurut Sekjen FITRA, Yuna Farhan, hal ini jelas merugikan rakyat kecil karena harus ikut menanggung jika harga BBM subsidi naik.
"Kita menuntut semua mobil dinas dibiayai dengan uang pribadi pemakai, khususnya bahan bakar (minyak)," tegasnya.
Hal ini juga memberi indikasi tidak adanya pemotongan anggaran yang signifikan dari belanja barang yang selama ini menjadi sumber inefisiensi yang sangat besar.
Kompensasi BBM hanya untungkan politikus
Meskipun pemerintah dinilai banyak berbohong dalam rencana kenaikan BBM subsidi, FITRA masih terbuka untuk penyesuaian harga tersebut. Namun tidak begitu saja, lembaga ini meminta agar kompensasi kenaikan BBM seperti BLSM, BLT, maupun beasiswa tidak perlu diberikan.
Sekjen FITRA, Yuna Farhan menilai rencana pemberian kompensasi adalah salah satu cara partai politik menyusupkan program populis mencari perhatian rakyat jelang pemilu 2014. Penyesuaian atau kenaikan harga BBM bisa sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah dan sudah dilindungi oleh UU yang ada.
"Kalau mereka mau menyesuaikan harga BBM enggak usah harus ada BLSM, BLT ataupun beasiswa," jelasnya di Seknas FITRA, Mampang, Jakarta, Minggu (2/6).
Berkaca dari temuan itu, FITRA menuding pengajuan APBN-P syarat kepentingan politisasi dan menyelundupkan program simpati masyarakat. Karena itu pihaknya akan meminta DPR segera menghentikan pembahasan revisi anggaran dengan pemerintah.
"(BLSM) juga tidak efektif untuk menanggulangi kemiskinan," tegas Farhan. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah telah mengimpor BBM hingga Rp251 triliun sepanjang 2019-2023.
Baca SelengkapnyaMenetapkan sebanyak lima orang tersangka dalam kasus BBM oplosan
Baca SelengkapnyaAlasan pemberian subsidi BBM karena harga jual BBM terutama minyak tanah, berada di bawah biaya produksinya.
Baca SelengkapnyaMengutip Reuters, Brent berjangka untuk pengiriman November pada Jumat ini, berada di posisi USD 95,38 per barel.
Baca SelengkapnyaSetelah menurunkan Pertalite sebanyak 1.800 liter, pelaku menerima uang sebesar Rp14 juta.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaSubsidi BBM terdiri dari minyak tanah dan minyak solar sebesar 18,33 sampai dengan 19,44 juta kiloliter.
Baca SelengkapnyaPenyidik juga menyita bahan pewarna yang digunakan pelaku untuk mengubah warna Pertalite menjadi warna Pertamax.
Baca SelengkapnyaPertamina telah menaikkan harga Pertamax per 1 Oktober 2023 menjadi Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, selama ini harga Pertamax sudah ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar.
Baca SelengkapnyaPertamina ikut melakukan penyesuaian harga pada BBM non subsidi yang terdiri dari BBM gasoline, Pertamax Turbo dan Pertamax Green 95.
Baca SelengkapnyaNantinya, jika BBM jenis Pertalite dibatasi, maka pemerintah akan mensubisidi BBM jenis Pertamax.
Baca Selengkapnya