5 Klaim megaproyek 35.000 MW Jokowi, disebut terbesar di dunia
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo mengungkapkan jika target pembangunannya kerap mendapat pertentangan. Salah satunya proyek 35.000 Mega Watt (MW) yang ditargetkan terwujud dalam lima tahun.
Banyak kalangan meragukan tercapainya target tersebut lantaran dinilai terlalu ambisius. "Kita mau bangun 35.000 MW dalam 5 tahun banyak yang tak percaya, pesimis sekali kita ini," tutur Presiden Jokowi di Balai Kartini, Jakarta.
Presiden menilai, target listrik 35.000 MW tersebut sangat mungkin dicapai dalam jangka waktu lima tahun. Tinggal mencari cara untuk memenuhi target tersebut.
-
Bagaimana PLN menarik investor di proyek kelistrikan? Dua prinsip tersebut diterapkan PLN untuk menarik minat para investor agar akses listrik untuk seluruh masyarakat bisa dieksekusi dengan cepat,“ katanya.
-
Mengapa program Listrik Desa diluncurkan? Keinginan itu dimulai dari Bantul pada Mei 2015, Pemerintah mencanangkan program pembangkit listrik 35.000 MW melengkapi 7.000 MW yang sudah dibuat pemerintah sebelumnya.
-
Apa kunci sukses proyek kelistrikan menurut PLN? Kunci penting langkah ini, PLN bersama mitra selalu memetakan rencana kerja yang reliable dan juga mitigasi risiko, sehingga dalam pelaksanaan pengembangan sektor kelistrikan mampu mendorong iklim investasi yang menarik bagi para investor.
-
Bagaimana Pemprov Kaltim mendorong Perusda MBS untuk menerapkan bisnis kendaraan listrik? 'Saya mendorong ke depan, MBS mulai menggunakan kendaraan non fosil. Kendaraan itu bisa dipinjam atau disewakan,' ujarnya Akmal kepada wartawan.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Apa yang dilakukan pemerintah untuk meyakinkan investor? Presiden, lanjut Nurul, telah mengangkat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebagai Plt Kepala Otorita IKN dan Wakil Menteri ATR Raja Juli Antoni sebagai Plt Wakil Kepala Otorita IKN. Menurutnya, hal itu bukti bahwa IKN tetap berlanjut.
"Kita dalam 70 tahun hanya bisa membangun 53.000 MW, nah ini 5 tahun 35.000 MW. Kalau saya (berpikirnya) bagaimana caranya supaya ini bisa masuk akal," ucapnya.
Guna menumbuhkan optimisme, pemerintah menggelontorkan sejumlah pandangan bahwa ini bukanlah sebuah proyek utopia. Berikut merdeka.com akan merangkum sejumlah klaim pejabat negara pada proyek ini.
Proyek pembangkit terbesar dunia
Pemerintah Jokowi-JK tengah mengejar pembangunan infrastruktur kelistrikan dalam proyek 35.000 megawatt (MW). Proyek ini jadi satu-satunya proyek pembangkit listrik terbesar di dunia.Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki menilai, proyek ini merupakan momen pemerintah dalam menggenjot pembangunan infrastruktur, termasuk pembangkit listrik. Sebab, listrik menjadi kebutuhan dasar masyarakat dan para investor.Investor, kata dia, sangat membutuhkan listrik dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Apalagi, pemerintah tengah melakukan deregulasi dan kemudahan-kemudahan untuk para investor."Ini satu-satunya di dunia yang sampai 35.000 MW. Ini proyek cuma ada di indonesia. Tak ada lagi proyek ini di dunia," ujar Teten di kantornya, Jakarta.
Bukan proyek mustahil
Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki menilai, proyek ini bukan program yang mustahil dari pemerintah. Mulai dari deregulasi hingga pemangkasan berbagai izin dilakukan guna menarik para investor ke sektor pembangkit listrik. Pemerintah pun memotong izin pembangunan pembangkit listrik. Dari 68 izin dipangkas hingga menjadi 22 izin."Penyediaan infrastruktur ini untuk meningkatkan rasio elektrifikasi kita ini masih 83 persen dan ditargetkan dalam 2019 bisa mencapai 97,3 persen," kata dia.Dia berharap proyek ini dapat selesai tepat waktu. Sehingga, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat meningkat seiring ketersediaan listrik hingga ke pelosok daerah.
Pendanaan aman
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memastikan pendanaan aman untuk proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt. Terutama proyek 5 ribu megawatt yang menjadi jatah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)."Keseluruhan, 2016 cukup aman karena tadi PLN menghitung butuh Rp 97 triliun dan hampir dua per tiga sudah disecure dari ekuitas mereka maupun pinjaman perbankan. Kemudian kalau Independen Power Producers (IPP) kan mereka masing-masing mencari jalan sendiri, jadi saya kira cukup secure," kata Sudirman seusai mengikuti rapat terkait proyek pembangkit listrik dan pengembangan energi terbarukan di kantor wakil presiden, Jakarta.Hadir dalam rapat itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Direktur Utama PT PLN Persero Sofyan Basir, dan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBT) Kementerian ESDM Rida Mulyana.
Solusi kurangi pengangguran
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, berdasarkan data Bank Dunia, penggunaan listrik atau kilo Watt per hour (kWh) per kapita Indonesia hanya mencapai 700 kWh. Jumlah itu masih kalah ketimbang Malaysia dan Thailand yang mencapai masing-masing 4.000 kWh dan 2.000 kWh.Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman, mengatakan rendahnya konsumsi listrik ini membuat daya saing industri Tanah Air kalah dibandingkan negara tetangga. Maka dari itu, kehadiran program 35.000 megawatt (MW) sangat penting untuk Indonesia."Target kita baru 2019 (konsumsi listrik) itu mendekati 1.500 kWh," ujar dia di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta.Menurut dia, rendahnya penggunaan kWh tersebut disebabkan volume industri Tanah Air tidak terlalu besar. Imbasnya, penyerapan tenaga kerja menjadi sedikit. Diharapkan, proyek 35.000 MW bakal membuat penyerapan tenaga kerja industri semakin meningkat."Jadi 35.000 MW itu hal yang mutlak harus dilakukan untuk menumbuhkan industri kita," kata dia.
Proyek ini dibutuhkan masyarakat
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menegaskan bahwa proyek sebesar 35.000 MW bukan angka yang tidak diperhitungkan. Dia menjelaskan angka tersebut dihitung dengan cermat didasari atas asumsi-asumsi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk."Jadi 35.000 MW bukan sekadar target tapi kebutuhan", tegas dia.Dia meminta kepada seluruh perusahaan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/lPP) dan PT PLN (Persero) agar tidak memandang program pembangunan listrik 35.000 MW sebagai sebuah proyek semata. Dia meminta pengusaha tersebut untuk melihat proyek ini sebagai gerakan menerangi nusantara."Pembangunan listrik harus disikapi sebagai sebuah movement atau gerakan," ujar Sudirman.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menginginkan seluruh potensi energi baru terbarukan di Indonesia bisa dimanfaatkan.
Baca SelengkapnyaPLTS yang berada terapung di atas Waduk Cirata ini memiliki kapasitas 192 megawatt peak (MWp).
Baca SelengkapnyaKomitmen ini, lanjut Jokowi, diwujudkan melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, optimisme swasta berperan untuk menggerakan ekonomi nasional.
Baca Selengkapnya"Proyek Tangguh Train 3 ini dibangun dengan investasi USD 4,83 miliar atau Rp72,45 triliun," kata Jokowi.
Baca SelengkapnyaPermasalahan kelebihan pasokan listrik akan teratasi dengan adanya peningkatan konsumsi listrik.
Baca SelengkapnyaPLTS ini baru saja diresmikan langsung oleh presiden Jokowi dan menjadi PLTS terbesar se Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaPresiden mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di sektor energi hijau, yaitu sekitar lebih dari 3.600 gigawatt (GW).
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, pendanaan kepada negara berkembang seharusnya bersifat membangun.
Baca SelengkapnyaPLN bersama Pertamina memulai pemanfaatan energi panas dengan kapasitas 30 dan 15 mega watt.
Baca SelengkapnyaKepala negara mengaku tidak ada pembicaraan khusus saat para pebisnis itu mengerubunginya.
Baca SelengkapnyaJokowi menyinggung alasan pemerintah fokus membangun infrastruktur
Baca Selengkapnya