5 Lembaga internasional yang terima uang setoran dari Indonesia
Merdeka.com - Indonesia terikat keanggotaan dengan pelbagai lembaga keuangan internasional. Indonesia tercatat sebagai anggota Bank Dunia, Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IDB), International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB), Islamic Development Bank (IDB), International Fund and Agricultural Development (IFAD), dan Islamic Corporation for The Development of The Private Sector (ICD).
Sebagai anggota tentu tidak lepas dari kewajiban yang sekaligus mengikat Indonesia dengan lembaga keuangan internasional. Salah satu kewajibannya, setiap tahun Indonesia harus memberikan iuran atau setoran yang diambil dari anggaran negara untuk lembaga keuangan tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, tahun depan uang negara yang bakal disetorkan ke lembaga-lembaga keuangan itu mencapai Rp 1,02 triliun. Namun, pemerintah buru-buru membantah dan tidak ingin jika kewajiban memberikan penyertaan modal negara (PMN) untuk lembaga keuangan internasional disebut sebagai setoran atau iuran wajib.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Apa itu Obligasi Pemerintah? Adapun obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah untuk mendapatkan pendanaan.
-
Kenapa Bank Pemerintah penting? Bank pemerintah, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bank BUMN, adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan suatu negara, memainkan peran yang krusial dalam mendukung stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional.
-
Mengapa kewajiban warga negara penting untuk negara? Kewajiban ini bertujuan untuk menjaga ketertiban sosial dan menjamin bahwa setiap warga negara berperan aktif dalam mendukung stabilitas dan perkembangan negara.
-
Apa yang dimaksud dengan APBN? APBN adalah singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Ini merupakan rencana keuangan pemerintah yang mencakup semua pemasukan dan pengeluaran negara dalam satu tahun anggaran.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
"Itu bukan iuran, itu modal kita. Tidak tidak menyumbang karena itu milik kita. Jadi kita anggap itu sebagai investasi kita di Bank Dunia. Dengan begitu kita akan mendapat perhatian di Bank Dunia," ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Rabu (4/12).
Pemerintah juga meminta agar penambahan modal ini tidak menjadi polemik. Menteri Keuangan Chatib Basri menuturkan, ada kewajiban setiap anggota lembaga keuangan internasional untuk menanamkan modal. Apalagi, pada 2010 muncul edaran dari Bank Dunia agar setiap anggota menambah modal keikutsertaan. "Kita harus bayar," singkat Chatib usai rapat kerja dengan Komisi XI DPR.
Mantan Kepala BKPM ini dengan tegas menuturkan, setoran ke lembaga keuangan sama saja investasi pemerintah. Tujuan dari setoran ke lembaga keuangan itu selain memenuhi kewajiban sebagai anggota, juga mempertahankan hak suara Indonesia di lembaga keuangan yang dimaksud. Pemerintah mengklaim, jika setoran lancar, maka peran dan kepentingan Indonesia pada lembaga keuangan internasional bisa terjaga dengan baik.
Lalu apa untungnya terus menerus memberikan setoran ke lembaga keuangan internasional itu? Keuntungannya, Indonesia bisa mendapatkan utang dengan bunga rendah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menilai wajar bila pemerintah menambah besaran penyertaan modal di lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) atau Bank Dunia.
Alasannya, lembaga tersebut merupakan instansi multilateral yang mengelola perekonomian global. Jika situasi dunia dapat dijaga stabil, alhasil Indonesia akan ikut memperoleh manfaat.
Berikut ini lima lembaga keuangan internasional yang tiap tahun selalu mendapat setoran uang dari Indonesia.
Islamic Development Bank (IDB)
Dari nota keuangan RAPBN 2014 tercatat, pada 2011 Indonesia menggelontorkan dana sekitar Rp 107,9 miliar untuk disetor ke Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank. Namun pada 2012 dan 2013, Indonesia tidak memberikan setoran ke organisasi ini.
Asian Development Bank (ADB)
Nota keuangan RAPBN 2014 menyebutkan, Indonesia menyetor dana sekitar Rp 326,2 miliar pada 2011 untuk Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB). Jumlah setoran ke ADB sedikit mengalami penurunan pada 2012.
Tahun lalu, pemerintah memberikan PMN sebesar Rp 352,9 miliar untuk ADB. Tahun ini, sesuai APBN-P 2013, pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp 373,8 miliar untuk lembaga ini. Tahun depan, jumlah setoran pemerintah ke ADB dipatok sebesar Rp 337 miliar.
International Bank for Reconstruction and Development (IBRD)
Masih dari nota keuangan RAPBN 2014, pemerintah juga mencatat telah mengucurkan dana sebesar Rp 40 miliar untuk lembaga keuangan IBRD. Jumlah setoran ke lembaga ini melonjak tajam menjadi Rp 147,6 miliar pada tahun lalu.
Tahun ini, pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 172,2 miliar untuk IBRD. Tahun depan, pemerintah sudah menyiapkan dana 172 miliar untuk lembaga keuangan ini.
International Fund and Agricultural Development (IFAD)
Sebagai anggota IFAD, pemerintah juga punya kewajiban memberikan setoran setiap tahunnya. Pada 2011, pemerintah memberikan modal sebesar Rp 13,7 miliar pada IFAD.
Pada 2012 modal pemerintah di lembaga ini ditambah menjadi Rp 18,9 miliar. Tidak tanggung-tanggung, uang negara yang disetor ke lembaga ini makin besar pada 2013, jumlahnya mencapai Rp 30,3 miliar.
International Finance Corporation (IFC)
Pada 2011, Indonesia tidak memberikan setoran ke IFC. Pada 2012, Indonesia memberikan tambahan modal di anggota kelompok Bank Dunia ini sebesar Rp 8,1 triliun. Setoran Indonesia ke IFC ditambah menjadi Rp 8,7 miliar pada tahun ini.
Baca juga:Pemerintah tak mau disebut kasih setoran ke Bank DuniaSelalu setor modal, Indonesia masih butuh Bank Dunia dan IMFTambah setoran ke Bank Dunia, Indonesia bisa mudah dapat utangRp 1 Triliun uang negara untuk lembaga keuangan internasionalBank Dunia: Krisis global mulai berakhir (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BRI Danareksa Jadi Penjamin Emisi Obligasi IIF Rp500 Miliar, Nilai Kupon Capai 7,25 Persen
Baca SelengkapnyaIndonesia harus beralih ke sumber pembiayaan lain sebagai langkah diversifikasi.
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyebut RUU tersebut menjadi penting sebab negara-negara tersebut memiliki peran dan teknologi yang cukup baik dalam bidang pertahanan.
Baca SelengkapnyaLangkah ini menjadi bagian upaya BNI untuk memperkuat posisi keuangan dan memperluas kapasitas pendanaannya di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, keanggotaan ini penting untuk meningkatkan persepsi positif terhadap sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi dan jumlah pelaku LCT terus tumbuh positif dimana pada Januari hingga April 2023 mencapai USD2.1 milliar.
Baca SelengkapnyaHal itu berdasarkan rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023
Baca SelengkapnyaPengukuhan tersebut diputuskan dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis.
Baca SelengkapnyaSembilan negara tambahan yang menjadi mitra baru BRICS.
Baca SelengkapnyaKuasa Usaha ad Interim (KUAI) Kedubes AS, Michael Kleine mengatakan, kesepakatan itu merupakan bukti hubungan bilateral yang kuat antara AS dengan Indonesia.
Baca SelengkapnyaHarapan Jokowi, keanggotaan penuh ini menjadi momentum yang baik untuk terus menguatkan komitmen pencegahan dan pemberantasan TPPU.
Baca Selengkapnya