5 Modus Orang Kaya Hindari Pajak, Terpopuler Beri Sumbangan
Merdeka.com - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan menyatakan, kesadaran masyarakat Indonesia untuk membayar pajak masih rendah. Sehingga, banyak masyarakat kaya yang menyembunyikan hartanya di luar negeri.
Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, Suryo Utomo mencatat, jumlah Wajib Pajak yang tercatat sebanyak 45 juta WP. Namun dari jumlah tersebut hanya 19 juta yang membayarkan pajak.
"Dari daftar kami ada 45 juta Wajib Pajak tapi yang efektif membayar pajak hanya 19 juta orang," kata Suryo dalam Sosialisasi UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan Wilayah Indonesia Timur, Makassar, dikutip Selasa (19/4).
-
Kenapa pengemis kaya raya ini menyembunyikan kekayaannya? Pengemis juga identik dengan kemiskinan. Akan tetapi, setidaknya ada lima pengemis yang sempat viral lantaran ternyata mereka punya banyak harta. Terlebih harta dan aset para pengemis kaya ini tidak mewakili kondisinya.
-
Siapa saja pengemis kaya raya di Indonesia? Berikut ini 5 pengemis yang ternyata kaya raya: Legiman di Pati, Jawa Tengah Pada tahun 2019, seorang pengemis bernama Legiman terciduk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta. Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari. Sri Keryati di Jakarta Pusat. Dia kedapatan memiliki jumlah emas dan uang hingga Rp23 juta. Sri terjaring petugas dinas sosial saat tengah mengemis di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Dari PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu, petugas mendapatkan sejumlah emas, uang kertas sebesar Rp22.750.000 dan uang receh sebanyak Rp313.900. Sehingga totalnya berjumlah Rp23.063.900. Muklis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring pengemis bernama Muklis yang memiliki harta yang banyak. Muklis terjaring di Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat digeledah, Muklis kedapatan memiliki uang Rp90 juta. Uang itu dikumpulkan dari hasil mengemis selama 6 tahun. Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp100 ribu mencapai Rp80 juta. Uang pecahan Rp50 ribu total Rp10 juta. Uang pecahan Rp20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp250 ribu. Luthfi Haryono di Gorontalo Pengemis di Gorontalo, bernama Luthfi Haryono membuat heboh jagat media sosial. Luthfi juga berkedok sumbangan masjid dengan membawa proposal ilegal ke setiap rumah dan warung. Waktu ditangkap Luthfi kedapatan bawa uang Rp43 juta dan emas. Sri Siswari Wahyuningsih di Semarang, Jawa Tengah Siswari diketahui memiliki deposito sebesar Rp140 juta dan rekening tabungan sebesar Rp16 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki surat BPKB kendaraan roda dua. Pengemis terlihat sangat lusuh itu mempunyai tiga anak yang saat ini duduk di bangku kuliah. Bahkan ketiga anaknya kuliah di kampus ternama Kota Semarang. Anaknya yang pertama berinisial HMS kuliah di Universitas Perbankan (Unisbank) di Jalan Tri Lomba Juang, Kota Semarang. Kemudian anak kedua berinisial SMS kuliah di jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sultan Agung (Unisula), Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang.
-
Apa itu pajak? Pungutan Wajib KBBI mendefinisikan pajak sebagai pungutan wajib untuk penduduk kepada negara atas pendapatan, pemilikan, dan lainnya.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
Artinya, lanjut Suryo kebutuhan negara selama ini dibiayai 19 juta orang yang membayar pajak. Padahal jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta orang.
Lantas modus apa yang kerap dipakai orang kaya untuk terhindar dari kewajiban membayar pajak? Dilansir dari berbagai sumber, terdapat lima cara populer yang dipakai orang kaya untuk menyembunyikan asetnya dari pungutan pajak, yakni:
1. Sumbangan
Mengutip dari Tech Story, Rabu (4/1), sumbangan menjadi modus "umum" yang dipakai miliuner dunia agar terhindar dari kewajiban membayar pajak. Umumnya, sumbangan diberikan kepada organisasi nirlaba (nonprofit).
Berdasarkan peraturan pajak seperti di AS, jumlah yang dapat dikurangi pajak meningkat 50 persen hingga 60 persen dari pendapatan kotor yang dilaporkan karena sumbangan.
2. Investasi di Saham
Miliuner di Amerika dilaporkan lebih memilih untuk melakukan investasi pada instrumen saham. Ini karena saham memiliki tarif pajak yang lebih rendah apabila investasi yang ditanamkan pemilik dalam perusahaan, tidak diambil lebih dari setahun.
3. Memanipulasi Aset
Kegiatan memanipulasi aset lumrah dilakukan perusahaan agar dapat menghemat uang untuk membayar pajak. Nyatanya laporan tersebut merupakan kumpulan dari aset, kepemilikan, atau perusahaan milik miliarder yang tidak senang membayar pajak.
4. Membagikan Hadiah dan Warisan
Hadiah dan warisan ternyata dapat membantu mengurangi pajak yang harus dibayarkan para miliarder. Sehingga, banyak dari miliuner berlomba-lomba mencari perwakilan untuk menerima "hadiah" kekayaan agar diturunkan dari generasi ke generasi.
Banyak negara, tidak mengenakan Pajak apabila kekayaan tersebut diberikan dalam bentuk sebuah hadiah dan sudah diberikan pada perwakilan.
5. Menyembunyikan Aset di Negara Surga Pajak
Sudah menjadi rahasia umum jika individu maupun perusahaan menyimpan aset di negara-negara pemberi kelonggaran pajak atau dikenal surga pajak (tax heavens). Praktik ini dilakukan untuk terhindar dari pungutan pajak yang lebih tinggi di negara asal.
Dana Moneter Internasional (IMF) menaksir, negara-negara surga pajak merugikan pemerintah antara USD 500 miliar dan USD 600 miliar per tahun, sebagian besar dalam pendapatan pajak perusahaan yang tidak dapat mereka kumpulkan.
Adapun, sejumlah negara yang dikenal sebagai surga pajak ialah Bahama, Bermuda, Malta, Luxemburg, Belanda, Monaco hingga Singapura. Di negara tersebut umumnya pengenaan pajak terhadap individu maupun perusahaan relatif kecil dibandingkan negara lain.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam Pandora Paper, mengungkap cara politisi, miliarder, dan selebritas berpengaruh memanfaatkan rekening luar negeri.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih ada pemilik usaha yang takut dikejar pajak
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan orang yang hanya berpura-pura kaya, justru mereka lebih senang menghamburkan uangnya untuk hal-hal yang bersifat konsumtif ketimbang ditabung.
Baca SelengkapnyaPenghindaran pajak melalui Tax Avoidance tentu dapat merugikan negara karena mengurangi pemasukan.
Baca SelengkapnyaAktivitas underground economy di Indonesia bernilai fantastis yang bila diungkap bisa menjadi sumber pendapatan baru negara.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, ketimpangan itu harus dibenahi. Dia berharap, ketimpangan Tanah Air bisa ditekan.
Baca SelengkapnyaPenerapan pajak tinggi bagi orang-orang kaya di China cenderung pasif.
Baca SelengkapnyaMereka yang benar-benar kaya seringkali memilih gaya hidup yang lebih sederhana.
Baca SelengkapnyaPajak ringan bagi orang super kaya digagas saat G20 di bawah kepemimpinan Luiz Inácio Lula da Silva.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menghargai setiap orang tanpa memandang status finansial, dan lebih fokus pada nilai-nilai dan kualitas pribadi.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan bahwa sebagian besar jutawan yang diteliti tidak pernah membeli rumah yang harganya lebih dari tiga kali lipat pendapatan tahunan mereka.
Baca SelengkapnyaUmumnya, mereka sengaja berpenampilan seperti orang kaya agar produk atau jasa yang dipasarkannya bisa diterima masyarakat.
Baca Selengkapnya