5 Pembelaan Lion Air usai salah turunkan penumpang internasional
Merdeka.com - Lion Air kembali membuat ulah. Pada Selasa (10/5) lalu, maskapai berlogo singa merah ini salah menurunkan penumpang pesawat dari Singapura. Seluruh penumpang maskapai penerbangan Lion Air dari Singapura dengan nomor penerbangan JT 161 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, lolos dari pemeriksaan baik Imigrasi maupun Bea Cukai.
Informasi didapat, pesawat yang tiba sekitar pukul 19.30 WIB itu keluar melalui terminal 1 domestik, bukan terminal Internasional. Hal itu jelas mengaitkan seluruh penumpang yang masuk ke Indonesia itu menjadi ilegal.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan membekukan sementara izin kegiatan pelayanan jasa penumpang dan bagasi di bandar udara atau ground handling PT Lion Group di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Di mana Lion Air melakukan perawatan pesawat? Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional.
-
Kapan Lion Air melakukan perawatan pesawat? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Siapa yang menolak dipayungi di Bandara Indonesia? Jackie Chan (berpakaian biru putih) terlihat keluar dari pesawat. Dia telah diantisipasi oleh staf dan sekuriti. Orang-orang yang sudah menunggu kedatangan Jackie Chan langsung melihat dia tersenyum. Dengan tidak banyak basa-basi, aktor yang terkenal sering berakting tanpa menggunakan stuntman itu langsung berjalan dengan cepat.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Suprasetyo mengatakan, pembekuan berlaku lima hari sejak diterbitkannya surat pembekuan. "Dengan penerbitan surat pembekuan ini bertujuan untuk perbaikan dalam pelayanan penerbangan jasa," katanya.
Anggota Komisi V DPR, RI Fauzih Amro mendukung langkah pemerintah dalam hal ini Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo untuk menindak tegas Lion Air. Dia meminta agar Suprasetyo tidak gentar dengan gertakan maskapai Singa Merah yang mempidanakan sanksi tersebut ke Mabes Polri.
"Menurut saya, aturan sudah ada, UU sudah ada. Sekarang siapapun yang melanggar ya tindak tegas. Kan enggak mungkin korporasi menentang negara," ujarnya.
Diserang oleh banyak pihak, Lion Air pun membela diri. Berikut merdeka.com akan merangkum sejumlah pembelaan maskapai milik Rusdi Kirana ini.
Ingin perlakuan adil dengan maskapai lain
Para karyawan Lion Air Grup ramai-ramai mendatangi DPR untuk memberi penjelasan dan meluruskan serta menyampaikan aspirasi-aspirasi perusahaan. Salah satunya, Lion Air Grup meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberlakukan maskapai tersebut secara adil seperti perusahaan transportasi lainnya."Salah satu aspirasi yang ingin kami sampaikan adalah kami ingin diberlakukan secara adil seperti dengan perusahaan transportasi lainnya," ujar Direktur Umum Lion Air Edward Sirait di Jakarta.
Tidak menolak hukuman
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menegaskan maskapai tersebut juga tidak menolak sanksi yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Namun, kata dia, Lion Air masih bingung dengan sanksi yang dijatuhkan tersebut."Kami tegaskan bahwa kami tidak menolak sanksi yang diberikan tetapi kami menanyakan apakah sanksi yang dijatuhkan telah melalui prosedur dan ketentuan yang ada," kata dia.
Kemenhub terlalu cepat jatuhkan sanksi
Lion Air Grup baru saja mendapatkan sanksi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akibat kesalahan dalam menurunkan penumpang internasional di terminal domestik. Sanksinya berupa pencabutan izin ground handling di Bandara Soekarno-Hatta selama lima hari.Atas sanksi tersebut, Managing Director Thai Lion Air Captain Darsito Hendroseputro mengungkapkan pemerintah Indonesia terlalu berani memberikan sanksi terhadap maskapai penerbangan yang melakukan kesalahan. Harusnya, pemerintah meminta penjelasan terlebih dahulu kepada maskapai atas kejadian tersebut."Kalau di Thailand ini, ada yang lakukan kesalahan tidak langsung dihukum. Tetapi, diminta penjelasan kenapa itu bisa terjadi. Kemudian, setelah penjelasan, otoritas penerbangan bisa memberikan sanksi atau tidak. Kalau di Indonesia itu tidak, langsung kena sanksi," ujar dia di Bangkok, akhir pekan ini.
Banyak kabar tak benar usai insiden
Manajemen Lion Air memastikan kegiatan operasional maskapai tetap berjalan normal setelah adanya sanksi pembekuan ground handling dari Kementerian Perhubungan terkait kesalahan menurunkan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini menanggapi munculnya berbagai kabar melalui pesan berantai yang menyebutkan Lion Air akan menghentikan seluruh operasinya di Bandara Soekarno-Hatta.Public Relation Manager Lion Air Andy M Saladin mengatakan, berbagai kabar berita tidak benar disebar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab di media sosial, menyusul sanksi pembekuan ground handling."Kami menyampaikan, operasional penerbangan Lion Air (termasuk Batik Air dan Wings Air) tetap berjalan dengan normal," ujar Andy di Bangkok.
Kesalahan penurunan penumpang ada di sopir bus
Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait dalam keterangannya menyatakan, sopir bus salah. Sebab, mengira pesawat yang terparkir di remote area itu penerbangan dari Padang, Sumatera Barat.Pesawat yang membawa membawa 182 penumpang dari Singapura ke Bandara Soekarno-Hatta itu mengangkut sebagian WNI dan WNA."Saat itu, pilot diarahkan oleh petugas Air Traffic Controller untuk memarkirkan pesawat di remote area bandara. Kemudian sopir salah, dikira dari Padang. Bisa dikatakan salah angkut lah," ujar Edward.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaPesawat Lion Air sempat berputar di langit Kota Binjai
Baca SelengkapnyaPesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaDalam sepekan 3 pesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan penerbangan ke Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaPesawat Super Air Jet mengalami kerusakan atau muncul dari salah satu panel di ruang kokpit.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian itu, jadwal keberangkatan tertunda hingga 5 jam.
Baca SelengkapnyaPIC juga sudah melakukan pemberitahuan ke penumpang bahwa mesin pesawat akan dimatikan untuk proses penurunan penumpang dalam kondisi gelap di kabin pesawat.
Baca SelengkapnyaPenerbangan dari dan menuju Bandara Ngurah Rai Bali terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki yang disertai muntahan kolom abu vulkanik setinggi 9.000 meter.
Baca SelengkapnyaPenumpang bisa refund ke kantor Lion Air Grup mengambil uang sesuai dengan harga tiket yang dibeli
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menegaskan Kemenag akan melayangkan surat pernyataan kecewa dan protes keras kepada Garuda.
Baca SelengkapnyaPetugas keamanan langsung melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pesawat dan penumpang.
Baca Selengkapnya