Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Pembelaan pemerintah soal buruknya layanan Lion Air

5 Pembelaan pemerintah soal buruknya layanan Lion Air Pesawat Lion Air. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Maraknya jasa layanan penerbangan murah selama satu dekade terakhir, tidak diimbangi dengan kualitas layanan maskapai yang maksimal sehingga banyak konsumen dirugikan.

Demikian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melihat dunia penerbangan Indonesia saat ini. Anggota Divisi Pengaduan dan Hukum YLKI Karunia Asih Rahayu menyatakan, dari catatan pihaknya, maskapai paling banyak berkasus adalah Lion Air.

Keluhan konsumen terhadap maskapai milik Rusdi Kirana itu rata-rata soal gagal terbang atau ditolak check in di bandara.

Orang lain juga bertanya?

"Kebanyakan menimpa pemegang tiket promo, sudah dibeli malah sampai di meja check in katanya semua kursi penuh," ujarnya di kantornya.

Ada dua layanan tiket yang buruk dengan alasan kursi penuh melibatkan Lion Air sepanjang tahun lalu. Sementara gagal terbang tanpa alasan jelas sebanyak lima kasus. YLKI percaya masih banyak penumpang yang mengalami masalah tersebut namun tidak melaporkannya.

Selain itu, problem yang kerap dikomplain layanan maskapai murah adalah akal-akalan terhadap pengembalian uang tiket (refund). Seharusnya tiket dikembalikan penuh sesuai imbauan Kementerian Perhubungan. Kalaupun diganti penerbangan lain, penumpang yang gagal terbang karena sebab jelas tinggal menambahkan biaya sesuai kekurangan.

"Praktiknya sering penumpang diminta membeli baru untuk penerbangan selanjutnya, dengan harga full, bahkan lebih mahal karena belinya mendadak," ungkapnya.

Data YLKI, sepanjang tahun lalu, ada 19 aduan untuk Lion Air. Kasus yang banyak dilaporkan mencakup pembatalan penerbangan 5, penolakan check in 7, bagasi hilang 4, dan layanan tiket 2. Citilink mendapat satu kasus, sementara Sriwijaya mendapat dua pengaduan.

Keluhan terhadap Lion Air tak berhenti sampai di situ. Maskapai singa merah ini juga sering mengalami keterlambatan.

Banyaknya komplain terhadap Lion Air membuat sejumlah pihak mendesak pemerintah mengevaluasi kinerja maskapai ini. Namun ternyata pemerintah setengah hati menanggapinya dan justru cenderung melindungi Lion Air.

Apa saja indikasinya? Berikut merdeka.com mencoba mengungkapnya.

Saat insiden AC pesawat mati

Insiden panasnya kabin pesawat Lion Air yang berujung pada pembukaan paksa pintu darurat, mendapat sorotan banyak pihak. Buruknya fasilitas Lion Air menjadi bahan pergunjingan pengguna jasa penerbangan.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Harry Bakti S Gumay, mengaku Kementerian Perhubungan memaklumi kondisi yang saat itu. Menurutnya, insiden itu terjadi karena mesin pesawat yang baru dinyalakan dan dalam proses pendinginan. Jadi sangat wajar jika AC belum maksimal. Namun penumpang tidak sabar sehingga membuka pintu darurat.

Dia menjamin, panasnya kondisi kabin pesawat tidak akan berdampak buruk bagi penumpang. "Saat penumpang selesai boarding kemudian pintu ditutup, memang belum dingin. Tidak bikin mati kok itu. Itu proses mendinginkan, AC sudah dihidupin, nanti juga dingin tapi penumpang tidak sabar teriak teriak," katanya.

Harry mengungkapkan bahwa pihaknya telah menegur maskapai Lion Air atas insiden yang terjadi pada penerbangan JT 775 tujuan Manado-Jakarta itu. Pembukaan pintu darurat dilakukan karena kondisi di dalam pesawat cukup panas dan membuat penumpang mengamuk.

"Tapi saya tetap tegur Lion, bagaimana dia berkomunikasi dengan penumpang," kata Harry.

Banyak komplain soal delay pesawat

Kementerian Perhubungan mengakui terjadi banyak protes kepada maskapai Lion Air disebabkan persoalan keterlambatan atau delay. Ini terjadi lantaran Lion Air merupakan maskapai yang memiliki jadwal penerbangan cukup tinggi.

"Lion Air paling banyak penerbangan," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Harry Bakti Gumay.

Harry menerangkan, banyak faktor yang dapat menimbulkan delay selain faktor dari maskapai. Oleh karena itu jika terjadi delay, menurut dia, maskapai tidak bisa hanya menjadi pihak yang dipersalahkan.

"Faktor delay terjadi karena keramaian bandara, navigasi, cuaca dan lain-lain," ungkap Harry.

Penerbangan kacau akibat insiden pemecatan pilot

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Harry Bakti, menyebut kekacauan penerbangan Lion Air, pada September lalu, disebabkan masalah internal yakni pemecatan 18 pegawai Lion Air di Bali.

"Jadi pelayanan kurang petugas, selain itu mungkin ada demo solidaritas yang dilakukan oleh pegawai lainnya," ujar Harry Bakti kepada merdeka.com.

Menurut Harry, 18 pegawai Lion Air tersebut dipecat karena membahayakan penumpang. Mereka sering melakukan kesalahan yang dinilai bisa membahayakan penerbangan.

"Tetapi hari ini saya dengar sudah mulai normal, sudah mulai baik pelayanan Lion Air," bela Harry.

Berembus kabar bahwa banyak pegawai dan pilot Lion Air yang mogok di base Surabaya dan Makassar, namun Harry membantahnya. "Tidak ada itu mogok-mogok, kalau yang di Soekarno-Hatta kemarin karena ada masalah soal perizinan ATC nya, bukan karena mogok pilot," terang Harry.

Lion Air delay karena buruknya kualitas bandara

Menteri Perhubungan, EE Mangindaan , tidak mempermasalahkan kasus keterlambatan dan penundaan (delay) yang kerap dialami penumpang maskapai murah Lion Air. Dia menyebut, hal-hal semacam itu wajar terjadi karena kualitas bandar udara di Indonesia belum mumpuni.

Menhub mengatakan, mayoritas delay yang terjadi, khususnya di bandara utama, akibat pesawat antre take off dan landing.

"Kalau delay sering akibat macam-macam, terutama saat ini saya akui, delay akibat pesawat antre, makanya sekarang kita perbaiki semua bandara itu," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

Karena fenomena kepadatan bandara terjadi di seluruh Indonesia, dia menolak anggapan bahwa delay itu akibat manajemen buruk dari pihak Lion Air.

Menurutnya, infrastruktur perhubungan yang patut disalahkan karena belum bisa mengimbangi pertumbuhan ekonomi, yang mana membuat banyak warga kini dapat bepergian dengan pesawat.

"Infrastruktur kita belum bisa mengimbangi pertumbuhan ekonomi, makanya semua kita benahi, tidak hanya bandara. Dari infrastruktur Angkasa Pura, Pelindo di Kalibaru. Jadi kalau delay bukan hanya Lion," bela Mangindaan.

Saat pesawat Lion Air kecelakaan

Mungkin masih teringat di benak kita saat pesawat Lion Air tergelincir di Bandara Ngurah Rai Bali. Saat itu badan pesawat terseret keluar landasan hingga perairan.

Atas hal itu sejumlah kalangan menilai selama ini maskapai Lion Air kurang memperhatikan aspek keselamatan dan hanya mementingkan segi bisnis dengan jor-joran membeli pesawat baru.

Namun Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan tidak membedakan tingkat standar keselamatan dan keamanan antara penerbangan murah dengan penerbangan servis penuh. Saat ini, Indonesia mempunyai tiga tipe maskapai penerbangan yaitu low service seperti Lion, medium service seperti Sriwijaya dan full service seperti Garuda Indonesia.

Kepala Humas Kemenhub, Bambang S. Ervan, menegaskan tidak ada perbedaan standar dari sisi keamanan pada tiga tipe tersebut.

"Tidak betul kita memisahkan keselamatan dan pelayanan antara low service dan full service. Keselamatan itu sama walaupun Garuda dengan Lion dengan Citilink, yang membedakan hanya pelayanan," jelas Bambang di Hotel Milenium, Jakarta.

Bambang menjelaskan, semua maskapai di Indonesia harus mematuhi aturan dan standar keamanan yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan. Misalnya dalam pengecekan pesawat, setiap 100 jam pesawat tersebut harus dicek. Ini juga tidak dibedakan antara Lion dan Garuda Indonesia.

"Yang lainnya kita harus lihat ketika Garuda mendatangkan 737-800 NG. Garuda harus melakukan approving flight selama 10 jam terbang dan semua disimulasikan. Kita lihat bagaimana tanggapnya petugas co pilot maupun cabin dan yang di darat. Dan ketika Lion membeli NG yang baru kita juga lakukan hal yang sama," jelas Bambang.

Selain itu, dalam aturan Kemenhub juga ditetapkan untuk setiap pilot maskapai penerbangan harus melalui simulator setiap enam bulan sekali. Jika pilot tersebut tidak lulus, maka bisa saja license pilot dibekukan. Dan ini berlaku sama untuk semua maskapai.

"Jadi tidak benar harga murah keselamatannya juga diabaikan," tutup Bambang singkat.

Baca juga: Jadwal penerbangan berantakan, Bandara Ngurah Rai bak terminal Layanan kargo Garuda Indonesia sentuh 30 kota di Eropa Media Singapura nilai layanan kargo Garuda Indonesia terbaik Kekurangan ban, Lion Air delay lebih dari empat jam Penyetopan izin maskapai baru sampai tak ada delay pesawat (mdk/bmo)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tiga Bandara di Indonesia Masuk Daftar Terburuk di Dunia, Begini Respon Pemerintah
Tiga Bandara di Indonesia Masuk Daftar Terburuk di Dunia, Begini Respon Pemerintah

Penilaian AirHelp dalam menentukan daftar bandara terburuk dunia mempertimbangkan berbagai faktor.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Biaya Pemeliharaan Pesawat 15 Persen dari Harga Tiket
Ternyata, Biaya Pemeliharaan Pesawat 15 Persen dari Harga Tiket

Tingginya harga avtur dan biaya pemeliharaan pesawat jadi faktor tingginya harga tiket.

Baca Selengkapnya
Maskapai Malaysia Setop Operasi Secara Mendadak, 5.000 Penumpang Terlantar
Maskapai Malaysia Setop Operasi Secara Mendadak, 5.000 Penumpang Terlantar

Kesulitan keuangan yang menerpa maskapai tersebut setelah CEO perusahaan Rayner Teo mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu.

Baca Selengkapnya
Kesulitan Keuangan, MYAirline Maskapai Malaysia Berpotensi Bangkrut
Kesulitan Keuangan, MYAirline Maskapai Malaysia Berpotensi Bangkrut

Kesulitan keuangan yang menerpa MYAirline terjadi setelah CEO maskapai tersebut Rayner Teo mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Mandala Airlines Terlilit Utang Hingga Pailit
Ternyata Ini Penyebab Mandala Airlines Terlilit Utang Hingga Pailit

Mandala Airlines kini berganti nama menjadi Tigerair Mandala.

Baca Selengkapnya
Kemenag Ungkap Garuda Tak Angkut 11 Kursi Roda dan 120 Koper Kabin Jemaah Haji Asal Embarkasi Solo
Kemenag Ungkap Garuda Tak Angkut 11 Kursi Roda dan 120 Koper Kabin Jemaah Haji Asal Embarkasi Solo

Akibatnya jemaah dan petugas mencari-cari setelah mereka mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Baca Selengkapnya
Kronologi Pesawat Batik Air dari Aceh Gagal Terbang Menuju Bandara Soekarno-Hatta
Kronologi Pesawat Batik Air dari Aceh Gagal Terbang Menuju Bandara Soekarno-Hatta

Pihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.

Baca Selengkapnya
Lion Air Kuasai 70 Persen Lalu Lintas Udara, Menhub Tak Ingin Ada Monopoli Penerbangan
Lion Air Kuasai 70 Persen Lalu Lintas Udara, Menhub Tak Ingin Ada Monopoli Penerbangan

Lion Air Group saat ini menguasai hampir 70 persen dari market share pesawat domestik dengan total 367 pesawat.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Keluhkan Gangguan LRT, Jokowi: Jangan Membully Produk Kita Sendiri
Masyarakat Keluhkan Gangguan LRT, Jokowi: Jangan Membully Produk Kita Sendiri

Adanya gangguan dalam pengoperasian LRT merupakan bagian dari proses dan evaluasi untuk PT INKA.

Baca Selengkapnya
Menhub Budi Minta Maaf Operasional LRT Jabodebek Banyak Kekurangan
Menhub Budi Minta Maaf Operasional LRT Jabodebek Banyak Kekurangan

"Kereta api ini adalah karya bangsa, pasti banyak yang kami baru belajar. Kami tidak mengelak bahwa sistem operasi belum sempurna," kata Menhub Budi.

Baca Selengkapnya
Mau ke Jepang Naik Japan Airlines, Segini Harga Tiket Pesawatnya
Mau ke Jepang Naik Japan Airlines, Segini Harga Tiket Pesawatnya

Segini harga tiket pesawat Japan Airlines rute Jakarta-Tokyo.

Baca Selengkapnya