Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Pembelaan RI dicap jadi maskapai paling berbahaya dunia

5 Pembelaan RI dicap jadi maskapai paling berbahaya dunia Batik Air tergelincir di Yogyakarta. ©2015 merdeka.com

Merdeka.com - Dunia penerbangan Indonesia tengah mendapat sorotan. Hal ini lantaran banyaknya survei lembaga asing yang menyebutkan maskapai penerbangan Indonesia paling berbahaya sejagat.

Hasil survei ini tentu menimbulkan persepsi buruk dan mengancam industri penerbangan Indonesia. Selain itu, survei ini dapat mengganggu pemerintah dalam mencapai target wisatawan mancanegara sebanyak 10 juta orang.

Situs Aviation-Safety.net mencatat, sepanjang 2015 lalu terjadi 16 kecelakaan pesawat di dunia dengan jumlah korban mencapai 560 jiwa. Angka itu menurun dibanding 2014, di mana terjadi 21 kecelakaan fatal di dunia penerbangan dengan korban mencapai 986 orang.

Orang lain juga bertanya?

Dari berbagai kecelakaan besar tahun lalu, tercatat peristiwa jatuhnya Airbus milik Germanwings pada bulan Maret dan Airbus milik Metrojet pada Agustus sebagai salah satu kecelakaan terbesar. Masing-masing kecelakaan memakan korban 150 dan 224 orang.

Dalam situs pemeringkat keamanan maskapai, AirlineRatings.com baru saja mengeluarkan hasil survei tingkat keamanan maskapai dunia. Survei dilakukan dengan memeriksa badan penerbangan pemerintah tiap negara serta asosiasi yang memimpin.

Parameter penilaian adalah jika maskapai mengalami kecelakaan yang mengakibatkan penumpang dan/atau kru meninggal dunia, maka rating keamanannya akan berkurang.

Hasil survei 2016 ini juga berdasar catatan kecelakaan fatal tiap maskapai. Selain itu, penentuan peringkat paling berbahaya juga berdasar sejarah operasional, catatan kejadian serta keunggulan operasional.

Namun, survei tersebut diragukan oleh para pelaku industri penerbangan tanah air. Berikut pembelaannya saat Indonesia dinilai jadi maskapai paling berbahaya di dunia:

Kemenhub sebut survei tak valid

Pemerintah meragukan kevalidan survei yang mengatakan bahwa 9 dari 10 maskapai paling berbahaya di dunia milik Indonesia. Sebab, dalam hasil survei, Malaysia Airlines masih mendapatkan penilaian bintang lima meski sederet kecelakaan menimpanya.

"Itu juga harus dipertanyakan, jadi kami tidak bisa berpatokan ke situ," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, JA Barata, kepada merdeka.com di Jakarta, Jumat (8/1).

Barata mengakui memang sisi keselamatan maskapai Indonesia belum sempurna. Namun, dia menegaskan semua pemangku kepentingan tengah mengupayakan perubahan dengan terus berkonsultasi ke ICAO dan FAA.

"Jadi itu di dalam gradenya semakin waktu semakin membaik, itu juga perlu diperhitungkan kondisi itu. Kita juga setiap kali melakukan pengecekan dengan ICAO dan FAA," tuturnya.

Sebelumnya, situs pemeringkat keamanan maskapai, AirlineRatings.com baru saja mengeluarkan hasil survei tingkat keamanan maskapai dunia. Survei dilakukan dengan memeriksa badan penerbangan pemerintah tiap negara serta asosiasi yang memimpin.

Parameter penilaian adalah jika maskapai mengalami kecelakaan yang mengakibatkan penumpang dan/atau kru meninggal dunia, maka rating keamanannya akan berkurang.

Hasil survei 2016 ini juga berdasar catatan kecelakaan fatal tiap maskapai. Selain itu, penentuan peringkat paling berbahaya juga berdasar sejarah operasional, catatan kejadian serta keunggulan operasional.

Dikutip dari media independent.co.uk, maskapai Batik Air di Indonesia dinobatkan sebagai maskapai paling tidak amat sejagat di 2016. Sedangkan diperingkat kedua paling tidak aman adalah maskapai Bluewing Airlines dari Suriname.

Situs ini melakukan survei kemananan di 407 penerbangan. Mereka juga memberi bintang tujuh untuk maskapai paling aman, dan terdapat 148 maskapai yang memperoleh nilai atas. Sementara, hampir 50 maskapai mendapat tiga bintang atau kurang.

Berikut 10 maskapai paling tidak aman di dunia di 2016.

1. Batik Air (Indonesia)

2. Bluewing Airlines (Suriname)

3. Citilink (Indonesia)

4. Kal-Star Aviation (Indonesia)

5. Lion Air (Indonesia)

6. Sriwijaya Air (Indoensia)

7. TransNusa (Indonesia)

8. Trigana Air Service (Indonesia)

9. Wings Air (Indonesia)

10. Express Air (Indonesia)

Batik Air pertanyakan keabsahan survei

Maskapai penerbangan, Batik Air dinobatkan jadi maskapai paling tidak aman sejagat di 2016 ini. Hasil survei situs pemeringkat keamanan maskapai, AirlineRatings.com menyebut, penilaian dilakukan dengan memeriksa badan penerbangan pemerintah tiap negara serta asosiasi yang memimpin.

Menanggapi hasil survei, Direktur Utama Lion Air (induk usaha Batik Air), Edward Sirait mempertanyakan balik tingkat keabsahan survei.

"Sekarang perlu dijaga kredibilitas valid tidak. Sekarang bikin dotcom gampang itu, makanya saya tidak terlalu berkomentar, yang jelas siapa dianya berharap nanya dulu lembaga yang seperti apa," ujar Edward kepada wartawan, Jakarta, Kamis (7/1).

Selain memiliki tingkat kepercayaan publik, Edward juga mempertanyakan apakah situs online tersebut juga memiliki latar belakang yang jelas.

"Register harus ada dasarnya, supaya fair dan independen," jelas dia.

Bahkan dirinya mengklaim bahwa maskapai miliki Rusdi Kirana ini memiliki tingkat ketepatan waktu penerbangan (OTP) yang paling bagus diantara maskapai penerbangan lainnya. "OTP paling bagus Batik Air di atas 95 persen," ungkapnya.

Sebelumnya, situs pemeringkat keamanan maskapai,AirlineRatings.com mengeluarkan data survei terbaru soal maskapai paling tidak aman atau terburuk dunia di 2016 ini. Survei ini dilakukan dengan memeriksa badan penerbangan pemerintah tiap negara serta asosiasi yang memimpin.

Dikutip dari media independent.co.uk, maskapai Batik Air di Indonesia dinobatkan sebagai maskapai paling tidak aman sejagat di 2016. Sedangkan di peringkat kedua paling tidak aman adalah maskapai Bluewing Airlines dari Suriname.

Bela diri Citilink

Maskapai berbiaya murah (LCC), Citilink Indonesia tak terima dimasukkan dalam daftar 10 maskapai paling tidak aman di dunia. Perusahaan mempertanyakan dasar kriteria atau metode yang dilakukan dalam melakukan pemeringkatan terhadap perusahaan penerbangan, baik di dunia maupun Indonesia, soal tingkat keamanan dan keselamatan (safety) penerbangan.

President dan CEO Citilink, Albert Burhan mengatakan, industri penerbangan merupakan industri yang penuh dengan regulasi yang mengikat (mandatory) dan tidak dapat diabaikan karena risikonya yang tinggi dan terkait nyawa penumpang.

"Pada prinsipnya adalah hal yang baik jika maskapai juga mendapat penilaian dari pihak luar. Citilink sendiri sama sekali tidak keberatan untuk dinilai selama dilakukan secara objektif, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan Citilink juga sedang menunggu hasil audit Skytrax yang memberikan penilaian dengan kriteria yang jelas, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan atas standar mutu produk dan layanan airlines," kata Albert dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/1).

Albert menyebut, pemeringkatan maskapai yang dilakukan oleh Airlineratings.com cenderung tendensius karena tak menyebutkan secara jelas dasar penilaian dan fakta yang ada di lapangan. Albert sekaligus mempertanyakan penempatan sebagian besar maskapai Indonesia ke dalam kategori standar keamanan bintang satu.

Dia pun mencontohkan komitmen Citilink Indonesia sebagai upaya mempertahankan safety yang baik antara lain melakukan pelatihan pengembangan (training) kru, upaya perbaikan-perbaikan, serta kerja sama dengan maskapai dan organisasi internasional. Pemeliharaan pesawat-pesawat Citilink juga dilakukan di GMF AeroAsia yang memiliki reputasi internasional.

"Safety merupakan hal yang tidak bisa diganggu-gugat dan bagi kami penilaian Airlineratings.com tidak berpengaruh. Citilink selalu mempertahankan safety seperti yang dituntut dalam dunia penerbangan. Pada akhirnya penumpang juga yang merasakan dan menilai," katanya.

INACA ragukan indikator penilaian

Asosiasi Maskapai Nasional Indonesia (INACA) memertanyakan kriteria penilaian dilakukan airlinerating.com terhadap aspek keamanan dan keselamatan perusahaan penerbangan Indonesia. Situs pemeringkat produk dan keselamatan maskapai penerbangan itu memasukkan sebagian besar perusahaan penerbangan nasional ke dalam kategori berbahaya.

"Kriteria yang jelas amat diperlukan mengingat industri penerbangan full regulated atau dipenuhi dengan berbagai aturan yang mengikat (mandatory) karena menyangkut resiko yang tinggi dan hidup manusia," kata Ketua Umum INACA M. Arif Wibowo dalam siaran pers, Rabu (6/1).

Menurut Arif, maskapai nasional telah memiliki komitmen jelas dalam meningkatkan standar keamanan dan keselamatan penerbangan.

Safety is Mandatory dan INACA berkomitmen agar seluruh maskapai selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan penerbangan," katanya.

"Kami akan senantiasa patuh pada peraturan keamanan dan keselamatan yang ada, baik dari pemerintah, International Civil Aviation Organization (ICAO), Federal Aviation Administration (FAA) dan European Aviation Safety Agency (EASA), serta berbagai international regulator lainnya."

Lebih jauh arif menjelaskan, INACA juga selalu melaksanakan workshop Company Aviation Safety Officer (CASO) secara berkala. Ini untuk memastikan operasional penerbangan maskapai di Indonesia sesuai standar.

INACA klaim maskapai RI alami kemajuan

Asosiasi Maskapai Nasional Indonesia (INACA) optimistis tingkat keselamatan industri penerbangan nasional bisa mencapai level terbaik. Mengingat, saat ini, maskapai nasional telah menunjukkan berbagai kemajuan dalam mewujudkan komitmen keamanan dan keselamatan penerbangan.

Demikian diungkapkan Ketua Umum INACA M. Arif Wibowo, dalam siaran pers, Rabu (6/1).

Arif menunjukkan bukti komitmen maskapai nasional menerapkan sistem keamanan penerbangan sesuai standar ditetapkan International Air Transport Association (IATA).

"Sejak 2008 Garuda Indonesia telah memiliki sertifikat IATA Operational Safety Audit (IOSA)," katanya. "Sertifikasi IOSA ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali, dimana sertifikat IOSA Garuda Indonesia terakhir baru saja diperpanjang pada 2014, dan akan kembali diaudit tahun ini."

Selain itu, kata Arif, Skytrax juga telah menobatkan Garuda Indonesia sebagai The World's Best Regional Airline dan The Best Regional Airline in Asia, pada 2012. Setahun kemudian, maskapai pelat merah itu juga dikukuhkan sebagai The Worlds Best Economy Class.

Di tahun yang sama hingga sekarang, Garuda Indonesia juga ditetapkan sebagai satu dari sepuluh maskapai penerbangan terbaik di dunia.

Skytrax, kata Arif, merupakan lembaga internasional pemeringkat penerbangan terpercaya. Lembaga independen berbasis di London tersebut telah diakui kompetensinya di bidang aviasi oleh industriawan global.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fenomena Grey Charter Resahkan Pelaku Industri Pesawat Carter
Fenomena Grey Charter Resahkan Pelaku Industri Pesawat Carter

Di Asia, Indonesia saat ini setidaknya sudah tercatat memiliki penerbangan carter tertinggi ketiga.

Baca Selengkapnya
Tiga Bandara di Indonesia Masuk Daftar Terburuk di Dunia, Begini Respon Pemerintah
Tiga Bandara di Indonesia Masuk Daftar Terburuk di Dunia, Begini Respon Pemerintah

Penilaian AirHelp dalam menentukan daftar bandara terburuk dunia mempertimbangkan berbagai faktor.

Baca Selengkapnya
Fakta Mencengangkan Jet Pribadi, Moda Transportasi Favorit Crazy Rich Ternyata Paling Berpolusi di Dunia
Fakta Mencengangkan Jet Pribadi, Moda Transportasi Favorit Crazy Rich Ternyata Paling Berpolusi di Dunia

Lebih dari 75 organisasi dari seluruh Eropa telah menandatangani surat terbuka yang menyerukan larangan penggunaan jet pribadi.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara di Palembang Terburuk se-Indonesia Versi IQAir Hari Ini, Jakarta Ketiga
Kualitas Udara di Palembang Terburuk se-Indonesia Versi IQAir Hari Ini, Jakarta Ketiga

Data terupdate pukul 08.42 Wib, Palembang menjadi kota dengan kualitas udara sangat buruk se-Indonesia di level 181 AQI US.

Baca Selengkapnya
Polusi Udara Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Ini Penjelasan Dokter
Polusi Udara Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Ini Penjelasan Dokter

Polusi udara juga bisa memperparah penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan PPOK.

Baca Selengkapnya
Begini Upaya Pemerintah agar Kapal Niaga Indonesia Tak Ditolak Bersandar di Negara Lain
Begini Upaya Pemerintah agar Kapal Niaga Indonesia Tak Ditolak Bersandar di Negara Lain

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus mengkampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Utama yang Buat Harga Tiket Pesawat Mahal di Indonesia
Ternyata, Ini Penyebab Utama yang Buat Harga Tiket Pesawat Mahal di Indonesia

Menurut Sandiaga, untuk menurunkan harga tiket pesawat, dibutuhkan tambahan 700 pesawat.

Baca Selengkapnya
Tiga Bandara Indonesia Dapat Predikat Terburuk di Dunia, Salah Satunya Bandara Bali
Tiga Bandara Indonesia Dapat Predikat Terburuk di Dunia, Salah Satunya Bandara Bali

Global Airport Ranking AirHelp 2023 menyatakan 3 bandara di Indonesia berada di peringkat bawah.

Baca Selengkapnya
Dampak Mengerikan Bagi Tubuh Udara Jakarta yang Masuk Kategori Tidak Sehat
Dampak Mengerikan Bagi Tubuh Udara Jakarta yang Masuk Kategori Tidak Sehat

Polusi udara dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat

Baca Selengkapnya
Industri Penerbangan Non-Airline Indonesia Diprediksi Bisa Tumbuh 300 Persen, tapi Ada Syaratnya
Industri Penerbangan Non-Airline Indonesia Diprediksi Bisa Tumbuh 300 Persen, tapi Ada Syaratnya

Meski demikian, dia mengingatkan, kalau keyakinan pertumbuhan 300 persen itu hanya akan bisa tercapai jika ada dukungan dari pemerintah.

Baca Selengkapnya