5 Pengakuan Bakrie beli saham Path
Merdeka.com - Bulan lalu, berita mengejutkan datang dari kerajaan bisnis milik Aburizal Bakrie yakni Bakrie Global Group. Konsorsium investor yang dipimpin Bakrie menyita perhatian setelah membeli saham media sosial Path.
Investasi yang digelontorkan Bakrie Global Grup sebesar USD 25 juta atau sekitar Rp 304 miliar. "Kami senang berpartisipasi mengembangkan Path," kata Chief Executive Officer (CEO) Bakrie Group Anindya Bakrie.
"Dengan tim manajemen yang solid dan rencana pengembangan bisnis yang relevan, Path bisa terus menghubungkan setiap penduduk Indonesia dengan cara yang lebih produktif dan berarti," lanjutnya.
-
Siapa yang mengeluarkan dana Rp 30 miliar? Pengusaha asal Amerika Serikat, Bryan Johnson menghabiskan USD2 juta atau Rp30,9 miliar per tahun demi memuluskan blueprint yang dia sebut mengembalikan usia muda.
-
Siapa yang punya investasi lebih besar? Hargreaves menunjukkan bahwa pola investasi ini telah berlanjut selama 30 tahun dan rata-rata wanita yang berinvestasi akan berakhir dengan portofolio senilai 25% lebih banyak dibandingkan pria.
-
Apa aset BRI saat ini? Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian pada September 2023, Aset BRI mencapai Rp1.851,97 T atau tumbuh 9,93% (yoy).
-
Dimana BP Tapera menginvestasikan dana peserta? BP Tapera memilih investasi pada instrumen-instrumen yang bersifat fixed income. Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat.
-
Apa aset eks BLBI yang dihibahkan? Aset sitaan dari kasus BLBI dihibahkan pemerintah kepada kementerian dan lembaga untuk dimanfaatkan.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
Dalam pandangannya, untuk menggarap bidang media sosial hanya ada dua pilihan. Antara membuat sendiri media sosial atau berinvestasi di media sosial yang sudah ada. Cara kedua dinilai lebih mudah dilakukan.
"Intinya, ada dua cara bikin sendiri platformnya dan pasang di Indonesia. Yang kedua, investasi, platformnya sudah jalan, marketingnya sudah jalan, aplikasinya kita bantu di Indonesia. Sekali-kalilah Indonesia yang investasi di luar," ucap Anindya.
Pendiri sekaligus CEO Path Dave Morin mengaku menyiapkan tempat untuk investor strategis dari Asia, khususnya Asia Tenggara, untuk berinvestasi di perusahaannya. Salah satu alasannya, Asia merupakan pasar potensial media sosial.
"Bisnis kami lebih kuat melebihi yang orang duga. Saya berusaha mempelajari pasar tersebut dan mencari mitra lokal untuk memperluas wilayah operasi," katanya.
Menurut Morin, proses negosiasi yang dimulai sejak pertengahan tahun lalu berjalan cukup alot. Menyusul sejumlah masalah yang dialami Path, mulai dari pegawai andalan yang hengkang hingga kasus pecat massal. Kami telah cukup tumbuh dan mengambil banyak pelajaran pada tahun lalu. Itu bukan hal yang mudah," katanya.
Beragam spekulasi muncul di balik aksi ekspansi kerajaan bisnis Bakrie. Bahkan ada pula yang mengaitkan dengan aktivitas politik Aburizal Bakrie . Merdeka.com merangkum pengakuan-pengakuan Anindya Bakrie terkait investasi di Path. Berikut paparannya.
Bukan dari utang
Salah satu yang diingat dari kerajaan bisnis Bakrie adalah lilitan utang di hampir semua anak usahanya. Bahkan, istilah gali lubang tutup lubang disematkan setelah melihat strategi Bakrie mengembangkan bisnisnya. Dengan lilitan utang yang besar, muncul pertanyaan dari mana Bakrie mendapat dana untuk investasi di Path?
Chief Executive Officer (CEO) Bakrie Group Anindya Bakrie menegaskan bahwa saham Path dibeli dari dana internal, bukan dari utang atau pinjaman.
"Bukan (pinjaman). Path murni dari Bakrie Global, bukan dari VIVA Tbk atau yang lain. Bakrie global private equity, dari dana internal," ujar Anin di Kantor ANTV, Kuningan, Jakarta, Senin (3/2).
Walaupun harus menggelontorkan dana besar, Bakrie rela menginvestasikan dana di Path dengan alasan prospek bisnis yang cukup besar.
Saham Bakrie di Path tak lebih dari 5 persen
Aksi ekspansi Grup Bakrie melalui Bakrie Global Ventura yang menginvestasikan dananya sebesar USD 25 juta atau sekitar Rp 304 miliar di sosial media Path beberapa waktu lalu, cukup menarik perhatian banyak orang.
Walaupun dana yang digelontorkan cukup besar, kepemilikan saham Bakrie Grup di Path terbilang kecil. "Investasi di Path kecil kok di bawah 5 persen, tapi lupa angka pastinya," kata Corporate Secretary Perseroan Neil R. Tobing di Kantor ANTV, Kuningan, Jakarta, Senin (3/2).
Chief Executive Officer (CEO) Bakrie Group Anindya Bakrie mengaku, investasi Bakrie Grup di Path memang minoritas. Pihaknya tidak mempersoalkan besaran komposisi saham. Terlebih Path dinilai sesuai dengan karakter pasar masyarakat Indonesia.
"Path itu investasi dari Bakrie Grup, global bukan VIVA atau lain-lain. Itu private equity, dananya dapat dari dana internal. Kita hanya minoritas. Tapi karakter masyarakat Indonesia itu kan Solomo (sosial, lokal, mobile)" kata Anindya.
Ingin fokus garap media sosial
Chief Executive Officer (CEO) Bakrie Group Anindya Bakrie menuturkan, bisnis Bakrie Grup mencakup beberapa bidang seperti telekomunikasi, media, dan teknologi (TMT). Investasi di Path, diyakini bisa mendongkrak bisnis perseroan.
"Kalau dilihat dari grup kami, misalnya TMT (telkom, media, teknologi). Telekomunikasi sudah lokal, sudah mobile, tapi belum sosial. Dari tv sudah lokal, belum sosial, belum mobile. Kalau viva.co.id, sudah lokal, mobile, belum sosial. Dengan ini, kita bisa sinergi lebih bagus di antara yang bagus," papar Anindya.
Dalam pandangannya, untuk menggarap bidang media sosial hanya ada dua pilihan yakni membuat sendiri atau berinvestasi di media sosial yang sudah ada. Cara kedua dinilai lebih mudah dilakukan.
"Intinya, ada dua cara bikin sendiri platformnya dan pasang di Indonesia. Yang kedua, investasi, platformnya sudah jalan, marketingnya sudah jalan, aplikasinya kita bantu di Indonesia. Sekali-kalilah Indonesia yang investasi di luar," ucap Anin.
Pembelian path sebagai bagian dari rencana dan fokus pengembangan bisnis berbasis media sosial yang tengah dijalankan Bakrie Group. "Saya yakin slogan orang Indonesia itu Solomo, sosial, lokal, and mobile. Sekarang kan ada program pesbukers. Bukan tidak mungkin ada program twitteran, lalu ada path gulipath," katanya.
Bantah untuk kampanye
Peran media sosial di tanah air diakui sangat besar untuk membentuk opini. Terlebih, masyarakat Indonesia tercatat sebagai pengguna media sosial terbesar di dunia. Salah satunya media sosial Path. Indonesia tercatat sebagai pengguna terbesar kedua di dunia.
Dari gambaran itu, pembelian saham Path yang dilakukan Grup Bakrie sempat dikaitkan sebagai salah satu cara Bakrie membentuk opini jelang Pemilu 2014. Namun hal itu secara tegas dibantah Chief Executive Officer (CEO) Bakrie Group Anindya Bakrie. Dia mengatakan, investasi Bakrie Grup di Path tidak berkaitan dengan keterlibatan Aburizal Bakrie dalam pemilu 2014.
"Nggak ada hubungannya dengan politik. Ini murni investasi," kata Anindya di Kantor ANTV, Kuningan, Jakarta, Senin (3/2).
Prospek media sosial cemerlang
Saat berkunjung ke Indonesia, Dave Morin, pendiri Path, mengatakan jumlah pengguna Path di Indonesia lebih besar dari Amerika Serikat dengan sekitar 4 juta pengguna aktif.
Saat ini, Path memiliki 20 juta pengguna aktif di dunia. Pengguna Path di Indonesia, kata Morin, menyumbang trafik Path global dalam bulanan, dan sekitar seperempat trafik Path dalam harian. Artinya, kurang lebih tujuh juta pengguna Path mengaksesnya dari Indonesia.
Pengakuan ini yang menjadi alasan Bakrie Group menginvestasikan dananya di path. "Kami membelinya karena Path memiliki prospek yang bagus dibandingkan pesaingnya yang lebih terkenal. Penggunaannya bisa tiga kali lebih sering per hari dari saingannya," ungkap Chief Executive Officer (CEO) Bakrie Group Anindya Bakrie.
Terlebih kecenderungan masyarakat Indonesia lebih menyukai menggunakan media sosial dalam berinteraksi. Ini melandasi perseroan untuk menggarap bisnis sosial media di Indonesia.
"Saya sampaikan bahwa masyarakat Indonesia merupakan pengguna Path terbesar kedua di dunia," tegas Anindya.
Baca juga: Bakrie bantah beli Path untuk kampanye Pemilu Anindya Bakrie: Saham Path bukan dibeli dari utang Bakrie Grup fokus garap pasar media sosial VIVA gelontorkan Rp 745 miliar demi lisensi Piala Dunia 2014 Investasi Rp 304 miliar, saham Bakrie di Path tak lebih 5 persen (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jalan Tol Akses Patimban direncanakan memiliki panjang 37,05 Km dan terbagi menjadi beberapa paket pekerjaan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan nilai saham BBRI selaras dengan kinerja BRI yang terus tumbuh secara berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSejumlah jajaran direksi BRI kompak memborong saham BBRI.
Baca SelengkapnyaSaham BBRI sendiri tengah berada dalam tekanan. Secara year to date, kinerja saham BBRI tercatat terkoreksi 23%.
Baca SelengkapnyaSetelah merger, BSI berhasil mencapai target return on equity (ROE) di atas 18 persen, tepatnya 18,30 persen per Maret 2024.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi ini setara 76,45 persen dari target Presiden Jokowi Rp1.650 triliun.
Baca SelengkapnyaApresiasi diberikan kepada grup usaha yang memang memberikan setoran pajak terbesar.
Baca SelengkapnyaKementerian BUMN mendorong BSI untuk menjadi pemain utama dan produsen dalam rantai pasok industri halal (halal value chain global).
Baca SelengkapnyaKeluarga Bakrie kuasai saham dua klub luar negeri dan rekrut punggawa Timnas Indonesia.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023, BSI membukukan laba bersih senilai Rp5,70 triliun atau tumbuh 33,88 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBRI sebagai perusahaan BUMN, memiliki peran sebagai agent value creator dan agent of development.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi ini lebih tinggi dari target Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya