5 Penghambat Indonesia jadi raksasa ekonomi dunia
Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum lama ini menyebut Indonesia telah masuk 10 ekonomi terbesar dunia berdasarkan Gross Domestic Product (GDP) versi World Bank atau Bank Dunia. Posisi Indonesia meningkat dari posisi 16 pada 2013 dan kini terus naik hingga peringkat 10.
Saat ini, sembilan negara yang berada di peringkat teratas adalah Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil, Prancis dan Inggris.
"Saya dapat berita dari Menteri Keuangan bahwa World Bank sudah menetapkan peringkat ekonomi sedunia berdasarkan GDP dan purchasing power parity (tingkat daya beli). Indonesia ditetapkan sebagai ekonomi nomor 10 di dunia," ucap SBY.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Siapa yang diprediksi akan menggantikan Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak? Dengan proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun 2045 sebanyak 342 juta jiwa, maka posisi Indonesia bisa terancam digantikan oleh Nigeria dan Pakistan.
-
Bagaimana AI menggambarkan Indonesia di masa depan? Dengan bantuan AI, akun ini berhasil memvisualisasikan Indonesia di masa depan dengan sangat mengesankan.
-
Apa yang digambarkan oleh AI tentang Indonesia di masa depan? Video tersebut menunjukkan pemandangan Indonesia yang saat ini ramai dengan gedung-gedung megah dan bangunan ikonik, namun di masa depan terlihat sepi tanpa kehadiran manusia.
-
Di mana Indonesia berada dalam daftar negara dengan anggaran riset terbesar? Menurut data dari Research and Development World (R&D World) 2022, negeri ini menempati peringkat ke-34 dari 40 negara.
-
Bagaimana Indonesia jadi produsen nikel terbesar? Indonesia menjadi produsen nikel terbesar setelah Filipina membuat kebijakan ketat penambangan.
Selain SBY, ekonom dunia juga menempatkan Indonesia bersama tiga negara lain yaitu Meksiko, Nigeria serta Turki akan menjadi negara kekuatan ekonomi baru dunia pada 30-40 tahun mendatang. Kajian ini dicetuskan oleh Jim O'Neill dengan istilah MINT (Meksiko, Indonesia, Nigeria, Turki).
Dasar pemikirannya adalah banyaknya populasi muda angkatan kerja dari empat negara tersebut. Kemudian, posisi negara yang sangat strategis serta SDM yang melimpah.
Jim O'Neill adalah mantan eksekutif Goldman Sachs periode 2001 yang juga memperkenalkan istilah BRIC yaitu Brazil, Rusia, India dan China. Empat negara ini dalam beberapa tahun ke belakang menjadi kekuatan ekonomi baru sekaligus memberi pengaruh bagi perekonomian dunia.
Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan kajian dari Jim memang masuk akal. Empat negara yang disebutkan, selain mempunyai kesamaan demografi juga mempunyai size ekonomi yang sudah besar saat ini.
"Kalau saya liat dari empat negara itu salah satu didukung penduduk yang besar," ucap Bambang.
Selain Jim, Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott juga menilai Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia di masa mendatang.
Dengan yakin, Abbott menyebut Australia memiliki peran bersama Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Tak hanya itu, dia juga menyebut masa depan Indonesia lebih cerah di masa mendatang.
"Saya yakin, masa depan Indonesia lebih cerah. Saya yakin, Indonesia bakal menjadi kekuatan ekonomi lebih besar dibanding Australia," tandasnya.
Tanda-tanda potensi ekonomi Indonesia bakal menjadi kekuatan besar mendatang salah satunya ditunjukan saat tahun lalu mampu mencatat pertumbuhan ekonomi terbaik kedua dunia.
Hasil evaluasi Bank Indonesia menunjukkan, perekonomian Indonesia tahun lalu menghadapi tantangan yang tidak ringan akibat dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi nasional tahun lalu diprediksi hanya tumbuh 5,7 persen. Dengan kata lain melambat dibanding dengan pertumbuhan pada 2012 yang sanggup mencapai 6,2 persen. Meski melambat, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut capaian ekonomi Indonesia masih menjadi terbaik kedua di dunia.
"Perbaikan ditopang oleh neraca perdagangan non-migas, ini perkembangan positif bahwa bauran kebijakan BI dan koordinasi dengan pemerintah, mengarahkan makro kita ke arah yang sustainable 5,7 persen di 2013, terbaik kedua di dunia," ujarnya.
Akan tetapi jalan Indonesia untuk menjadi raksasa baru ekonomi dunia bukan tanpa rintangan. Sejumlah persoalan mendasar ekonomi di negeri ini mendesak untuk segera dicarikan jalan keluar.
Apa saja sejumlah masalah itu? Berikut merdeka.com mencoba merangkumnya untuk pembaca.
Bursa saham dikuasai asing
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan perkembangan pasar modal sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, pasar modal merupakan sumber pendanaan yang kuat.Wakil Kepala Dewan Komisioner OJK, Rahmat Waluyanto terus mengupayakan peningkatan kepemilikan investor lokal di pasar modal yang saat ini masih dikuasai asing. Saat ini kepemilikan asing di pasar modal masih tinggi mencapai 60 persen.Menurutnya, hadirnya investor lokal di pasar modal mampu membawa stabilitas. Pasalnya, potensi dana keluar negeri bisa ditekan."Saat ini investor asing ada 60 persen di pasar saham dan 33 persen di pasar obligasi negara. Jadi bagaimana kemudian misalnya untuk kebutuhan pendanaan sektor swasta maupun publik itu betul-betul mengandalkan dari pasar modal domestik," jelas dia.
Kemiskinan
Menurut Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, empat negara raksasa ekonomi dunia baru atau MINT juga mempunyai masalah sama yaitu kemiskinan dan kesenjangan sosial yang tinggi. Bambang menyebut, salah satu negara MINT yaitu Nigeria, kemajuan penyelesaian masalahnya masih jauh tertinggal dibanding Indonesia."Cuma keempat negara itu punya problem struktural yang sama, kemiskinannya belum bisa dibilang kecil, kesenjangannya masih besar, apalagi Nigeria itu masih jauh, services dan infrastrukturnya masih jauh sekali. Kalau saya melihat penggolongannya berdasarkan potensi," jelasnya.
Infrastruktur
Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengakui masih banyak pekerjaan rumah pemerintah untuk menjadikan Indonesia negara kekuatan ekonomi baru pada 30-40 tahun mendatang seperti kajian Jim O'Neill. Salah satunya adalah masalah infrastruktur."Terus terang kita butuh kerja keras untuk menjadi negara maju di masa datang. Indonesia jelas banyak, infrastruktur kita masih ketinggalan, kualitas SDM masih harus diperbaiki anggaran harus dirapihin pokoknya kami perlu transformasi struktural," tuturnya.
Pendidikan rendah
Kepala BPS, Suryamin mengatakan, angkatan kerja Indonesia masih didominasi lulusan SD. Dari 118,17 juta orang yang bekerja, 55,3 juta orang atau 46,80 persen berasal dari lulusan SD."Pekerja lulusan SMP terbanyak kedua sebesar 21,1 juta orang atau 17,82 persen," ucap Suryamin.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengakui pendidikan merupakan kunci dari kisah sukses siapapun, termasuk keluarga miskin, karena itu pendidikan ramah sosial harus menjadi kebijakan pemerintah."Ada dua hal penting yang menentukan akses dalam pendidikan yakni ketersediaan (sekolah) dan keterjangkauan (biaya). Itulah penyebab anak putus sekolah, selain sekolah sebagai kebutuhan dasar masih belum menjadi tradisi," katanya.Pemerintah sendiri, lanjutnya, telah menggulirkan BOS (bantuan operasional sekolah) untuk pendidikan dasar dan menengah serta BOPTN (bantuan operasional perguruan tinggi negeri) untuk pendidikan tinggi.Selain bantuan untuk sekolah/universitas, dirinya juga menggelontorkan bantuan untuk siswa/mahasiswa miskin yakni Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Kebijakan tak maksimal
Pengamat Ekonomi dari INDEF, Enny Sri Hartati menyebut peringkat Indonesia tersebut masih kurang memuaskan. Jika diukur dari GDP atau PDB seharusnya Indonesia bisa masuk peringkat 4 ekonomi terbesar di dunia.Tidak maksimalnya peringkat Indonesia disebut terjadi karena pemerintah tidak mempunyai kebijakan yang bagus. Misalnya dalam pangan, Indonesia masih terus bergantung pada impor dan tidak bisa menghasilkan bahan pangan sendiri."Kalau Indonesia mempunyai kebijakan yang bagus kita bisa peringkat 4 ekonomi terbesar di dunia. Negara agraris terbesar seharusnya menjadi pemasok pangan dunia bukan importir. Mestinya indonesia bisa lebih dari itu," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Baca SelengkapnyaNamun, menurut Jokowi, untuk menuju tiga negara yang memiliki kekuatan ekonomi di Asia, masih dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Baca SelengkapnyaPemerintah sudah membuat desain besar di berbagai sektor untuk hilirisasi.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini mengutip temuan dari hasil studi Atlantic Council.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo mengatakan Indonesia dapat menjadi negara maju dalam tiga periode kepemimpinan ke depan.
Baca SelengkapnyaSalah satu bentuk legitimasinya, dengan meminta aksesi menjadi anggota OECD.
Baca SelengkapnyaSilmi menekankan pentingnya penguasaan AI agar Indonesia jadi negara yang semakin produktif.
Baca SelengkapnyaTerdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaSalah satu komponen penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun ke depan yaitu pertumbuhan di tingkat pekerja.
Baca SelengkapnyaMahfud MD bercita-cita ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen
Baca SelengkapnyaDalam penyusunan peta jalan ini, Kadin Indonesia melibatkan berbagai komponen bangsa, mulai dari asosiasi industri, serikat buruh, pelaku usaha, akademisi.
Baca SelengkapnyaIndonesia punya semua persyaratan untuk menjadi negara maju
Baca Selengkapnya