5 Persoalan ekonomi peninggalan SBY buat Jokowi atau Prabowo
Merdeka.com - Rakyat Indonesia tengah larut dalam euforia dan panasnya situasi politik jelang peralihan kekuasaan. Segudang persoalan dan harapan dititipkan di pundak dua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo ( Jokowi ) - Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa .
Untuk menarik simpati rakyat, keduanya sama-sama mengklaim mengusung sistem ekonomi kerakyatan. Terkait hal itu, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melihat perlunya penajaman dan program konkret untuk menggambarkan sistem ekonomi kerakyatan ala dua pasangan tersebut.
"Kembali lagi nanti bagaimana konsistensinya dan bagaimana wujud konkretnya seperti apa," tegas Direktur Indef Enny Sri Hartati dalam diskusi yang digelar di Apartemen Park Royal, Jakarta, Selasa (20/5).
-
Bagaimana Prabowo-Gibran akan meningkatkan kesejahteraan rakyat? Dia mencontohkan dalam konteks kredit usaha masyarakat kecil, Prabowo-Gibran akan mensejahterakan kelompok petani, nelayan, peternak dengan berbagai programnya.
-
Apa klaim Prabowo tentang dirinya dan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan. Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Kenapa Prabowo mendukung program Jokowi? 'Saya bekerja, saya lihat dari dekat, saya lihat strategi dan program-program beliau ternyata sama dengan pemikiran-pemikiran saya. Karena itu saya komitmen, saya siap melanjutkan semua program dan strategi beliau,'
-
Bagaimana Jokowi ingin tingkatkan kesejahteraan rakyat? 'Pak Joko Widodo menetapkan kebijakan akan menghentikan, menjual kekayaan kita dalam bentuk mentah dengan murah ke luar negeri,' ujar Prabowo.
-
Bagaimana SBY membantu kampanye Prabowo-Gibran? SBY beberapa kali ada di kampanye Prabowo seperti di Aceh dan di Jatim.
-
Bagaimana masyarakat berharap Presiden Prabowo menjalankan amanah nya? 'Selamat atas amanah besar yang diberikan kepada Bapak Prabowo dan Bapak Gibran! Semoga di bawah kepemimpinan Anda berdua, bangsa Indonesia semakin maju, dan kehidupan masyarakat semakin sejahtera, damai, serta penuh keadilan.'
Dari hasil survei dan kajian Indef, harapan masyarakat sederhana. "Yang diharapkan masyarakat secara keseluruhan, mereka ingin mendapatkan penghidupan yang layak serta lapangan pekerjaan yang memadai," tegasnya.
Tidak hanya harus memenuhi janji kampanyenya, dua pasangan capres dan cawapres juga harus mengatasi persoalan lain yang datang dari pemerintahan sebelumnya atau pemerintahan Presiden Susilo bambang Yudhoyono ( SBY ) dan Wakil Presiden Boediono serta jajaran kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II yang akan berakhir kurang dari enam bulan.
Pemerintahan saat ini 'meninggalkan' sejumlah persoalan yang menjadi pekerjaan rumah untuk pemerintahan baru. Apa saja masalah tersebut? Merdeka.com mencoba merangkumnya. Berikut paparannya.
Utang luar negeri membengkak
Bank Indonesia (BI) merilis utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Maret 2014 sebesar USD 276,5 miliar atau tumbuh 8,7 persen dibandingkan dengan posisi Maret 2013. Posisi ULN pada Maret 2014 terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD 130,5 miliar dan ULN sektor swasta USD 146,0 miliar.
"Dengan perkembangan ini, pertumbuhan tahunan ULN pada Maret 2014 tercatat meningkat bila dibandingkan dengan pertumbuhan Februari 2014 sebesar 7,5 persen year on year (yoy). Pertumbuhan ULN terus mengalami peningkatan sejak akhir tahun 2013 terutama didorong oleh ULN sektor swasta," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, Tirta Segara dalam keterangan tulis, Jakarta, Selasa (20/5).
Kemiskinan
Acting Country Director Bank Dunia Cristobal Ridao Cano mengatakan ?Indonesia memiliki kecenderungan rentan terhadap gejolak ekonomi global. Oleh sebab itu, penerapan manajemen risiko yang terkait erat dengan aktivitas pembangunan nasional menjadi penting dan prioritas diterapkan di Indonesia.
Salah satunya risiko krisis bisa berasal dari penduduk miskin. "40 persen populasi di Indonesia hidup dalam kondisi miskin atau hampir miskin. Ini sangat krusial, membangun manajemen risiko terhadap pembangunan," ungkap Cristobal.
Hal serupa diungkapkan Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana. Dia mengatakan, kini mayoritas masyarakat miskin ada di negara berkembang seperti di Indonesia, India, Nigeria dan lain sebagainya.
"Intinya, meskipun negara berkembang menjadi negara berpendapatan menengah, PR-nya masih banyak masalah kemiskinan. Kalau dijumlahin, jumlah orang miskin di dunia sebagian besar di middle income countries. India, nigeria, dan kita (Indonesia)," tegasnya.
Pengangguran
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data terbaru mengenai kondisi tenaga kerja di Indonesia. Angkatan kerja Indonesia per Februari 2014 mencapai 125,32 juta orang. Angka ini meningkat jika dibandingkan angkatan kerja Februari 2013 yang hanya 123,64 juta orang.
Kelompok angkatan kerja adalah penduduk yang masuk dalam usia kerja yaitu 15 tahun ke atas. Kepala BPS Suryamin mengatakan, dari jumlah angkatan kerja tersebut, sebanyak 118,17 orang bekerja dan sisanya 7,15 juta orang menganggur. Menurut data BPS, angka pengangguran di Indonesia turun tipis dari sebelumnya 7,20 juta orang.
"Struktur dari 125,3 juta orang itu sekitar 7,15 juta diantaranya masih mencari pekerjaan. Jadi tingkat pengangguran 7,15 juta orang. Dalam satu tahun jumlah pengangguran berkurang 50.000 orang," ucap Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (5/5).
Jurang kaya-miskin makin lebar
Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Sugeng Bahagijo menegaskan, ketimpangan antara kaya dan miskin mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Sugeng mendasarkan hal itu pada koefisien gini yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Dalam kurun 10 tahun terakhir, gini rasio BPS naik menjadi 0,41 persen dari sebelumnya sebesar 0,33 persen," ujar Sugeng di Sekretariat INFID, Jakarta, Selasa (4/3).
Ini menandakan kesejahteraan tidak dirasakan merata, meski terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Akibatnya, jurang antara si kaya dan si miskin semakin melebar. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemimpin yang baru nanti.
"Masalah paling krusial adalah mengurangi jurang kemiskinan yang sudah terlampau besar. Misalnya banyak orang kaya di Menteng, tapi banyak orang miskin di Banten. Padahal Menteng dan Banten jaraknya dua jam saja," kata Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro di Jakarta, Minggu (23/3).
Ismed mengatakan ketimpangan harus menjadi agenda besar pemimpin di masa mendatang. Menurut dia, sudah bukan waktunya lagi jika pemimpin masih hanya memberikan janji untuk mengatasi masalah ketimpangan tersebut.
Subsidi dan kenaikan harga BBM
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menegaskan salah satu masalah utama bangsa ini adalah subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang membebani anggaran pemerintah. Situasi itu sudah seperti penjajahan.
"Kita dijajah oleh BBM. Kita tidak bisa merdeka dari persoalan itu," ucapnya saat menghadiri peresmian Mandiri Institute di Jakarta, Senin (12/5).
Dahlan merasa, calon pemimpin Indonesia harus tegas dalam isu subsidi premium dan solar. Termasuk Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebagai kandidat terkuat presiden baru versi beberapa lembaga survei.
"Siapapun presiden nanti, Pak Jokowi sekalipun, harus terpikir menaikkan (harga) BBM," kata Dahlan.
Dengan sistem saat ini, subsidi BBM akan terus menggerus APBN dan berpotensi melemahkan nilai tukar Rupiah.
?Ketua Badan Anggaran DPR Ahmadi Noor Supit menilai momentum kenaikan harga jual BBM sebetulnya dimiliki Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hanya saja, karena kabinet sekarang tidak berani mengambil keputusan strategis di akhir masa jabatan, peluang itu jadi semakin tertutup.
"Keberanian politik pimpinan negara saja. Kita harus ingatkan bahwa dia selesai, 9 juli ada presiden baru, dia harus berkonsultasi dengan presiden baru nanti," kata Ahmadi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo menyebut kekayaan Indonesia juga sudah pernah diperas selama masa penjajahan.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, bahwa kapitalisme dan neoliberal akan membuat rakyat semakin jauh dari kesejahteraan.
Baca SelengkapnyaPertemuan dua tokoh pemimpin bangsa ini dinilai sebuah sejarah dalam perjalanan kepemimpinan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo memuji gagasan Jokowi yang menjadi perbincangan dunia.
Baca SelengkapnyaSBY menginginkan agar masyarakat Indonesia lebih sejahtera ke depannya.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, SBY adalah presiden pertama yang dipilih secara langsung dengan sistem one man one vote.
Baca SelengkapnyaCalon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto berkampanye di Manado, Sulawesi Utara. Pada kesempatan itu, hadir dua Jenderal TNI Purnawirawan
Baca SelengkapnyaPrabowo menyampaikan kepada buruh untuk tidak meragukan komitmennya dalam memperjuangkan keadilan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPresiden terpilih RI Prabowo Subianto bercerita ada tiga Presiden RI yang mendukungnya pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo menilai tak ada yang salah bila pemerintah memberi izin tambah ke Ormas yang berjasa bagi bangsa dan negara.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, keberhasilan SBY sebagai presiden membuat Presiden Joko Widodo melanjutkan pembangunan.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyinggung dinamika politik dalam beberapa hari terakhir.
Baca Selengkapnya