5 Perusahaan batu bara yang alami penurunan laba tahun lalu

Merdeka.com - Sejumlah emiten pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2012 tidak menunjukkan kinerja yang maksimal. Pasalnya, para emiten tersebut tidak memperlihatkan kinerja yang maksimal dalam pencapaian kinerja mereka.
Salah satu industri yang menunjukkan kinerja suram ialah sektor batu bara. Hal ini dipicu karena harga jual komoditas yang lebih rendah dari tahun sebelumnya akibat dari krisis dunia.
"Memang sektor pertambangan tahun lalu cukup turun signifikan, dapat terlihat dari laba bersih perusahaan yang turun. Namun, sebagai catatan walaupun laba bersih turun tapi pendapatan ada beberapa tercatat yang mengalami kenaikan," ujar Kepala Trust Securities, Reza Priyambada saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Sabtu (30/3).
Reza melanjutkan investor diminta untuk tidak berharap banyak prospek kinerja batu bara kembali kinclong tahun ini. Pasalnya, keadaan ekonomi global belum menunjukkan pulih. Ditambah keadaan di Eropa masih berfluktuasi sementara China dan Jepang masih berkutat dengan perbaikan ekonominya.
"Ekonomi global lagi sakit, diharapkan 1 tahun sampai 2 tahun baru dapat pulih dan bangkit dari krisisnya," kata Reza.
Senada dengan Reza, analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, mengatakan tren penurunan sektor batu bara ini diprediksi masih akan terus terjadi hingga akhir tahun.
"Harga batu bara yang turun drastis sampai akhir tahun ini karena harga batu bara masih sulit untuk naik sehingga nasib sektor batu bara masih suram untuk tahun ini," ujarnya kepada merdeka.com.
Berikut merdeka.com mencoba merangkum beberapa emiten tambang yang kinerjanya meredup pada tahun lalu.
PT Bayan Resources
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) karena sepanjang tahun 2012 mencatat penurunan laba perusahaan sebesar 74,23 persen atau menjadi USD 54,94 juta (Rp 533,85 miliar) dari tahun 2011 yang sebesar USD 213,26 juta (Rp 2,07 triliun).Merosotnya laba perusahaan disebabkan karena beban pokok pendapatan perseroan di 2012 melonjak menjadi USD 1,16 miliar (Rp 11,3 triliun) dari tahun sebelumnya sebesar USD 1,06 miliar (Rp 10,3 triliun). Hal ini membuat pendapatan perseroan di 2012 juga anjlok 5,72 persen menjadi USD 1,42 miliar (Rp 13,79 triliun) dari tahun sebelumnya sebesar USD 1,50 miliar (Rp 14,57 triliun).
PT Adaro Energy
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sepanjang tahun lalu mencatat penurunan laba bersih sebesar 30,6 persen menjadi USD 383 juta (Rp 3,72 triliun) dari tahun 2011 sebesar USD 552 juta (Rp 5,36 triliun). Turunnya laba bersih perseroan akibat menurunnya pendapatan usaha sekitar 6,6 persen dari USD 3,99 miliar (Rp 38,77 triliun) pada 2011 menjadi USD 3,72 miliar (Rp 36,14 triliun) di 2012. Di sisi lain, beban pokok menurunkan pendapatan sebesar 4,7 persen menjadi USD 2,68 miliar (Rp 26,04 triliun) dari USD 2,56 miliar (Rp 24,87 triliun).Turunnya volume penjualan dan rata-rata harga penjualan akibat kondisi pasar yang kurang kondusif membuat kinerja perseroan tidak mengalami peningkatan. Padahal, pendapatan usaha perseroan mayoritas dikontribusi dari divisi penambangan dan penjualan sebesar 92,4 persen.
PT Indo Tambangraya Megah
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) di 2012 tidak semoncer tahun sebelumnya. Perolehan laba bersih perusahaan di 2012 turun 21 persen menjadi USD 432 juta (Rp 4,19 triliun) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 546 juta (Rp 5,3 triliun).Penurunan laba ini disebabkan rata-rata harga penjualan batu bara di 2012 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Harga jual rata-rata batu bara yang diperoleh perusahaan turun 7 persen menjadi USD 90 juta (Rp 874,53 miliar) dibandingkan tahun sebelumnya USD 97 juta (Rp 942,54 miliar).Perusahaan berhasil mencatatkan volume penjualan batu bara di 2012 sebesar 27,2 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 26,5 juta ton. Meski terjadi peningkatan volume penjualan namun ini tidak banyak membantu mendongkrak pendapatan perseroan."Kenaikan volume penjualan ini terjadi di tengah permintaan yang melemah akibat perlambatan ekonomi dunia dan pasokan yang berlebih," ujar President Director ITMG saat paparan publik ITMG di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Kamis (28/3).
PT Harum Energy
Perusahaan batu bara ini juga membukukan penurunan laba bersih di 2012 sebesar 20,26 persen menjadi USD 126,29 juta (Rp 1,22 triliun) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 158,39 juta (Rp 1,53 triliun).Hal ini disebabkan beban pokok penjualan dan beban langsung perseroan naik menjadi USD 724,31 juta (Rp 7,03 triliun) pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya USD 492,01 juta (Rp 4,78 triliun).Pendapatan perseroan naik 25,50 persen menjadi USD 1,04 miliar (Rp 10,10 triliun) pada 2012 dari periode sama tahun sebelumnya USD 831,25 juta (Rp 8,07 triliun). Lebih besarnya beban pokok daripada pendapatan yang membuat catatan laba bersih perseroan menurun.
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Perusahaan BUMN di sektor batu bara ini harus menelan pahit kinerjanya di 2012. Pasalnya, PTBA hanya satu di antara sektor batu bara lainnya milik negara yang mencatatkan penurunan kinerja. Ini terlihat dari laba bersih perseroan yang turun sebesar 5 persen menjadi Rp 2,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,32 triliun.Menurunnya kinerja perseroan disebabkan penurunan harga jual rata-rata batu bara PTBA menjadi Rp 765.934 per ton. Harga ini lebih rendah 2 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 785.205 per ton. (mdk/rin)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya