5 Pro kontra Indonesia impor cangkul dari China
Merdeka.com - Pemerintah melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) tercatat mengimpor cangkul dari China. Cangkul impor ini masuk melalui Medan pada Agustus lalu.
Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Syailendra mengatakan, pihaknya telah mendapat izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Kemendag telah memberi penunjukkan PT PII sebagai importir cangkul resmi.
"Agustus cangkul dari China sudah masuk, masuknya ke Medan. Kalau tidak salah kita dapat izin impor cangkul sampai Desember, sudah dapat izin kemendag," ucap Syailendra.
-
Siapa aja yang pernah Kemendag selidiki terkait impor? Sementara negara yang pernah indonesia selidiki dan kenakan BMAD maupun BMP antara lain India, Republik Korea, China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Kazhakstan, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Hongkong, Turki, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Bangladesh, dan Mesir.
-
Siapa yang membawa kedelai ke Indonesia? Kacang Kedelai Dibawa Bangsa Tiongkok Masuk ke Indonesia Kalau ngobrolin tentang asal usul tempe, maka nggak bisa terlepas dari kedelai sebagai bahan baku utamanya. Menurut catatan yang ada, kedelai mulai dikenal di Nusantara sejak dibawa masuk oleh bangsa Tiongkok.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Siapa eksportir porang asal Bulukumba? “Terima kasih banyak teman-teman dari Bulukumba. Eksportirnya masih muda, umurnya 22 tahun,“ sebutnya.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
Menurutnya, impor cangkul perlu dilakukan untuk menekan peredaran cangkul impor ilegal. Kebutuhan cangkul dalam negeri memang cukup tinggi. Namun demikian, Syailendra tidak menyebut berapa banyak cangkul yang akan diimpor secara resmi.
"Kita ada surat persetujuan impor dari Kemendag. Terus terang kita untuk selama ini ilegal banyak masuk. Sedangkan kita sesuai nawacita Pak Jokowi mau memberantas barang ilegal. survei di lapangan banyak alat pertanian impor tapi ini izin dari mana, tidak tahu," katanya.
Atas tindakan perusahaan pelat merah ini muncul sikap pro dan kontra di masyarakat. Banyak menolak namun juga tidak sedikit yang mendukung. Berikut merdeka.com akan merangkum sejumlah pandangan tersebut.
Impor cangkul tindakan tragis
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai impor cangkul yang dilakukan pemerintah bukan cara yang tepat untuk menekan peredaran cangkul ilegal. Dirinya justru mempertanyakan komitmen pemerintah untuk memberdayakan industri kecil menengah (IKM).Ketua YLKI, Tulus Abadi mengatakan, impor cangkul dari China yang dilakukan pemerintah dinilai sebagai upaya menyedihkan yang perlu dihentikan. Menurutnya, hal itu dianggap tidak menghargai para produsen cangkul dalam negeri."(Impor) Itu tragis. Itu harus dihentikan. Kita bisa memproduksi cangkul kok. Itu pelecehan terhadap petani kita dan juga produksi dalam negeri," ujarnya kepada merdeka.com.
Impor cangkul bentuk penghinaan
Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika) menilai impor cangkul sebagai penghinaan bagi Bangsa Indonesia. Sekjen Humanika Syaroni menungkapkan dibukanya keran importasi cangkul sama saja memukul pembuat cangkul dalam negeri."Pemerintah yang seharusnya melindungi keberlangsungan usaha kecil ternyata telah membuat kebijakan yang bisa membunuh keberadaan usaha rakyat," ujar Syaroni dalam keterangan pers.
Impor dilakukan karena permintaan tinggi
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto siang ini menggelar rapat dengan Eselon I Kementerian Perindustrian serta perwakilan dari Kementerian Perdagangan. Rapat ini membahas perihal impor cangkul.Dikatakan Menteri Airlangga, dirinya mengakui jika impor dilakukan pemerintah karena pada saat itu permintaan akan cangkul sangat tinggi. Peningkatan tersebut memaksa pemerintah untuk melakukan impor namun dalam jumlah yang kecil."Memang ada impor (cangkul), tapi jumlahnya kecil. Kemarin itu impor hanya 86.000 saja, sedangkan kebutuhannya 10 juta," ujarnya di Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Impor cangkul tidak besar dan harganya murah
Deputi Distribusi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo menilai, impor cangkul ini selain untuk memenuhi kebutuhan, juga untuk sekadar melengkapi peralatan di toko penjual alat-alat perkakas."Saya lihat impor cangkul ini hanya untuk pelengkap saja. Minimun yang melakukan impor kan pemilik toko peralatan. Jadi dia ingin di tokonya banyak barang yang lebih beragam. Mereka ingin ada variasi dari penjual peralatan agar menarik minat pembeli," kata Sasmito di gedung BPS, Jakarta.Dia menambahkan, impor cangkul tersebut tidak terlalu besar. Bahkan, dia meyakini bahwa Indonesia masih memproduksi cangkul dalam jumlah yang banyak. Meski begitu, Sasmito belum bisa merinci besaran jumlah impor tersebut."Hitungannya kecil, kalau kita butuh jutaan cangkul bisa saja kita hanya impor puluhan ribu. Dari segi nilai juga tidak terlalu besar. Apalagi harganya murah. Mau cangkul atau arit (kita impor)," imbuhnya.
Petani menyayangkan pemerintah impor cangkul
Petani di Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel Muhammad Yunus, mengaku sangat menyayangkan sikap pemerintah melalui Kementerian Perdagangan yang mengimpor cangkul dari China.Menurutnya, produsen cangkul yakni pandai besi dan juga sebagian di antaranya adalah petani banyak ditemukan di Sulsel. Rata-rata daerah di Sulsel ada produsen cangkul."Misalnya di Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Bone. Dari dua kabupaten ini saja bisa penuhi kebutuhan cangkul petani-petani di Sulsel. Jika ditambah dari daerah-daerah lain di Sulsel maka petani-petani se-Indonesia bisa dipenuhi kebutuhan cangkulnya. Buat apa memanfaatkan cangkul dari luar negeri jika di sini juga ada," kata Muhammad Yunus.Impor cangkul hanya akan mengurangi pendapatan produsen lokal. Kalau memang pemerintah berpihak ke rakyat, harusnya memberdayakan produsen cangkul nasional."Kalau memang alasan kualitas sehingga harus impor cangkul, petani dan pandai besi yang ada saja yang diberdayakan. Diberi pembinaan dan bantuan modal untuk memproduksi cangkul seperti yang diinginkan itu," lanjut Yunus.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satgas akan segera mengeksekusi data impor ilegal yang sudah dikantongi pemerintah.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pemerintah juga melakukan impor beras senilai USD 196,7 juta di Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, dia belum menemukan bagaimana barang-barang impor ilegal ini bisa masuk ke Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPKT mengapresiasi perolehan suara partai berlambang pohon beringin di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak sangat padat akan arus masuk barang impor.
Baca SelengkapnyaMendag Budi menyebut keseluruhan kain impor diduga ilegal tersebut berasal dari China.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli menegaskan ungkap kasus dari hasil pengawasan perdagangan ini demi menyelamatkan industri dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKesepakatan ini usai Presiden Jokowi bertemu Presiden Xi Jinping.
Baca SelengkapnyaRibuan ekskavator ini dimanfaatkan untuk program cetak sawah.
Baca SelengkapnyaMendag beri penjelasan kebijakan ini justru untuk mengendalikan kemudahan aktivitas impor ke dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKetentuan tersebut dikeluarkan untuk memberikan relaksasi pada 7 komoditas yang mengalami kendala impor
Baca SelengkapnyaMasuknya barang impor tekstil dan produk tekstil (TPT) menghambat pertumbuhan pasar dalam negeri.
Baca Selengkapnya