5 Produk makanan RI yang sukses di luar negeri
Merdeka.com - Banyak produk-produk asli Indonesia yang jadi primadona di luar negeri. Salah satunya jamu atau obat herbal Indonesia.
Produk herbal keluaran PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk diekspor ke berbagai negara Afrika, Asia hingga Eropa.
Direktur Keuangan Sido Muncul Venancia Sri Indrijati mengatakan bahwa strategi perusahaan saat ini ialah melakukan penetrasi lebih dalam ke pasar-pasar tradisional mereka. Perusahaan juga tengah berupaya untuk melakukan ekspor secara langsung guna memotong rantai distribusi. Lantaran, selama ini ekspor dilakukan melalui distributor di negara tujuan.
-
Produk lokal apa yang terkenal di dunia? Tak banyak yang tahu banyak produk-produk yang terkenal di dunia ternyata berasal dari Indonesia. Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Apa yang paling terkenal di Indonesia? Rendang adalah masakan khas Indonesia yang diakui sebagai masakan terlezat di dunia, setidaknya berdasarkan survei yang dilakukan CNN International pada 2011.
-
Produk apa saja yang paling laris di Sumatera? Sebut saja pulau yang berada di paling barat Indonesia, yakni Pulau Sumatera. Ternyata Minyak Telon, Popok Bayi, dan Kaos Anak menjadi produk lokal dan UMKM yang paling banyak dibeli di puncak kampanye. Hal ini memperlihatkan kebutuhan produk dari kategori Ibu dan Anak menjadi tren yang sangat dicari saat ini bagi para ibu baru di Sumatera.
-
Produk apa yang sukses mereka jual? 'Di shopee itu belum ada, ada pun harganya mahal banget di Jawa, dan itu mahal banget harganya, kita kenapa enggak kita bIkin saja yang versi murahnya supaya semua orang bisa pakai cetakan kayak gitu,' ucap Uli.
-
Apa produk lokal yang direkomendasikan? Ia pun menyebutkan brand lokal Le Minerale untuk menggantikan produk asing.
-
Bagaimana UMKM Purwakarta ini sukses menembus pasar internasional? Tekun berusaha Ternyata rahasia pertama dari usaha panganan yang dibuat warga bernama Cucu Nengsih ini adalah tekun dalam berusaha.Ia konsisten untuk menjual produk pastel mini, dengan memperhatikan kemasan penyajian dan kualitas produk.
"Untuk produk kita butuh waktu untuk pendaftaran di negara tersebut. Selama ini produk yang dieskpor masih sifatnya impor oleh pedagang atau distributor di sana. Ke depan, kita akan ekspor langsung dan mainstream," ujar dia.
Selain produk herbal, produk-produk makanan Indonesia juga digandrungi masyarakat dunia. Produk Indomie keluaran PT Indofood Sukses Makmur telah diekspor ke 80 negara di lima benua setiap tahunnya.
Beberapa negara yang menjadi target pasar Indomie antara lain adalah Singapura, Malaysia, Brunei, Hongkong, hingga Taiwan. Indomie juga sudah terbang jauh ribuan kilometer mulai dari wilayah Eropa, Timur Tengah, Afrika, hingga benua Amerika.
Selain produk keluaran perusahaan besar, Indonesia juga kaya akan produk hasil usaha yang membuka cabang di luar negeri. Bahkan, banyak waralaba asal Indonesia yang sudah mendapatkan hati masyarakat dunia.
Menurut AFI (Asosiasi Franchise Indonesia), terdapat beberapa waralaba Indonesia telah memasuki dunia internasional. AFI menegaskan sudah ada 5 waralaba Indonesia yang benar-benar telah siap bersaing dengan waralaba-waralaba dunia. Waralaba ini didirikan oleh orang asal Indonesia.
Berikut 5 produk waralaba makanan RI yang sukses di luar negeri seperti dilansir hipwee.com:
Pecel lele Lela
Pendirinya Rangga Umara, mantan manajer salah satu perusahaan. Dia bukan di-PHK, melainkan mengundurkan diri karena saat itu keadaan perusahaan memang sudah tidak memungkinkan.ÂÂ
Dengan modal Rp 3 juta dari hasil menjual barang-barang pribadinya, Rangga ini mulai bekerja sama dengan temannya yang memang ahli membuat racikan bumbu. Lalu, dibukalah warung Pecel Lele Lela pertama di daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur pada 2007.ÂÂ
Namun, usaha ini tidak berjalan lancar. Bahkan, Rangga sampai harus berhutang. Akhirnya dengan modal seadanya, dibukalah warung baru di tempat yang lebih strategis. Hingga mampu meraup untung Rp 3 juta per bulan. Dari situlah, dibuka cabang-cabang Lele Lela lainnya.ÂÂ
Saat ini, sudah ada 42 cabang warung Lele Lela di seluruh Indonesia dan satu cabang di Malaysia. Dalam sebulan, omset yang bisa diraih warung ini mencapai Rp 4,8 miliar.
Bumbu Desa
Namanya Bumbu Desa. Tapi, rasanya dijamin kota. Pendirinya, Santoni dan keluarga yang sangat mencintai kuliner tradisional, terutama sunda, mendirikan warung makan ini pada 2004.ÂÂ
Kini, sudah ada lebih dari 50 cabang Bumbu Desa di Indonesia maupun luar negeri. Tidak hanya makanan, Santoni juga menjamin kualitas pelayanan dari para pegawainya.ÂÂ
Bahkan, ada pelatihan khusus untuk para pegawainya yang langsung dipandu oleh ahli dari bidang jasa dan psikologi.
Es Teler 77
Awalnya, Murniati sebagai pendiri hanya menjual Es Teler 77 ini di sebuah kantin kecil di pertokoan Duta Merlin Jakarta. Karena pajak yang tinggi, maka kantin kecil itu tentu harus tutup karena tidak mampu bayar.
Hingga akhirnya, dibukalah kantin baru di kawasan pertokoan Gajah Mada Plaza. Dan di sinilah Es Teler 77 menjadi sangat terkenal.ÂÂ
Hingga didirikanlah sebuah perusahaan swasta milik keluarga, yaitu CV Es Teler 77. Saat ini sudah ada cabang Es Teler 77 di Penang Malaysia, Singapura, India, dan Australia.ÂÂ
Ayam Bakar Mas Mono
Mas Mono ini hanya lulusan SMA di Madiun dan hijrah ke Jakarta. Awalnya, dia jadi OB sampai harus jualan pisang cokelat keliling SD.
Hingga akhirnya, Mas Mono dan istri mempunyai ide berjualan ayam bakar. Sekarang sudah ada 29 outlet resto yang dimiliki Mas Mono. Tak hanya itu, Mas Mono juga mendapat penghargaan dari Asia Pasifik Entrepreneur Award 2010.
J.Co
Pendirinya adalah Johnny Andrean, penata rambut yang telah mempunyai 150 salon di seluruh Indonesia. Hobinya yang suka travelling menjadikannya banyak ide kreatif.ÂÂ
Setelah salon, akhirnya Johnny membuka gerai roti BreadTalk. Nah, sukses dengan BreadTalk, Johnny membuka J.Co Donuts & Coffee.
J.Co ini merupakan hasil risetnya ke berbagai negara seperti Australia, Amerika Serikat, Jepang, dan berbagai negara di Eropa.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika kualitas produk yang dijual disenangi masyarakat global, ekspansi membangun bisnis di luar negeri bukan hanya cita-cita.
Baca SelengkapnyaAdapun total nilai ekspor Mayora ke-400.000 ini mencapai USD 1 juta atau sekitar Rp15,8 miliar.
Baca SelengkapnyaTiga produknya berhasil tembus pasar di negara-negara ASEAN seperti kopi luwak, sambal honje sampai radio kayu antik.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), industri ini mencatatkan pertumbuhan rata-rata sebesar 10-15% per tahun sejak 2019.
Baca SelengkapnyaTerdapat sekitar 700 merek franchise asing yang beroperasi di tanah air, jauh mengungguli jumlah franchise lokal yang hanya sekitar 130 merek.
Baca SelengkapnyaMendag Budi Santoso melepas ekspor produk makanan olahan berupa kerupuk dan sambal sebanyak 14 kontainer senilai USD 452 ribu atau setara Rp7,2 miliar.
Baca SelengkapnyaDunia entertainment yang tidak stabil membuat 11 artis ini berinisiatif membuka berbagai macam bisnis, mulai dari kuliner, aksesoris dan lain sebagainya.
Baca SelengkapnyaResto ini dibangun pada tahun 1959, oleh sepasang suami istri, Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong.
Baca SelengkapnyaIndia, negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dan kuliner, telah berhasil mengukir citra lezatnya di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerusahaan ingin berkontribusi untuk mendorong produk dan produsen lokal untuk naik kelas dan go international.
Baca SelengkapnyaBRI terus konsisten dalam memberikan dukungan permodalan dan pendampingan usaha kepada pelaku UMKM.
Baca SelengkapnyaSubsektor tersebut antara lain teh, kopi, buah, coklat atau kakao, dan susu yang produksi dalam negerinya melimpah.
Baca Selengkapnya