5 Produk RI ini jadi primadona di luar negeri
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada September 2015 mencapai USD 12,53 miliar. Nilai total ekspor ini turun 1,55 persen dibandingkan Agustus 2015 yang mencapai USD 12,73 miliar.
Secara kumulatif, nilai ekspor dari Januari-September 2015 mencapai USD 115,07 miliar. Produk-produk yang diekspor yaitu pertanian, migas dan bahan bakar mineral.
Tak hanya itu, produk-produk kerajinan tangan juga merambah pasar dunia. Mulai dari perlengkapan tumah tangga hingga makanan ringan.
-
Kenapa produk UMKM Cianjur diminati di pasar ASEAN? Makanan, minuman dan produk barang elektronik buatan anak bangsa di Cianjur ini dikenal memiliki kualitas yang baik di mata dunia.
-
Apa yang banyak dipanen di Indonesia? Tanaman yang banyak dipanen di Indonesia (4 huruf) - PADI
-
Produk apa yang paling dicari di Sumatera dan Jawa? Dimulai dari ujung Barat Indonesia, berbagai produk Fashion seperti Celana Perempuan, dan Batik menjadi ragam produk lokal yang paling banyak dibeli masyarakat seiring pesatnya perkembangan tren fashion di dua pulau ini.
-
Produk apa saja yang paling laris di Sumatera? Sebut saja pulau yang berada di paling barat Indonesia, yakni Pulau Sumatera. Ternyata Minyak Telon, Popok Bayi, dan Kaos Anak menjadi produk lokal dan UMKM yang paling banyak dibeli di puncak kampanye. Hal ini memperlihatkan kebutuhan produk dari kategori Ibu dan Anak menjadi tren yang sangat dicari saat ini bagi para ibu baru di Sumatera.
-
Kenapa pasar Eropa suka rambut Indonesia? Lebih lanjut, Krisna menjelaskan bahwa pasar Eropa menyukai rambut Indonesia karena karakteristiknya yang bagus untuk diwarnai.
-
Produk lokal apa yang terkenal di dunia? Tak banyak yang tahu banyak produk-produk yang terkenal di dunia ternyata berasal dari Indonesia. Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
Produk Indonesia rupanya banyak diminati di pasar dunia. Hal ini terbukti setiap tahunnya konsumen luar negeri selalu bertambah.
"Sebenarnya kami tiap tahun datangkan buyer dari luar negeri dan tiap tahun bertambah," ujar Komite International Trade Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Fachry Thalib.
Fachry menegaskan, mayoritas konsumen asal Eropa Timur merasa puas usai membeli produk Indonesia. Hal itu membuat pembeli asal luar negeri Trade Expo Indonesia tiap tahunnya terus bertambah.
"Buyer dari Eropa Timur merasa produk Indonesia jauh lebih baik daripada produk Tiongkok," tegasnya.
Selain itu, produk Indonesia juga banyak yang menjadi primadona di luar negeri. Berikut produk-produknya seperti dirangkum merdeka.com:
Kerajinan eceng gondok
Kerajinan eceng gondok asal Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan ternyata diminati masyarakat Jerman. Konsumen Jerman menilai kerajinan eceng gondok Indonesia berkualitas dan motifnya menarik.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha, Kecil, Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Hulu Sungai Utara, Akhmad Redhani Effendi mengatakan produk kerajinan berbahan ilung atau eceng gondok asal daerah diminati pasar luar negeri.
Namun peluang ini, kata dia, belum bisa dimaksimalkan perajin lokal karena terbatasnya tenaga dan permodalan. Hambatan ini membuat perajin belum siap menerima pesanan dalam jumlah besar secara rutin.
Menurut Redhani, jumlah perajin eceng gondok masih terbatas bahan baku melimpah, karena 89 persen luas wilayah Hulu Sungai Utara didominasi lahan rawa. "Kita terus memberi pelatihan dan bantuan peralatan kepada perajin agar siap memasuki pasar ekspor," Ujar Redhani seperti dilansir Antara, Jumat (6/3).
Dia mengatakan, upaya mempromosikan produk industri kerajinan masyarakat (IKM) termasuk eceng gondok sudah mulai dilakukan melalui kerja sama dengan PT Pos Indonesia.
PT Pos, melalui jaringan kantor layanannya, siap memajang produk IKM Hulu Sungai Utara di sejumlah perwakilan PT Pos di luar negeri, termasuk promosi melalui media online PT Pos.
Sementara fasilitas yang bisa dinikmati perajin melalui kerja sama Pemerintah Daerah HSU dengan PT Pos Indonesia, berupa kemudahan dan biaya ringan untuk mengirim paket produk pesanan ke luar daerah.
Indomie
Sudah tidak heran lagi bila produk buatan anak negeri ini sudah terkenal di seluruh dunia. Diproduksi oleh PT Indofood Sukses Makmur yang dimiliki oleh keluarga Salim, produk mi instan ini semakin disukai oleh dunia. Bahkan, beberapa bulan belakangan Indofood akan merambah Kazakhstan.
Tiap tahun, Indofood memproduksi 11 miliar bungkus Indomie dengan 880 juta bungkus diekspor.
Saat ini, produk Indomie telah diekspor di 80 negara di lima benua selama lebih dari 20 tahun. Beberapa negara yang menjadi target pasar Indomie antara lain adalah Singapura, Malaysia, Brunei, Hongkong, hingga Taiwan. Indomie juga sudah terbang jauh ribuan kilometer mulai dari wilayah Eropa, Timur Tengah, Afrika, hingga benua Amerika.
Untuk memenuhi permintaan di berbagai belahan dunia tersebut, Indofood tidak sekadar mendatangkan Indomie dari Indonesia. Namun, perusahaan yang dirintis oleh taipan Soedono Salim ini juga membangun pabrik di sejumlah negara lain. Misalnya di Malaysia, Indofood mempunyai perusahaan Indofood (M) Food Industries Sdn Bhd yang khusus memproduksi mi instan di Malaysia.
Untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika, Indofood menjalin kontrak perjanjian dengan berbagai perusahaan di sana untuk memproduksi Indomie. Misalnya saja dengan Pinehill Arabia Food Limited (Pinehill) di Arab Arabia, De United Food Industries Limited (Duhill) di Nigeria, Salim Wazaran Brinjikji Company (Sawab) di Syria, dan Salim Wazaran Abu Elata Co (Sawata) di Mesir.
Jamu Sido Muncul
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk terus melakukan ekspansi produk jamu dan herbal ke mancanegara. Bahkan, sumbangan penjualan perusahaan terbesar terjadi di kawasan Afrika, dengan produk berupa minuman energi Kuku Bima Energy. Selain itu, negara kawasan Asia seperti Arab Saudi, Singapura dan Malaysia pun juga turut berkontribusi besar pada penjualan perusahaan.
Direktur Keuangan Sido Muncul Venancia Sri Indrijati mengatakan bahwa strategi perusahaan saat ini ialah melakukan penetrasi lebih dalam ke pasar-pasar tradisional mereka. Perusahaan juga tengah berupaya untuk melakukan ekspor secara langsung guna memotong rantai distribusi. Lantaran, selama ini ekspor dilakukan melalui distibutor di negara tujuan.
"Untuk produk kita butuh waktu untuk pendaftaran di negara tersebut. Selama ini produk yang dieskpor masih sifatnya impor oleh pedagang atau distributor di sana. Ke depan, kita akan ekspor langsung dan mainstream," ujarnya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (10/11).
Terkait jenis produk yang diekspor, dia menjelaskan bahwa sama dengan yang dipasarkan di Indonesia, perbedaan hanya dari sisi kemasan.Â
Ke depan, lanjutnya, perusahaan juga akan merambah ekspor ke negara tetangga yakni Filipina. "Kami menargetkan dapat meningkatkan porsi ekspor 5 sampai 10 persen dari total penjualan," jelas dia.
Udang
Komoditas sektor kelautan dan perikanan Indonesia digemari pasar dunia. Salah satu komoditas perikanan yang menjadi primadona di luar negeri yakni udang yang menyesaki pasar Amerika Serikat.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan permintaan akan udang asal Indonesia sangat besar di pasar negeri Paman Sam. Jauh lebih besar dibandingkan permintaan dari India, Ekuador, Vietnam, Thailand dan Malaysia.
"Indonesia menjadi penguasa pasar ekspor udang di Amerika Serikat dengan pangsa pasar sebanyak 23 persen mengalahkan negara-negara lainnya," ungkap Rachmat kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (17/3).
Bos Panasonic ini tak menampik, Amerika Serikat menjadi negara terbesar ekspor non migas Indonesia. Nilainya mencapai USD 1,19 miliar. Jepang menyusul di posisi kedua dengan total ekspor nonmigas sebanyak USD 1,13 miliar.
Selain komoditas kelautan dan perikanan, sektor pertanian juga mempunyai andil besar mendorong kinerja ekspor Indonesia. Ekspor sektor pertanian pada periode Januari-Februari 2015 menunjukkan kenaikan sebesar 2,4 persen secara year on year (YoY) menjadi USD 900 juta.
"Sektor pertanian yang naik signifikan antara lain kopi, teh, dan rempah-rempah yang naik 41,9 persen, bahan-bahan nabati naik 84,1 persen, serta pohon hidup dan bunga potong yang naik 16 persen. Sektor pertanian masih menjadi unggulan ekspor di tengah melemahnya ekspor sektor lainnya," ucapnya.
Sabun mandi
Indonesia catatkan transaksi dagang sebesar USD 3,4 juta pada pameran China â ASEAN Expo (CAEXPO) 2015 yang berlangsung pada 18-21 September lalu di Nanning, China. Dalam pameran tersebut, satu produk sabun asli Indonesia menjadi primadona.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan perlambatan ekonomi tampak tidak menyurutkan antusiasme daya beli masyarakat China.
"Buktinya kita laris diserbu lebih dari 20.000 pengunjung dan berhasil meraih transaksi baik ritel maupun trial order sebesar US$3,4 juta," kata Nus di Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Menurut dia, produk Indonesia saat ini begitu disukai oleh masyarakat di China. Dengan daya beli masyarakat yang begitu tinggi, Kementerian Perdagangan optimis China masih akan menjadi negara tujuan ekspor utama bagi Indonesia.
Dalam tahunan bertaraf internasional yang diadakan bersamaan dengan Pertemuan Tingkat Tinggi China-ASEAN tersebut, produk  sabun herbal Indonesia kembali menjadi produk favorit para pengunjung. Produk sabun herbal dari Sunindo Bangun Kersana ikut berkontribusi terhadap perolehan total transaksi dagang Indonesia pada pameran itu.
Dalam CAEXPO, sabun herbal yang berasal dari Cikupa, Tangerang tersebut telah meraih order secara reguler sebanyak delapan kontainer, dan berhasil masuk ke jaringan supermarket besar di China. General Manager PT Sunindo Bangun Kersama Suwanto Linoh menyebutkan saat ini produk sabun herbalnya sudah tersebar di supermarket besar di China, seperti Vanguard, Aeon, Liqun, Joymart, Yonghui, New Mart, Lotus, Lottemart, Qingkelong.Â
Pihaknya juga akan melakukan pembangunan gudang distribusi di China. "Distributor kami saat ini telah membangun gudang yang tersebar di 11 titik lokasi yang tersebar rata di area China, sehingga pemasaran ke seluruh wilayah China akan lebih cepat tercapai," kata Suwanto.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun total nilai ekspor Mayora ke-400.000 ini mencapai USD 1 juta atau sekitar Rp15,8 miliar.
Baca SelengkapnyaDi salah satu restoran Inggris, harga satu porsi tempe bisa mencapai USD20 atau sekitar Rp307.000.
Baca SelengkapnyaTiga produknya berhasil tembus pasar di negara-negara ASEAN seperti kopi luwak, sambal honje sampai radio kayu antik.
Baca Selengkapnya5 Produk Lokal Indonesia yang Tayang di Drama Korea
Baca SelengkapnyaJenis-jenis kopi Indonesia yang sudah mendunia dengan cita rasa khas dan unik.
Baca SelengkapnyaWajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
Baca SelengkapnyaMi instan telah menjadi salah satu makanan favorit di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satu alutsista Indonesia paling laku yaitu Anoa 6x6 yang dibuat PT Pindad. Anoa 6x6 ini dipesan Malaysia, Pakistan, Timor Leste dan lainnya.
Baca SelengkapnyaSubsektor tersebut antara lain teh, kopi, buah, coklat atau kakao, dan susu yang produksi dalam negerinya melimpah.
Baca Selengkapnya