5 Respon galak Pemerintah Jokowi atas perang dagang AS-China & prediksi dampak ke RI
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah menetapkan tarif sekitar USD 60 miliar atau sekitar Rp 827,34 triliun atas produk China masuk ke negeri Paman Sam. Kebijakan Trump ini memicu perang dagang.
Kebijakan Trump tersebut dirancang untuk menghukum China atas praktik perdagangannya. Pemerintahan AS di bawah Donald Trump menilai China mencuri kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan AS.
Langkah baru ini mengikuti dari investigasi yang dilakukan Penasihat Trump di bidang perdagangan AS Robert Lighthnizer. Dinilai praktik perdagangan China berpotensi tidak adil kepada AS.
-
Kenapa polisi China mengusur pedagang? Dia diberi imbauan agar tak berjualan di lokasi. Sebab, hal tersebut diungkap sang polisi dapat memicu kecelakaan bagi diri sendiri dan pengguna jalan raya lainnya. 'Anda tidak bisa berjualan semangka di sini. Ini bisa mengganggu lalu lintas,' terangnya.
-
Apa yang dilarang AS investasikan ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Kenapa AS melarang investasi teknologi di China? AS mengatakan tindakan tersebut akan ditargetkan secara sempit. Namun, hal ini akan semakin memperburuk hubungan ekonomi antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
-
Apa yang dimiliki China? Tidak mengherankan, mengingat populasinya yang besar, China memimpin dengan jumlah pengguna internet global, diperkirakan mencapai 1,05 miliar.
Lighthizer mengatakan, produk-produk China yang akan dikenakan tarif baru antara lain barang aeronautika, rel, kendaraan energi baru dan produk berteknologi tinggi.
China pun bereaksi terhadap langkah Trump. Mereka tidak takut perang dagang. China berencana menerapkan tarif 128 produk AS. Keputusan dari Trump tersebut dapat di bawa ke WTO (World Trade Organization).
Selain itu, China akan melakukan sejumlah langkah hadapi AS. China juga diperkirakan mendepresiasi yuan dan menjual ratusan miliar surat utang AS.
Ekonom Universitas Indonesia (UI) dan Ahli Perdagangan Internasional, Fithra Faisal, mengungkapkan beberapa skema kebijakan yang harus dilakukan pemerintah untuk menghadapi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. Salah satunya menjaga industri keuangan Indonesia agar tidak terdampak sentimen global.
"Pemerintah untuk jangka pendek harus mengantisipasi pergerakan di sektor finansial. Ada bauran kebijakan antara pemerintah selaku otoritas fiskal dan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter. Pemerintah harus hadir," ungkapnya.
Lalu apa respons pemerintah atas perang dagang antara dua negara perekonomian terbesar dunia tersebut? Dan apa dampak yang kemungkinan bakal terjadi pada Indonesia? Berikut merdeka.com akan merangkumnya.
Indonesia siap membalas jika terkena imbas
Wakil Presiden, Jusuf Kalla di Jakarta mengaku siap membalas apabila Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan kebijakan perang dagang dengan Indonesia.
"Kalau dia menghalangi (crude palm oil) kita masuk ke Amerika, maka tentu kita juga mengurangi impor kedelai dan impor terigu dari Amerika Serikat. Harus begitu. Kita mengimpor kedelai, jagung, boeing, gandum. Pesawat saja ada berapa yang kita beli dari sana," kata Wapres JK.
Wapres JK menegaskan bahwa kebijakan perang dagang yang mulai diterapkan Presiden Trump akan mendapat tentangan dari negara-negara asing. "Ini akan menjadi masalah nanti apabila perang dagang yang dibuat oleh Trump menjadi-jadi. Bisa banyak negara lain untuk membalasnya di bidang pertanian, misalnya," ujar Wapres.
Pasar keuangan Indonesia diprediksi bakal terpengaruh
Ekonom Universitas Indonesia (UI) dan Ahli Perdagangan Internasional, Fithra Faisal, mengungkapkan perang dagang AS dan China bakal berdampak pada sektor keuangan. Ancaman China untuk mengevaluasi kepemilikannya atas surat utang AS (treasury bonds) tentu berpotensi menimbulkan kegoncangan di pasar obligasi."Kalau itu (surat utang AS) dievaluasi dan kemudian ada keguncangan di pasar obligasi, itu akan meningkatkan prospek suku bunga internasional. Sehingga cost of financing atau biaya untuk berusaha jadi lebih tinggi," jelas dia."Secara fundamental ini akan mempengaruhi kondisi perusahaan yang terlibat di IHSG akan ada potensi penurunan yang cukup tajam kalau terjadi terus-menerus," lanjut Fithra.
Indonesia bisa mendapat barang dengan harga murah
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan kebijakan perang dagang ini akan memberi dampak positif dan juga negatif bagi Indonesia. Dampak positifnya, konsumen Indonesia memperoleh pilihan harga barang yang lebih murah jika China membidik Indonesia untuk memperdagangkan produknya."Kenapa jadi pusing? Biar saja dia perang dagang. Itu adalah kelanjutan kebijakan yang lalu ya. Jadi kita imbasnya enggak selalu negatif. Bisa saja ada positifnya. Di satu pihak, ya dilihat dari kepentingan pemakai atau konsumen mungkin dapat barang lebih murah," ujar Menko Darmin.
Pengusaha lokal dapat saingan berat dari produk China
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan dampak negatif akibat perang dagang tersebut, pengusaha Indonesia akan mendapat banyak saingan jika barang dari China masuk ke dalam negeri. Tentu saja hal ini akan menyusahkan dunia industri."Dari kepentingan produsen dapat saingan yang menyusahkan. Maksudnya, pengusaha yang menghasilkan jenis barang yang sama mendapat saingan yang lebih ketat," jelasnya."Tapi pada dasarnya jangan buru buru melihat ke kita dulu mereka (Amerika Serikat dan China) saja dulu coba perhatikan bagaimana dampaknya. (Ke Indonesia) pasti ada imbasnya," tambahnya.
Bank Dunia yakin Indonesia aman dari dampak perang dagang
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timur Leste, Rodrigo Chaves, mengatakan terlalu dini menyimpulkan perang dagang antara China dan Amerika Serikat akan membawa dampak negatif bagi Indonesia. Menurutnya, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia, sebab pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagian besar didukung oleh faktor dalam negeri."Terlalu cepat menyimpulkan terkait perang dagang ini. Tapi resikonya tetap akan prevailing. Merupakan hal yang penting menjaga hal ini dalam konteksnya masing masing. Dalam beberapa kasus, tidak akan signifikan mengingat Indonesia digerakkan ekonomi dalam negeri," ujar Rodrigo.
ÂÂ
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebijakan presiden terpilih Donald Trump bakal berdampak bagi konstelasi perdagangan intenasional, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.
Baca SelengkapnyaTrump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaTrump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSelain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS diprediksi akan membawa perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan global, termasuk dengan Indonesia.
Baca SelengkapnyaKekhawatiran bagi Indonesia karena sikap proteksi Donald Trump terhadap perdagangan internasional.
Baca SelengkapnyaPontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTerdapat lima aspek utama yang perlu diperhatikan terkait kebijakan ekonomi dan politik di bawah kepemimpinan Trump.
Baca SelengkapnyaJika Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS, kebijakan proteksionisme dan perubahan pajak yang mungkin diterapkan berpotensi memengaruhi ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnya