5 Tantangan Bank Sentral Pasca Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI), Juda Agung menyampaikan, 5 tantangan kebijakan yang dihadapi bank sentral pasca covid-19. Dia menjelaskan, untuk tantangan pertama adalah bagaimana mendorong pemulihan ekonomi.
"Lima tantangan kebijakan utama pasca covid-19 atau kebijakan bank sentral. Pertama, bagaimana mempercepat pemulihan ekonomi," kata Juda dalam paparannya di webinar Islamic Finance in a Post-COVID World, Jumat (29/10).
Kedua, bagaimana memulihkan intermediasi keuangan bank. Menurutnya, tantangan kedua ini bisa dilihat pada pertumbuhan kredit yang meningkat.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
-
Bagaimana cara Bank Pemerintah mengelola keuangan negara? Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat.
-
Bagaimana cara Gubernur Sumatra mengatasi inflasi? Gubernur Sumatra saat itu, Mr. Teuku Muhammad Hasan telah memberlakukan ORI sebagai alat tukar dengan kurs satu rupiah dengan seratus rupiah uang Jepang.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
Dalam konteks tersebut, kebijakan bank Indonesia tetap cukup akomodatif baik kebijakan moneter maupun makroprudensial.
Ketiga, bagaimana memfasilitasi transformasi digital dan sistem keuangan, khususnya di sistem pembayaran. Sebab, bank sentral adalah otoritas dalam sistem pembayaran.
"Tantangan ketiga sekaligus peluang adalah transformasi digital di sektor keuangan ini. Indonesia adalah yang terbesar keempat dalam hal volume pembayaran seluler terhadap rasio PDB," ujarnya.
Selanjutnya
Tidak hanya itu, aktivitas kredit melalui fintech lending semakin meningkat, begitupun perbankan digital juga terus berkembang kearah yang lebih baik sejak tahun lalu.
"Misalnya, total transaksi di perbankan digital dua kali lipat lho tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu," ujarnya.
Oleh karena itu, sebagai otoritas sistem pembayaran, Bank Indonesia meluncurkan cetak biru sistem pembayaran Indonesia untuk tahun 2020-2025 yang efisien sebagai dasar digitalisasi sistem pembayaran yang menjadi kunci digitalisasi Bank.
Tantangan keempat yaitu bagaimana mempercepat inklusi keuangan, dan kelima, terkait aturan bank sentral dalam memfasilitasi keuangan berkelanjutan.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara China dan AS.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaSelain daya beli masyarakat, masih ada tiga tantangan yang akan dihadapi usai kenaikan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaDisertasinya berjudul ‘Telaah Kebijakan Publik atas Peran DPR Mengintegrasikan Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Postur APBN untuk Penanganan Pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaHal yang perlu menjadi perhatian adalah terjaganya tingkat pertumbuhan kredit dan DPK di level yang hampir sama.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menjelaskan sejumlah kebijakan yang diambil guna menjaga sistem keuangan nasional.
Baca Selengkapnya