5 Untung rugi rencana Jokowi gabungkan BUMN dalam holding
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan akan membentuk sinergi sejumlah perusahaan Badan Usaha Miliki Negara (BUMN). Sinergi dalam bentuk holding ini diperlukan untuk memperkuat investasi.
"Tahun ini saya sudah targetkan harus ada 'holding-holding' paling tidak enam (perusahaan)," kata Jokowi.
Jokowi meminta sejumlah perusahaan BUMN yang bergerak di sektor serupa dapat bersinergi untuk memperkuat modal, tidak bekerja sendiri-sendiri. Dia juga menyarankan agar sejumlah bank pembangunan daerah dapat saling membantu.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana Jokowi mendorong investasi di IKN? Jokowi juga menegaskan pentingnya dukungan investasi saat ini untuk mewujudkan visi pembangunan Ibu Kota Nusantara.'Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang,' tegasnya.
-
Bagaimana Jokowi harap ekonomi Pohuwato berkembang? 'Semoga dengan adanya bandara ini ekonomi di Pohuwato bisa lebih berkembang lagi, muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,' ucap Jokowi.
-
Mengapa Jokowi mendorong investasi di IKN? 'Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan,' ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6). Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di Indonesia? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
-
Apa target PDB Indonesia dalam 5 tahun? Orang terdekat Prabowo Subianto sekaligus Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa, Dirgayuza Setiawan, mengungkapkan pemerintahan baru Prabowo Subianto menargetkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia naik menjadi USD35.500 per kapita dalam lima tahun ke depan.
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung menjelaskan, Presiden Jokowi memerintahkan agar proses pembentukan holding BUMN dilakukan secara hati-hati. Selain itu, pembentukan holding BUMN harus memperhatikan efektivitas, sinergi dan sekaligus juga diharapkan agar membuat BUMN menjadi lebih ramping dan gesit.
"Ada enam holding yang tadi disampaikan dan diminta Presiden dan Wapres untuk dikaji lebih mendalam. Dari enam usulan tersebut, secara rinci akan dijelaskan oleh kementerian terkait apabila sudah final. Prinsipnya, dalam jangka panjang akan menjadi kekuatan seperti Temasek di Singapura atau holding lain di negara lain, termasuk Malaysia," kata Pramono di Kantor Presiden, Jakarta.
Berikut merdeka.com akan merangkum untung rugi jika rencana ini terwujud. Sebab, BUMN saat ini sudah memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat baik sebagai pemegang saham atau pekerja di dalamnya.
Tak kalah menarik:
Mengungkap smartphone utama Donald Trump, Android atau iPhone?
Kamu sering melakukan stretching? Ini yang terjadi di tubuhmu
Terapi kesehatan dengan bekam tradisional China7 Misteri biologis yang bikin bingung para ilmuwan!
Menengok keseruan surga pecinta kucing di Hawaii
Merdeka.com luncurkan webseries Wonderful Extreme Indonesia
Tingkatkan efisiensi dan kinerja
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, rencana pembentukan holding perusahaan BUMN itu adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan."Efisiensi, kemudian sinergi penguatan modal, pemasaran fokus, pembagian wilayah yang bagus," kata JK di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.Meski perencanaan matang mengenai rencana pembentukan holding perusahaan BUMN ini ada di tangan Menteri BUMN, Rini Soemarno, JK yakin pembentukan holding ini tidak akan mengganggu kinerja perusahaan-perusahaan BUMN saat ini. Menurut JK, rencana holding akan meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan tersebut.
Dikhawatirkan jadi cara hindari pengawasan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengingatkan rencana pemerintah dalam membentuk holding BUMN energi harus mempunyai tujuan yang jelas. Bahkan, pembentukan holding BUMN ini bisa mencoreng fungsi DPR dalam melakukan pengawasan.Anggota BPK Achsanul Qosasi mengatakan rencana holding BUMN energi dengan konsep yaitu, Pertamina mengakuisisi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) harus jelas dan memiliki tujuan yang jelas pula."Sepanjang proses holding memberikan efektivitas terhadap fungsi dan peran BUMN itu baik. Tapi, jangan sampai proses holding ini hanya untuk menghindari DPR. Maksudnya menghindari DPR adalah, kalau Pertamina mengakuisisi PGN dan nanti PGN jadi entitas anak usaha Pertamina, kan DPR selaku pengawas tak bisa lagi memeriksa segala bentuk kebijakan PGN. Begitu juga BPK juga tidak bisa lagi mengaudit PGN yang akan jadi anak usaha perusahaan tersebut," kata Achsanul di Jakarta.
Jadi sapi perah elit
Sekretariat Nasional (Seknas) Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menuding pembentukan holding BUMN di beberapa sektor hanya berperan sebagai sapi perah elit-elit tertentu.Sekretaris Jenderal FITRA Yenny Sucipto mengatakan pembentukan ini bakal percuma tanpa diatur melalui payung hukum yang jelas mengatur operasional perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut."Ini jangan ujug-ujug ada, holding tapi fundamental Undang-undang Badan Usaha Milik Negara(BUMN)-nya harus sesuai konstitusi, sekarang debatnya soal ke operasionalnya, seperti apa," ujar Yeny di kantornya, Jakarta.
Bantu program strategis pemerintah
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, menilai pembentukan super holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat membantu realisasi program strategis pemerintah. Maka dari itu, pihaknya menilai positif rencana tersebut."Artinya super holding itu merujuk kepada program strategis pemerintah," katanya di Jakarta.Enny mengingatkan pemerintah harus mempersiapkan konsep yang jelas terlebih dulu sebelum merealisasikan rencana pembentukan super holding ini."Konsep yang harus diperjelas seperti apa yang dilakukan holding itu. Tujuan akhirnya tentu tidak lain dan tidak bukan untuk meningkatkan daya saing," katanya.
Ketakutan adanya pengurangan karyawan
Dirut PT Pupuk Indonesia Tbk, Aas Asikin Idat bercerita mengenai kebijakan pembentukan holding perusahaan BUMN. Menurutnya, ada ketakutan di balik keuntungan yang akan diperoleh perusahaan nantinya.Menurut Aas, pembentukan holding BUMN sangat baik untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini terbukti dari holding BUMN Pupuk yang telah terbentuk. Namun demikian, dia mengakui banyak ketakutan sebelum pembuatan holding."Banyak hal-hal yang menjadi rintangan pembentukan dari BUMN yang dijadikan holding. Pertama adanya pabrik pupuk yang lain, kedua hilangnya kebanggaan sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN), wah saya bukan BUMN lagi, ketiga khawatir pengurangan karyawan. Tantangan-tantangan itu sangat sulit terutama bagi perusahaan PT Pupuk Pusri," kata Aas.
Â
Â
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick menyebut, kajian terkait dividen berada diranah Kementerian Keuangan sebagai pemilik perusahaan BUMN.
Baca SelengkapnyaErick menyampaikan, penggabungan ketujuh perusahaan ini merupakan bentuk dari perbaikan tata kelola BUMN Karya.
Baca SelengkapnyaDari 47 BUMN setelah holdingisasi, ada 7 BUMN yang kurang sehat.
Baca Selengkapnya7 BUMN Karya Bakal Dilebur jadi 3 Kluster Perusahaan, Ini Sederet Hal Harus Diperhatikan
Baca SelengkapnyaMenurutnya, optimisme swasta berperan untuk menggerakan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaPenambahan pernyataan modal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas usaha
Baca SelengkapnyaJokowi mengakui pertumbuhan ekonomi sangat bergantung terhadap investasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) langsung memberikan arahan kepada Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani setelah dilantik pada hari Senin (19/8) kemarin.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, Indonesia kini memegang saham 51 persen dari PT Freeport dan ditargetkan akan menjadi 61 persen.
Baca Selengkapnya