50 Perusahaan konglomerasi kuasai mayoritas aset keuangan nasional
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad menyoroti keberadaan 50 grup konglomerasi yang bergerak dalam beberapa jenis usaha sektor keuangan di Indonesia. Lima puluh perusahaan raksasa ini, menurut Muliaman menguasai lebih dari 70 persen dari keseluruhan aset keuangan nasional.
Total aset 50 grup konglomerasi keuangan ini mencapai Rp 5.142 triliun atau 70,5 persen dari total aset industri jasa keuangan Indonesia sebesar Rp 7.289 triliun.
"Kita sudah indentifikasi ada 50 perusahaan konglomerasi yang menguasai 70 persen aset industri keuangan kita. Mengawasi ini, gaya peraturan kita ubah jadi terintegrasi," ucap Muliaman dalam acara diskusi OJK di Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/10).
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Apa peringkat negara terkaya di Asia Tenggara? Diketahui, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara terkaya di Asia Tenggara dengan pendapatan kotor per kapita sekitar Rp 59,29 juta. Sementara, peringkat pertama dimiliki oleh Singapura yang memiliki pendapatan kotor per kapita sebesar Rp935,37 juta.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
OJK telah mengeluarkan aturan terintegrasi untuk mengawasi perusahaan raksasa ini. Aturan ini berkaitan dengan manajemen risiko dan tata kelola terintegrasi yang tertuang dalam Peraturan OJK No 17/POJK.03/2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan dan POJK No 18/ POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, juga telah diterbitkan regulator guna menjadi dasar hukum kegiatan ini.
"Jadi kita tidak hanya pantau induknya saja, misalnya Mandiri, tapi kita juga mencakup anak anaknya seperti Mandiri Sekuritas, atau Mandiri Syariah," kata Muliaman.
Menurut Muliaman, pihaknya tidak hanya memantau kemampuan induk perusahaan, namun juga anak usahanya. Sistem pengelolaan risiko tidak hanya diterapkan di induk usaha namun juga anak usaha. Induk perusahaan harus bertanggung jawab pada anak anak usahanya
"Kita juga minta direktur induknya secara rutin memonitor anak anak usahanya. Sistem laporan harus terintegrasi sehingga tau kondisi anak-anaknya."
Muliaman mengakui, saat ini ada beberapa konglomerasi keuangan yang agak aneh. Misalnya perusahaan Chairul Tanjung atau CT Corp. Induk perusahaan ini bukanlah Bank Mega, namun Bank Mega punya anak usaha. Meski demikian, Muliaman tetap menerapkan sistem terintegrasi dalam mengawasinya.
"Dulu sebelum ada OJK induk usaha diatur BI dan anak usaha di Kementerian Keuangan. Kemudian ada kasus Antaboga yang berada di tengah-tengah sehingga tak terpantau. Mulai sekarang induk usaha dan anak usaha semuanya di awasi OJk," tutup Muliaman.
Informasi saja, konglomerasi keuangan adalah lembaga keuangan yang berada dalam satu grup atau kelompok karena keterkaitan kepemilikan dan/atau pengendalian, dan meliputi jenis bank, perusahaan asuransi dan reasuransi, perusahaan efek dan/atau perusahaan pembiayaan.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada 18 BUMN yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100 kali ini. Total pendapatan mereka mencapai Rp2.763,31 triliun.
Baca SelengkapnyaKekayaan global di negara-negara berkembang akan menembus batasan 30 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaRealisasi Investasi Tembus Rp830 Triliun di Semester I-2024, Bahlil: Didominasi Luar Jawa
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi ini setara 76,45 persen dari target Presiden Jokowi Rp1.650 triliun.
Baca SelengkapnyaAngka ini telah melebih target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebesar Rp1.400 triliun.
Baca SelengkapnyaPeningkatan aset BTN Syariah tersebut juga mencatatkan rekam jejak yang cemerlang.
Baca SelengkapnyaEkosistem investasi yang terjaga stabil di awal tahun 2024 memberikan kepercayaan kepada investor.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, investasi yang sudah masuk dalam pembangunan IKN Nusantara mencapai Rp47,5 triliun.
Baca SelengkapnyaTak hanya itu, Erick juga menawarkan pihak lain jika ingin menggunakan aset BUMN termasuk Gedung Kementerian BUMN.
Baca SelengkapnyaAset industri asuransi di Mei 2024 mencapai Rp1.120,57 triliun, angka ini naik 1,3 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaIHSG juga tercatat menguat sebesar 1,18 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,92 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi ini lebih tinggi dari target Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya