Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

6 Ide Dahlan Iskan lebur dan caplok BUMN berakhir sebatas wacana

6 Ide Dahlan Iskan lebur dan caplok BUMN berakhir sebatas wacana dahlan iskan di redaksi merdeka.com. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Sejak dipercaya menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan beberapa kali menelurkan ide-ide mengenai pembentukan holding (induk) usaha perusahaan BUMN yang bergerak di sektor yang sama. Tidak itu saja, Dahlan juga punya rencana untuk mengakuisisi, melebur, sejumlah perusahaan BUMN.

Beberapa di antaranya sukses, ada yang berakhir gagal, dan ada pula yang kelanjutannya tidak jelas alias hanya jadi wacana. Salah satu contoh sukses pembentukan holding perusahaan BUMN adalah holding perusahaan semen.

Dahlan melebur 3 perusahaan semen milik BUMN yakni Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa di bawah satu payung yakni Semen Indonesia. Contoh lain, Dahlan cukup berhasil melebur dua perusahaan BUMN yang bergerak di sektor konstruksi yakni PT Sucofindo (persero) dan PT Surveyor Indonesia (persero).

Orang lain juga bertanya?

Beberapa waktu lalu Dahlan mengungkapkan alasannya ngotot membangun holding BUMN yang punya lini bisnis sama. Menurutnya, langkah ini cukup strategis untuk meningkatkan daya saing dengan perusahaan asing dan daya saing di dunia internasional. Dengan menggabungkan beberapa perusahaan, kapasitas perusahaan akan menjadi lebih besar dan siap untuk bersaing.

"Holding BUMN adalah peluang kita untuk meningkatkan daya saing di dunia internasional. Makanya saya mengambil langkah-langkah itu, kalau daya saing indonesia lambat ya sudah jangan salahkan saya," ujar Dahlan saat ditemui akhir pekan lalu.

"Yang sudah berhasil baru pupuk dan semen, dan buktinya memberikan kinerja yang luar biasa," klaimnya.

Dahlan tidak selalu berhasil. Ada pula idenya membentuk holding perusahaan BUMN yang berakhir gagal. Sebut saja soal kegagalan melebur BUMN sektor infrastruktur. Yang masih hangat, tentu saja soal kegagalan Dahlan mengakuisisi Bank Tabungan Negara (BTN) dan menjadikannya anak usaha Bank Mandiri. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan agar rencana ini ditunda dan bisa dibicarakan lagi setelah pemilihan presiden atau oleh pemerintahan yang baru.

Dahlan punya segudang ide membentuk holding perusahaan BUMN. Banyak di antaranya yang hanya berakhir sebagai wacana lantaran tidak ada kejelasan hingga saat ini.

Merdeka.com mencoba merangkum kembali ide-ide Dahlan soal pembentukan perusahaan BUMN yang hanya berakhir tanpa kejelasan. Berikut paparannya.

Holding Pelinco

Dahlan berencana membangun holding BUMN Pelabuhan yakni Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV. Namun Dahlan mengaku pesimis rencana ini bisa direalisasikan.

Belajar dari pengalaman akuisisi BTN oleh Bank Mandiri, Dahlan tak banyak berharap. "Sebetulnya seperti Pelindo pun harusnya digitukan. Tetapi melihat perkebunannya saja belum jalan, Mandiri dan BTN juga masih seret, jadinya ini banyak terhambat," ungkapnya.

BRI caplok Pegadaian

Dahlan mencetuskan ide adanya kemungkinan BRI mencaplok Pegadaian. Apalagi bank BUMN itu memiliki modal yang semakin besar.

Itu pernah ada pemikiran, jadi beda dong (dari akan ada akuisisi)," ujarnya selepas rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian, Jakarta.

Wacana akuisisi Pegadaian oleh BRI itu kajian lama, dan tidak ada rencana mewujudkannya dalam waktu dekat. "Ya tidak jadi apa-apa. Itu sudah ada sejak dulu, bukan dari saya. (Potensinya) ya enggak tahu," cetusnya.

Dahlan mengaku tak ingin ngotot segera merealisasikan proses akuisisi PT Pegadaian oleh BRI. Pasalnya, saat ini kondisi manajemen dari perusahaan pelat merah tersebut bagus tengah bagus.

Maka dari itu, percepatan realisasi akuisisi dinilai mantan bos PLN ini tidak realistis. "Kalau saat ini enggak realistis. Banyak hal lah, karena manajemen Pegadaian sedang bergairah-gairahnya untuk membesarkan Pegadaian," ucap Dahlan.

Holding BUMN Perkebunan

Dahlan pernah menyatakan mimpinya membangun induk usaha BUMN perkebunan. Ini perlu dilakukan mengingat dua perusahaan BUMN perkebunan yakni PTPN V dan PTPN VII rencananya segera melantai di bursa saham.

"Menteri BUMN ajukan untuk segera dibahas. Nanti di rapat kabinet. Kan harus dilaporkan ke rapat kabinet. Sudah diatur schedule," ujar Menko Perekonomian, Hatta Rajasa beberapa waktu lalu.

Mantan Menteri Perhubungan ini tidak bisa menjamin pembentukan holding perkebunan akan terealisasi tahun ini. Salah satu tugas Kementerian BUMN adalah resizing holding strategy.

"Saya sendiri belum tahu. Apakah disetujui atau enggak. Saya tidak izinkan segala sesuatu yang belum mantap desain itu langsung IPO, nanti malah tidak dapat yang baik," jelasnya.

Pertagas akuisisi PGN

Dahlan Iskan pernah mengungkapkan dua skema penyatuan bisnis kedua perusahaan energi ini. Tahap pertama, PT. Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membeli anak perusahaan Pertamina, Pertagas. Tahap kedua, Pertamina mengambil alih seluruh saham pemerintah yang terdapat di PGN.

"Kalau satu tahap, langsung saja Pertamina membeli PGN. Tidak perlu dua tahap dan lebih maksimal serta efisien," tutur Dahlan beberapa waktu lalu.

Dahlan menggarisbawahi bahwa apabila Pertamina membeli PGN bukan berarti sebagai entitas PGN akan hilang dan bubar. Apabila aksi korporasi dapat dilaksanakan, maka Indonesia akan memiliki perusahaan energi raksasa.

Setelah cukup lama tenggelam, rencana akuisi PGN dengan PT. Pertamina Gas (Pertagas) kembali muncul ke permukaan. Kementerian BUMN menegaskan bahwa peleburan itu bukan isapan jempol atau sekadar wacana.

Kajian untuk akuisisi kedua perusahaan pelat merah tersebut masih dalam tahap penyelesaian di PT. Bahana dan PT. Danareksa. BUMN menampik jika rencana ini dianggap sebagai wacana.

"Jadi kok, masih jalan. Itu bukan wacana. Cuma kajiannya masih finishing, berjalan," ujar Deputi Kementerian BUMN bidang usaha energi, logistik dan perhubungan Dwijayanti Cahyaningsih di Kementerian BUMN.

Merger BUMN Farmasi

Rencana penggabungan dua emiten pelat merah sektor farmasi yakni PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk. Arah pemikirannya ke situ," kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN, Wahyu Hidayat beberapa waktu lalu.

Proses penggabungan ini disebut tidak akan memakan waktu lama. Jika proses penggabungan berjalan mulus, kedua perusahaan pelat merah segera menjadi satu. "Seharusnya tidak panjang prosesnya," tegasnya.

Namun kenyataannya realisasinya tak jelas. Dahlan pun mengakuinya. Dahlan menyatakan alasannya belum direalisasikan induk usaha (holding) BUMN farmasi. Menurut dia, PT Indofarma dan PT Kimia Farma harus seimbang terlebih dahulu dalam hal kinerja keuangan.

Saat ini kondisi Indofarma yang tertinggal dari Kimia Farma menyulitkan bila nanti disinergikan menjadi anak usaha. "Sekarang kajiannya ada ukuran kedua perusahaan biar sama-sama seimbang. Indofarma sekarang sulit tidak, maju pesat juga tidak," katanya beberapa waktu lalu.

Antara, Balai Pustaka dan Percetakan Negara

Awal Fabruari 2014 Dahlan menyatakan keinginannya menyatukan tiga perusahaan di bidang media, penerbitan dan percetakan. Dahlan memilih menggabungkan LKBN Antara, Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) dan PT Balai Pustaka menjadi satu perusahaan.

Menurut Dahlan, dengan digabungnya tiga perusahaan tersebut akan saling membantu dan mengembangkan bisnis strategis ketiganya. Langkah awal penyatuan ini, Dahlan menunjuk Hempi Prajudi sebagai Direktur Utama PNRI. Sebelumnya Hempi menjabat sebagai Direktur Komersial dan Teknologi Perum LKBN Antara.

"Saya maunya semakin cepat semakin baik, tahun ini. Negara itu, ketika swasta sudah maju itu tidak terlalu menganggap percetakan itu strategis. Tapi percetakan negara itu bagus dan Antara bisa bantu," jelas Dahlan di Wisma Antara, Jakarta, Selasa (19/2).

Baca juga: Dahlan: Dulu jual, sekarang beli satelit Dahlan Iskan sedih mobil listrik sulit terwujud Dahlan mandi di toilet dan punguti sampah Bandara Cengkareng Dahlan sebut ide Jokowi hapus subsidi BBM rasional Dahlan keluhkan manajemen antrean Bandara Soekarno-Hatta (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
7 BUMN Karya Dilebur Jadi 3 Perusahaan, Erick Thohir Tak Ingin Ada Lagi Saling Rebutan Proyek
7 BUMN Karya Dilebur Jadi 3 Perusahaan, Erick Thohir Tak Ingin Ada Lagi Saling Rebutan Proyek

Erick mengatakan, merger BUMN Karya membutuhkan waktu setidaknya tiga tahun. Rencana ini akan masuk roadmap BUMN 2024-2034.

Baca Selengkapnya
BPK dan BPKP Ungkap Tantangan Perusahaan BUMN Lima Tahun ke Depan, Ini Detailnya
BPK dan BPKP Ungkap Tantangan Perusahaan BUMN Lima Tahun ke Depan, Ini Detailnya

Transformasi ekonomi yang sedang diupayakan oleh BUMN perlu dilakukan dengan perencanaan matang.

Baca Selengkapnya
Tak Lagi
Tak Lagi "Adu Banteng" 7 BUMN Karya Ini Kini Dilebur Jadi 3 Perusahaan

BUMN yang dilebur ini tidak akan lagi adu tender jika terdapat satu proyek.

Baca Selengkapnya
AIPF 2023 Jadi Ajang BUMN Unjuk Gigi Perluas Kerja Sama Internasional
AIPF 2023 Jadi Ajang BUMN Unjuk Gigi Perluas Kerja Sama Internasional

Erick Thohir terus mendorong perusahaan BUMN ekspansi bisnis ke level internasional.

Baca Selengkapnya
Utang Satu Perusahaan BUMN Ini Tak Kunjung Lunas Meski Sudah PKPU
Utang Satu Perusahaan BUMN Ini Tak Kunjung Lunas Meski Sudah PKPU

Ada 6 BUMN yang dipersempit skala operasinya sebagai bentuk penyelesaian utang-utang masa lalu.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Resmi Bubarkan Tujuh Perusahaan BUMN, Ini Daftar Lengkapnya
Erick Thohir Resmi Bubarkan Tujuh Perusahaan BUMN, Ini Daftar Lengkapnya

Pembubaran terhadap tujuh perusahaan BUMN tersebut lantaran secara bisnis sudah tidak mampu lagi bersaing.

Baca Selengkapnya
Bersih-Bersih BUMN Jadi Langkah Penting Kembalikan Kepercayaan Publik
Bersih-Bersih BUMN Jadi Langkah Penting Kembalikan Kepercayaan Publik

Langkah tersebut juga menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun BUMN yang sehat dan kuat.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir: 7 BUMN Statusnya Masih Sakit
Erick Thohir: 7 BUMN Statusnya Masih Sakit

Dari 47 BUMN setelah holdingisasi, ada 7 BUMN yang kurang sehat.

Baca Selengkapnya
Tujuh BUMN Masuk Anggota Danantara, Target Setoran Dividen Rp90 Triliun di 2025 Terancam?
Tujuh BUMN Masuk Anggota Danantara, Target Setoran Dividen Rp90 Triliun di 2025 Terancam?

Erick menyebut, kajian terkait dividen berada diranah Kementerian Keuangan sebagai pemilik perusahaan BUMN.

Baca Selengkapnya
Anies-Cak Imin Diklaim Bakal Ganti BUMN dengan Koperasi, Timnas AMIN: Itu Tidak Benar
Anies-Cak Imin Diklaim Bakal Ganti BUMN dengan Koperasi, Timnas AMIN: Itu Tidak Benar

Dewan Pertimbangan Timnas AMIN, Awalil Rizky menyebut Anies-Cak Imin justru bakal membenahi tata kelola BUMN

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Resmi Bubarkan 7 Perusahaan BUMN, Begini Nasib Karyawannya
Erick Thohir Resmi Bubarkan 7 Perusahaan BUMN, Begini Nasib Karyawannya

Pembubaran 7 perusahaan BUMN merupakan bagian dari program transformasi yang diusung sejak 2019 lalu.

Baca Selengkapnya
Di Bawah Kepemimpinan Erick Thohir, Investasi BUMN Diklaim Lebih Baik
Di Bawah Kepemimpinan Erick Thohir, Investasi BUMN Diklaim Lebih Baik

Reformasi dan transformasi sektor BUMN telah menjadi bagian dari solusi.

Baca Selengkapnya