Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

74 Persen blok migas Indonesia dikuasai asing

74 Persen blok migas Indonesia dikuasai asing Ekplorasi Minyak. shutterstock

Merdeka.com - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan saat ini 74 persen wilayah kerja migas dioperatori kontraktor asing. Pasalnya kontrak migas tersebut telah terjadi sejak tahun 1970 sehingga tidak bisa diubah dengan adanya peraturan-peraturan yang baru.

"Jadi 74 persen dikuasai asing, bukan dikuasai asing tapi dikelola oleh asing, kontraknya ini sudah tahun 1970," kata Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Gde Pradnyana kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (2/8).

Menurut Gde, saat ini memang kontraktor asing sangat berminat untuk investasi di Indonesia khususnya di bidang migas. Meski begitu, Gde berpendapat kontraktor asing masih dibutuhkan di dalam negeri. Pasalnya, risiko bisnis yang ditanggung juga sangat besar dan butuh pendanaan yang besar pula.

"Jika kontrak asing dihapus saya rasa kita masih butuh investor asing yang mampu memikul resiko bisnis yang besar, seperti di Selat Makasar. Jika melakukan satu titik bor kontraktor asing mengeluarkan dana minimal USD 100-120 juta," tegasnya.

Lalu, lanjut Gde, tidak hanya resiko investasi besar saja, tetapi juga resiko yang ditanggung apabila perusahaan tidak menemukan potensi minyak atau gas di satu blok maka dana investasi tersebut tidak dibayarkan pemerintah melalui cost recovery. "Tetapi mereka yang tidak menemukan sekarang bukan berarti di lapangan tersebut tidak ada apa-apa, tergantung pada geologinya juga," lanjutnya.

Namun, kata dia, kontraktor asing mengakui banyaknya kendala perizinan pada saat eksplorasi minyak dan gas bumi. "Sekitar 52 persen kendala dalam eksplorasi adalah perizinan," pungkas Gde.

Salah satu kontraktor migas terbesar di Indonesia adalah Chevron. Melalui anak usahanya yaitu Chevron Pacific Indonesia, telah memproduksi 30 persen dari total produksi minyak di Indonesia.

Sementara perusahaan asal Prancis, Total E&P Indonesie menguasai sekitar 25 persen produksi gas di Indonesia. Perusahaan tersebut mempunyai blok di Kalimantan Timur.

Beberapa megaproyek di bidang migas masa depan juga berada di tangan asing. Antara lain adalah blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil dan proyek gas Masela yang dikelola oleh Inpex. (mdk/rin)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penerimaan Negara Terancam Merosot Akibat Produksi Migas Indonesia Terus Anjlok
Penerimaan Negara Terancam Merosot Akibat Produksi Migas Indonesia Terus Anjlok

Investor makin kurang menaruh minat pada sektor minyak.

Baca Selengkapnya
BBM Indonesia Selama Ini Tenyata Bergantung ke Singapura, Padahal Tak Punya Ladangan Migas
BBM Indonesia Selama Ini Tenyata Bergantung ke Singapura, Padahal Tak Punya Ladangan Migas

Selain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.

Baca Selengkapnya
Investasi Hulu Migas di 2023 Capai Rp210 Triliun, Terbesar dalam 8 Tahun Terakhir
Investasi Hulu Migas di 2023 Capai Rp210 Triliun, Terbesar dalam 8 Tahun Terakhir

Investasi hulu migas di 2023 naik 13 persen dari tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi

Said mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.

Baca Selengkapnya
Tanda-Tanda Indonesia Bakal Jadi Pusat Investasi Migas di Asia Tenggara
Tanda-Tanda Indonesia Bakal Jadi Pusat Investasi Migas di Asia Tenggara

Insentif fiskal diperlukan mengingat negara lain juga berupaya menarik investor.

Baca Selengkapnya
Dijual ke Arab Saudi dan Singapura, 49 Persen Saham Bandara Kertajati Bakal Dikuasai Asing
Dijual ke Arab Saudi dan Singapura, 49 Persen Saham Bandara Kertajati Bakal Dikuasai Asing

Nantinya, investor asing bakal meraup porsi saham mayoritas milik PT BIJB tersebut, maksimal 49 persen.

Baca Selengkapnya
Rencana Subsidi Pertamax Dinilai Bukan Solusi Masalah Sektor Migas
Rencana Subsidi Pertamax Dinilai Bukan Solusi Masalah Sektor Migas

Masalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.

Baca Selengkapnya
ESDM: Indonesia Masih Simpan Harta Karun Migas
ESDM: Indonesia Masih Simpan Harta Karun Migas

Total investasi komitmen pasti dari penandatangan WK ini senilai USD 96,92 juta, atau setara Rp1,56 triliun (kurs Rp16.130 per USD).

Baca Selengkapnya
Di ISF 2023, Luhut Tegaskan Indonesia Tak Mau Didikte Negara Lain
Di ISF 2023, Luhut Tegaskan Indonesia Tak Mau Didikte Negara Lain

Luhut mempersilakan investor asing masuk Indonesia untuk terlibat dalam program transisi energi.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bisa Jadi Negara Raja Gas Bumi, Tapi Ini Syaratnya
Indonesia Bisa Jadi Negara Raja Gas Bumi, Tapi Ini Syaratnya

Insentif berbasis waktu juga dapat mempercepat monetisasi proyek.

Baca Selengkapnya
Dampak Resesi Ekonomi AS ke Industri Migas Indonesia, Investasi Bakal Kabur?
Dampak Resesi Ekonomi AS ke Industri Migas Indonesia, Investasi Bakal Kabur?

Hudi meyakini proyek Banyu Urip Infill & Clastic yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) masih tetap berlanjut dan target onstream dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Janjikan Insentif Pajak untuk Investor Blok Migas Baru
Pemerintah Janjikan Insentif Pajak untuk Investor Blok Migas Baru

Pemerintah terus menggalakkan penambahan wilayah kerja minyak dan gas bumi atau WK migas baru.

Baca Selengkapnya