80 Persen listrik Kalimantan Barat masih diimpor dari Malaysia, ini sebabnya
Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyiapkan strategi pengurangan impor listrik dari Sarawak, Malaysia, guna memenuhi kebutuhan energi listrik di wilayah Kalimantan Barat. Salah satunya dengan gencar membangun infrastruktur kelistrikan seperti pembangkit.
"Saat ini PLN tengah gencar membangun infrastruktur untuk pembangkit. Artinya impor kita lakukan untuk memenuhi daya sambil terus membangun untuk kemandirian energi. Kita tahu pembangkit di Malaysia menggunakan air. Bisa saja di sana kering karena faktor alam dan kita bisa ekspor listrik," ujar GM PLN Wilayah Kalbar, Richard Safkaur, seperti dikutip dari Antara di Pontianak, Kamis (4/10).
Dia menyebutkan saat ini ketika siang hari listrik yang dinikmati masyarakat di Kalbar terutama di jaringan Sistem Khatulistiwa 80 persen diantaranya dari Malaysia. "Awal impor pertama kita mendapat daya 150 Mega Watt (MW). Namun karena respon pelanggan terus meningkat dengan dibangunnya hotel, mall, pusat bisnis dan lainnya sehingga beban naik. Kini impor mencapai 180 MW sampai 210 MW. Sisanya daya yang menjadi kebutuhan dipenuhi dari pembangkit kita sendiri," papar dia.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Bagaimana PLN menarik investor di proyek kelistrikan? Dua prinsip tersebut diterapkan PLN untuk menarik minat para investor agar akses listrik untuk seluruh masyarakat bisa dieksekusi dengan cepat,“ katanya.
-
Bagaimana PLN bantu pengguna kendaraan listrik? Darmawan menambahkan, PLN juga menyediakan layanan home charging untuk memudahkan pengisian daya di rumah. Jadi para pengguna tidak perlu risau jika kehabisan daya, karena infrastrukturnya sudah sangat lengkap.
-
Bagaimana PLN akan mengembangkan Hydropower di Indonesia? PLN di bawah arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang mampu meningkatkan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan hingga 75% pada tahun 2040.
-
Bagaimana PLN meningkatkan pendapatan? Peningkatan laba bersih PLN ini ditopang semakin tumbuhnya penjualan listrik yang mencapai 6,3% atau total 273,8 Terawatt hour (TWh) sehingga berdampak pada kenaikan pendapatan penjualan listrik hingga 7,7% dari Rp288,8 triliun di 2021 menjadi Rp311,1 triliun di 2022.
-
Apa saja yang PLN lakukan untuk transisi energi? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
Dia menjelaskan adanya impor listrik dari Sesco Sarawak, Malaysia dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. "Listrik sebagai kebutuhan dasar masyarakat terus meningkat sehingga untuk memenuhi kebutuhan yang ada dilakukan impor sejak dua tahun silam. Sebelum 2016 lalu Kalbar defisit daya," kata dia.
Richard menegaskan impor yang ada hanya untuk sementara karena PLN sendiri sudah berkomitmen untuk membangun pembangkit di sejumlah daerah di Kalbar untuk memenuhi kebutuhan daya sendiri. "Kita menyakini suatu saat impor bisa dihentikan. Bahkan mungkin dalam dua atau tiga tahun mendatang impor sudah tidak ada lagi," kata dia.
Dia melanjutkan, di Singkawang, tahun ini pembangkit yang sudah uji coba ada 2 x 50 MW atau totalnya 100 MW siap masuk sistem. "Kemudian awal tahun depan ada lagi 50 MW. Kita juga membangun gardu induk untuk distribusi listrik ke pelanggan," jelas dia.
Menurutnya beban puncak terbesar di Kalbar masih di Kota Pontianak. Hal itu karena Kota Pontianak sebagai pusat pemerintahan provinsi Kalbar dan pusat bisnis di daerah itu.
"Kita terus berkomitmen dalam memberikan pelayanan dan kemandirian listrik di Kalbar. Bahkan juga mendukung pemerintah dalam penggunaan EBT untuk mengurangi pembangkit yang menggunakan diesel. Saat ini penggunaan pembangkit di luar diesel sudah di atas 50 persen di Kalbar," jelas dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diharapkan Indonesia bisa berbalik ekspor listrik ke Negeri Jiran di masa depan.
Baca SelengkapnyaRasio Elektrifikasi (RE) PLN di Kaltim per Agustus 2023 telah mencapai 94,95 persen dengan Rasio Elektrifikasi total mencapai 99,99 persen.
Baca SelengkapnyaPermasalahan kelebihan pasokan listrik akan teratasi dengan adanya peningkatan konsumsi listrik.
Baca SelengkapnyaPLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
Baca SelengkapnyaDalam skema transisi energi itu, PLN pun memiliki perhatian pada sisi hilir alias pola konsumsi energi.
Baca SelengkapnyaMenurut Muhadi, jumlah ini didapatkan lewat pemodelan dengan metodologi studi demand-supply RKUN yang dilakukan pada 571 region.
Baca SelengkapnyaSaat ini masyarakat mengalami peningkatan konsumsi listrik yang sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPLN menggalang kolaborasi dengan komunitas global dalam Conference of the Parties 29 yang digelar di Baku, Azerbaijan, pada 11-24 November 2024.
Baca SelengkapnyaHal itu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan nasional.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaPLN akan memperbanyak tindakan preventif gangguan dengan mengerahkan seluruh personel
Baca SelengkapnyaDi bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia berkomitmen penuh untuk menjalankan transisi energi selaras dengan upaya mitigasi perubahan iklim.
Baca Selengkapnya