Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ada Ancaman Resesi, Jokowi Minta Belanja Negara Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Ada Ancaman Resesi, Jokowi Minta Belanja Negara Dorong Pertumbuhan Ekonomi Presiden Joko Widodo. ©Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta anggaran yang dikeluarkan pemerintah harus produktif dan menghasilkan imbal hasil yang jelas. Utamanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi karena hampir semua negara sekarang tengah menghadapi situasi yang sulit.

"Kita tahu sekali lagi hampir semua negara tumbuh melemah, terkontraksi ekonominya. Tiap hari yang kita dengar krisis energi, minyak gas, hampir semua negara, krisis finansial, pergerakan currency, nilai tukar melompat-lompat," kata Jokowi dalam acara UOB Economic Outlook 2023 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (29/9).

Apalagi, Jokowi menyebut Inggris saat ini sedang mengalami tingkat inflasi hingga 9,9 persen. Kondisi tersebut bisa berdampak kepada tak hanya bagi Inggris melainkan juga negara-negara lain termasuk Indonesia.

Tercermin dari nilai tukar mata uang setiap negara yang mengalami kontraksi. Untungnya kata Jokowi, koreksi nilai tukar rupiah masih relatif lebih baik dari negara lain.

"Kita memang melemah minus 7 tapi dibandingkan negara lain jauh lebih baik karena Jepang terkoreksi minus 25, RRT terkoreksi -13 dan Filipina -15. Ini yang harus kita syukuri tapi perlu kerja keras jangka panjang," kata dia.

Menanggapi itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tingginya tingkat inflasi di Inggris memang akan menimbulkan sentimen kepada seluruh dunia. Walaupun tingkat inflasi yang 9,9 persen itu disebabkan oleh kebijakannya sendiri.

"Itu lebih spesifik karena policy mereka sendiri, tetapi juga bisa memengaruhi sentimen karena kejadiannya berurutan dengan pada saat Federal Reserve di AS menaikkan 75 basis poin. Jadi itu menimbulkan kombinasi dua sentimen yang men-drive selama seminggu ini," sambungnya.

Maka, langkah yang diambil pemerintah dalam menghadapi hal ini dengan melakukan konsolidasi fiskal. Agar Indonesia bisa mempersiapkan kondisi yang lebih baik ketika berhadapan dengan dampak ekonomi global.

"Penerimaan negara yang kuat, belanja yang tetap bisa kita jaga secara hati-hati, sehingga issuance atau penerbitan dari surat berharga kita jauh lebih rendah, 40 persen menurun sangat tajam. Ini juga menempatkan kita dalam posisi tidak terlalu vulnerable terhadap gejolak yang tadi akibat berbagai sentimen," tandasnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Soroti Serapan Anggaran Rendah: Hampir Setiap Hari Saya Telepon Sri Mulyani
Jokowi Soroti Serapan Anggaran Rendah: Hampir Setiap Hari Saya Telepon Sri Mulyani

Presiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.

Baca Selengkapnya
Jokowi di Musrenbangnas 2024: Jangan Sampai Anggaran Dipakai untuk Rapat dan Studi Banding
Jokowi di Musrenbangnas 2024: Jangan Sampai Anggaran Dipakai untuk Rapat dan Studi Banding

okowi ingin agar rencana pembangunan jangka panjang hingga menengah baik di daerah dan pusat berjalan sinkron.

Baca Selengkapnya
Inggris dan Jepang Alami Resesi, Jokowi Ingatkan Pemerintahan Baru Hati-Hati Mengelola Indonesia
Inggris dan Jepang Alami Resesi, Jokowi Ingatkan Pemerintahan Baru Hati-Hati Mengelola Indonesia

Indonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.

Baca Selengkapnya
Pesan Jokowi di Ratas RAPBN 2025: Harus Fokus, Tidak Semuanya Dikerjakan
Pesan Jokowi di Ratas RAPBN 2025: Harus Fokus, Tidak Semuanya Dikerjakan

Jokowi tidak merinci program apa saja yang harus difokuskan. Dia hanya pesankan program kerja dari presiden terpilih 2024 yang harus diakomodir.

Baca Selengkapnya
10 Tahun Jokowi dan Warisan Utang Pemerintah
10 Tahun Jokowi dan Warisan Utang Pemerintah

Per Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya
Realisasi Penyerapan Anggaran Baru 31 Persen, Jokowi Perintahkan Kepala Daerah Segera Belanjakan APBD
Realisasi Penyerapan Anggaran Baru 31 Persen, Jokowi Perintahkan Kepala Daerah Segera Belanjakan APBD

Minimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi: Kita Butuh Investasi Rp1.650 Triliun di 2024
Presiden Jokowi: Kita Butuh Investasi Rp1.650 Triliun di 2024

Jokowi mengakui pertumbuhan ekonomi sangat bergantung terhadap investasi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Hal-Hal yang Buat Semua Negara Ketakukan
Jokowi Ungkap Hal-Hal yang Buat Semua Negara Ketakukan

Jokowi mengingatkan Pemda agar program-program harus berorientasi kepada hasil, sehingga ada return ekonomi.

Baca Selengkapnya
Banyak Bupati Belanja Produk Impor Pakai Uang Negara, Jokowi: Kumpulkan Uang Itu Sangat Sulit
Banyak Bupati Belanja Produk Impor Pakai Uang Negara, Jokowi: Kumpulkan Uang Itu Sangat Sulit

Padahal, pemerintah pusat sangat sulit mengumpulkan uang dari pajak, royalti, hingga dividen untuk ditransfer ke daerah.

Baca Selengkapnya
Perputaran Uang Makin Kering, Jokowi: Jangan-Jangan Banyak Dipakai untuk Beli SBN
Perputaran Uang Makin Kering, Jokowi: Jangan-Jangan Banyak Dipakai untuk Beli SBN

Para pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.

Baca Selengkapnya
Jokowi: 2024 Tahun Terakhir Pemerintahan Periode Ini, Tuntaskan Pembangunan yang Belum Selesai
Jokowi: 2024 Tahun Terakhir Pemerintahan Periode Ini, Tuntaskan Pembangunan yang Belum Selesai

"Tuntaskan agenda pembangunan yang belum selesai," kata Jokowi

Baca Selengkapnya
Jokowi Sambut 2024: Indonesia Berjalan di Jalur yang Benar dan Siap Hadapi Tantangan
Jokowi Sambut 2024: Indonesia Berjalan di Jalur yang Benar dan Siap Hadapi Tantangan

Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan seperti, kekeringan panjang dan dunia yang penuh ketidakpastiaan.

Baca Selengkapnya