Ada Asuransi, Petani Tak Perlu Khawatir Hadapi Kemarau Ekstrem
Merdeka.com - Para petani di sejumlah daerah yang terdampak kekeringan tak perlu ketar-ketir apabila lahan yang ditanaminya gagal panen. Sebab petani bisa mendapatkan klaim asuransi apabila terjadi gagal panen melalui Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUPT).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy mengatakan, petani hanya perlu membayar Rp36.000 per musim tanam. Jika terjadi gagal panen, petani bisa mendapatkan klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektare.
"Berkaitan asuransi tadi kita sudah sampaikan petani hanya berkewajiban membayar premi Rp36.000. Ketika terjadi bencana kekeringan, banjir, dan seterusnya dapat Rp6 juta dari asuransi," kata dia di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (8/7).
-
Bagaimana cara petani menghadapi gagal panen? Para petani kini diimbau untuk menanam palawija, atau tanaman bukan padi, yang bisa tumbuh di tengah musim kemarau.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Dimana program asuransi petani Ahmad Ali-AKA akan diterapkan? 'Program Ahmad Ali-AKA ini bisa jadi pilot project dan ditiru oleh daerah lain,' kata Trubus.
-
Bagaimana Kementan membantu petani membayar premi AUTP? 'Untuk pembayaran premi, 80%-nya sudah diberikan Kementan, sedangkan 20% dibayarkan petani. 20% itulah yang dapat dicover dengan APBD. Dibayar dengan anggaran Pemda,' pungkasnya.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
Sebagaimana diketahui, informasi peringatan dini BMKG menyatakan tahun ini berpotensi kemarau ekstrem sampai dengan bulan September, dan puncaknya terjadi pada bulan Agustus. Wilayah yang terancam terdampak kekeringan terutama di Pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT.
Berdasarkan data Kementan, hingga saat ini terdapat sekitar 232.000 hektar lahan pertanian yang di wilayah-wilayah tersebut yang telah ikut dalam program AUPT. "Untuk realisasi dari daerah-daerah yang kena bencana kekeringan ada lebih kurang 232 ribu hektare dan itu kita harapkan mengajukan klaim ke asuransi Jasindo," ungkapnya.
"(Jumlah petaninya?) Datanya ada, hanya 232.000 hektar dan dirata-rata kepemilikan lahan oleh petani di indonesia hanya 0,3 hektare ada yang maksimum 2 hektare, kecuali yang di luar Jawa," ujarnya.
Terkait adanya kemungkinan bakal dilaksanakannya hujan buatan, dia mengatakan belum ada. Pihaknya masih mengandalkan kehadiran bendungan dan embung yang sudah ada serentak menjalankan program bantuan pompa air untuk menghadapi kemarau.
"Potensi hujan buatan belum ada. Karena kita harapkan bantuan pompa yang ada dan bantuan sumber air yang ada semoga semuanya bisa diatasi," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tercatat sebanyak 1.716 hektare sawah yang tersebar di sejumlah wilayah Provinsi Aceh mengalami kekeringan.
Baca SelengkapnyaRealisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) pada triwulan III sudah mencapai 143,4 ribu hektare (ha) atau Rp 20,6 miliar.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memastikan, perlindungan pemerintah terhadap petani terus dilakukan melalui berbagai program.
Baca SelengkapnyaKementan dan PT Jasindo bersatu tangan memperluas cakupan dan realisasi asuransi pertanian, guna mempercepat produksi 35 juta ton beras.
Baca SelengkapnyaMenurut Sarmuji, asuransi petani merupakan langkah yang baik agar petani mendapatkan jaminan dalam berusaha.
Baca SelengkapnyaTrubus menilai, jarang sekali calon kepala daerah yang mempunyai political will untuk fokus pada kesejahteraan petani hingga nelayan.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.
Baca SelengkapnyaSosialisasi menjadi tantangan pemerintah untuk terus mendorong kesadaran para petani mengasuransikan lahan mereka.
Baca SelengkapnyaDaniel mengatakan, program jaminan sosial kepada petani penting untuk dilakukan.
Baca SelengkapnyaMeski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.
Baca SelengkapnyaMendapati laporan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Subang, Kementerian Pertanian langsung gerak cepat melakukan langkah mitigasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo meminta kepada Kementerian dan Lembaga (K/L) untuk mengatasi dampak El Nino.
Baca Selengkapnya