Ada BSI, Indonesia Diharapkan Tak Lagi Impor Mukena dan Jilbab
Merdeka.com - Direktur Utama Sri Rejeki Isman, Iwan S Lukminto menyambut baik adanya Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan hasil merger bank syariah perbankan BUMN. Dia berharap, dengan adanya perbankan syariah milik negara ini, Indonesia tak lagi mengimpor fesyen muslim seperti jilbab dan mukena.
Menurut Iwan, keberadaan perbankan syariah terbesar di Indonesia yang baru dibentuk pada Februari lalu, mampu memberikan dukungan kepada industri dalam negeri. Sebab, Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia masih banyak mengandalkan impor.
"Perbankan syariah awalnya dari mana? dari Arab. Negara Arab berdagang saja, sebab dia produsen minyak. Kita ini yang produsen dan berdagang juga. Jadi ada IKM yang produksi dan UKM yang berjualan," ujarnya, Rabu (17/3).
-
Bagaimana BSI tingkatkan inklusi keuangan syariah? BSI siap untuk bersama meningkatkan awareness dan aktivasi layanan perbankan syariah di lingkungan kampus yang dibangun dalam satu ekosistem, sehingga keberadaan bank syariah dapat dirasakan manfaatnya bagi seluruh civitas di Kampus FEB-UI yang berjumlah lebih dari 6.000 orang, termasuk 397 orang dosen serta sekitar 314 orang karyawan,' ujarnya.
-
Siapa yang bicara tentang perbankan syariah? Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam kegiatan OJK Mengajar di Fakulitas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (6/11).
-
Bagaimana Bank Jatim tingkatkan kinerja syariah? Dalam kegiatan tersebut, juga ada sharing session dari Ust. Ahmad Ifham Sholihin dengan topik Logika Bisnis Keuangan Syariah. Dalam diskusi tersebut dipaparkan secara lengkap tentang pemahaman Bank Syariah dan perilaku pegawai di Bank Syariah. Sehingga diharapkan semua karyawan Bank Jatim dapat memahami pola kerja Bank Syariah demi akselerasi bisnis.
-
Bagaimana OJK kembangkan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis;Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
Iwan mengatakan, Bank Syariah Indonesia harus mampu memberikan dukungan pendanaan bagi IKM dan UKM. Supaya uang yang ada, bisa berputar di dalam negeri yang kemudian akan berdampak bagi perekonomian nasional.
"Ekosistem ini perlu kita bentuk bersama. Uang ini harus muter di kita jangan impor. Misalnya di fesyen mukenah, jilbab banyak impor. Ini nggak halal. Ini roh nya sudah salah tidak jujur. Kita perlu mengedukasi bersama," jelasnya.
Iwan mengatakan, saat ini industri dalam negeri khususnya pakaian halal sudah mewajibkan adanya sertifikasi untuk bahan yang akan digunakan. Termasuk jika dibutuhkan penggunaan bahan kimia diharuskan untuk melewati sejumlah rangkaian tes halal.
"Industri halal kita sudah melakukan untuk pemakaian kimia, bahan baku kita sertifikasikan juga. Ada juga untuk potensi digital transaksi perlu kita kembangkan ini akan mempermudah. Hemat saya, untuk menjadikan masyarakat memakai produk syariah perlu juga kita promosikan komplit dengan industrinya sehingga growth nya tepat dan besar," paparnya.
Iwan juga menyambut baik adanya perbankan syariah di Indonesia. Bank Syariah Indonesia diharapkan mampu bersaing secara internasional. "Ini ibarat bayi lahir, langsung lari. Dan saya rasa ini the largest merger. Sebab, baru dibentuk langsung punya aset capital yang besar," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wapres Ma'ruf Amin memberi sanjungan kepada BSI karena mampu menggelar pameran ekonomi dan industri syariah terbesar.
Baca SelengkapnyaBSI terus memperluas literasi dan inklusi keuangan syariah di dalam negeri. Salah satunya lewat kolaborasi dengan Indonesia Financial Group (IFG)
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah dan BSI fokus meningkatkan literasi ekonomi syariah kepada masyarakat khususnya UMKM.
Baca SelengkapnyaPelaku IKM tekstil sudah kehabisan napas terhadap maraknya impor pakaian bekas (thrifting) yang membanjiri pasar Tanah Air.
Baca SelengkapnyaTerkait hubungan antara BSI dan Muhammadiyah, Dian mengatakan bahwa permasalahan tersebut merupakan tugas manajemen dan pemegang saham pengendali.
Baca SelengkapnyaLangkah ini mendukung Indonesia masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaLiterasi dan inklusi keuangan syariah dapat meningkat lebih pesat dengan Islamic ecosystem (ekosistem halal) yang lebih kuat.
Baca SelengkapnyaKementerian BUMN bersama-sama BSI berkomitmen untuk terus mendorong Indonesia membangun kapasitas dan kapabilitas UMKM.
Baca SelengkapnyaTeten Masduki menyoroti masih maraknya penjualan pakaian bekas impor di pasaran.
Baca SelengkapnyaSejalan dengan hal itu, sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan merger kedua bank tersebut bisa rampung sebelum Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaSegmen UMKM merupakan salah satu fokus utama BSI di dalam pengembangan ekosistem halal.
Baca SelengkapnyaPenempatan dana Muhammadiyah terlalu banyak yang berada di BSI.
Baca Selengkapnya