Ada Program B20, Indonesia Sudah Tak Perlu Impor Solar
Merdeka.com - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim bahwa produksi solar dalam negeri sudah cukup memenuhi kebutuhan. Ini disebabkan karena program campuran solar dengan 20 persen biodiesel (B20) berjalan dengan baik.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan, saat ini Indonesia sudah tidak mengimpor solar, sebab kebutuhannya sudah dicukupi dari dalam negeri
"Solar sudah nggak impor," kata Djoko di Jakarta, Jumat (3/5)
-
Kenapa Pertamina jamin pasokan energi di Bali? 'Melalui regional Jatimbalinus, Pertamina jamin pasokan avtur, BBM dan LPG di kegiatan WWF 2024,' jelas Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Jokowi resmikan Bursa Karbon Indonesia? 'Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,' kata Presiden Jokowi.
-
Bagaimana IKN Nusantara akan mencapai nol emisi? Otorita Ibu Kota Nusantara memiliki lima area fokus untuk mencapai kota nol bersih, antara lain; pertama, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya. Membalikkan deforestasi menjadi reboisasi. Kedua, energi. Tidak menggunakan bahan bakar fosil untuk energi, listrik, dan transportasi.
-
Mengapa BPH Migas dorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa,' imbuhnya.
-
Bagaimana Pertamina memastikan suplai energi di Lombok? Pertamina (Persero) melalui Subholding Pertamina Patra Niaga juga memastikan keamanan suplai energi di sekitar Lombok, terutama bagi mobilitas logistik, mobilitas masyarakat, rumah makan dan perhotelan, serta kebutuhan harian masyarakat di Lombok.
-
Bagaimana cara Motor Listrik Indonesia mengurangi emisi? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
Menurut Djoko, kebutuhan solar dapat dipenuhi dari dalam negeri, sebab program B20 berjalan dengan baik. Untuk diketahui, program B20 mengurangi porsi solar karena 20 persennya digantikan biodiesel.
"Karena B20 berjalan dengan baik, selebihnya tanya ke Pertamina," tegasnya.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan, saat ini pasokan solar dengan kebutuhan dalam negeri sudah berimbang. Namun, Pertamina masih Memiliki kontrak jangka panjang pengadaan solar. Sehingga meski pasokan dalam negeri sudah cukup, impor solar tidak bisa langsung dihentikan.
"Masih balance, cuma begini ngertikan ada yang longterm dan apa, kalau link internasional tak bisa langsung stop. Tetapi itu secara kebutuhan dan produksi sudah cukup tapi untuk jenis 2500 ppm," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Prabowo, produksi pangan Indonesia mengalami kenaikan. Bahkan, cadangan pangan di Indonesia saat ini terbesar selama beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengklaim rencana itu dapat terealisasi dengan memanfaatkan hasil produksi kelapa sawit yang jadi salah satu andalan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah memutuskan untuk menyetop impor BBM dan LPG pada 2030 mendatang.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan Indonesia semakin dekat untuk menjadi bangsa berdikari
Baca SelengkapnyaLuhut mempersilakan investor asing masuk Indonesia untuk terlibat dalam program transisi energi.
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, B40 merupakan bahan bakar campuran solar sebanyak 60 persen dan bahan bakar nabati (BBN) dari kelapa sawit sebesar 40 persen.
Baca SelengkapnyaPertamina mengatakan bahwa suplai BBM terus dijaga di level 20 hari dan telah diamankan dari produksi kilang dan kargo dari kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaImpor LPG Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaDalam kurun waktu lima tahun ke depan, Prabowo meyakini Indonesia akan bisa swasembada pangan dan kemudian menjadi eksportir ke dunia.
Baca SelengkapnyaKedepan, diyakini kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, khususnya untuk konsumsi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.
Baca SelengkapnyaUntuk mewujudkan swasembada energi, Indonesia perlu membangun infrastruktur yang memadai.
Baca Selengkapnya