Ada Ramadan, Impor Kurma Melejit Capai Rp249 Miliar per Maret 2021
Merdeka.com - Buah kurma jadi salah satu menu makanan favorit saat Ramadan dan Idulfitri. Itu membuat nilai impornya tercatat naik, seperti yang terjadi jelang Ramadan dan Lebaran 2021 ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka impor kurma terus mengalami kenaikan sejak Januari-Maret 2021. Hingga Maret lalu, Indonesia telah melakukan impor kurma dengan total nilai USD 17,1 juta, atau sekitar Rp 249,95 miliar (asumsi Rp 14.617 per USD).
"Biasanya kita impor kurma karena kita tidak memproduksinya. Nilainya memang naik selama Januari USD10,3 juta, Februari nilai kurma naik USD 14,9 juta, dan Maret naik menjadi USD 17,1 juta dolar," papar Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam sesi teleconference, Kamis (15/4).
-
Kapan impor kedelai Indonesia mencapai 2,32 juta ton? Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau nilainya setara dengan USD 1,63 miliar.
-
Harga kambing kurban naik berapa? Untuk harga sendiri, terjadi kenaikan di wilayah Kabupaten Bandung, berkisar Rp300-Rp500 ribu per ekornya.
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Siapa aja yang pernah Kemendag selidiki terkait impor? Sementara negara yang pernah indonesia selidiki dan kenakan BMAD maupun BMP antara lain India, Republik Korea, China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Kazhakstan, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Hongkong, Turki, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Bangladesh, dan Mesir.
-
Bagaimana IPM di Kaltim meningkat pada tahun 2023? Peningkatan IPM 2023 terjadi pada semua dimensi, baik umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
-
Apa saja yang diekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun. Wapres mengaku bersyukur karena sejauh ini sektor pertanian mampu membuktikan diri sebagai penopang ekonomi disaat pandemi serta memenuhi komoditas dalam negeri dan ekspor secara baik.
Suhariyanto mengatakan, Indonesia memang sudah gencar mendatangkan kurma dari sejumlah negara sejak Januari lalu, utamanya dari kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah.
"Jadi dari Januari sudah ada impor kurma, dan itu kita impor dari beberapa negara. Ada tiga pengimpor utama, yaitu Mesir, Tunisia dan Arab Saudi," kata Suhariyanto.
Adapun nilai impor Indonesia pada Maret 2021 naik 26,55 persen secara bulanan (month to month/mtm) dari Februari 2021, menjadi USD 16,79 miliar. Secara tahunan atau year on year (yoy) juga meningkat 25,73 persen.
Menurut Suhariyanto, angka impor yang naik ini merupakan catatan menggembirakan, setelah perdagangan internasional Indonesia sebelumnya tertatih-tatih akibat pandemi Covid-19.
"Pada Maret 2021 impor tumbuh menggembirakan USD 16,79 miliar. Dibandingkan Februari, impor Maret naik 26,55 persen. Secara yoy, impor indo naik 25,73 persen," ujar dia.
Naik 26 Persen, Impor Indonesia di Maret 2021 Tercatat USD 16,79 Miliar
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor Indonesia pada Maret 2021 naik 26,55 persen secara bulanan (month to month/mtm) dari Februari 2021, menjadi USD 16,79 miliar. Secara tahunan atau year on year (yoy) juga meningkat 25,73 persen.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, angka impor yang naik ini merupakan catatan menggembirakan, setelah perdagangan internasional Indonesia sebelumnya tertatih-tatih akibat pandemi Covid-19.
"Pada Maret 2021 impor tumbuh menggembirakan USD 16,79 miliar. Dibandingkan Februari, impor Maret naik 26,55 persen. Secara yoy, impor indo naik 25,73 persen," kata Suhariyanto, Kamis (15/4).
Suhariyanto lantas membandingkan pergerakan impor dan ekspor Indonesia, yang sama-sama mengalami kenaikan dua digit. Nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 18,35 miliar per Maret 2021.
Secara bulanan, itu naik 20,31 persen dari Februari 2021 yang sebesar USD 15,26 miliar. Begitu juga secara tahunan, yang meroket 30,47 persen dari angka USD 14,07 persen.
Mengacu catatan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2021 tetap mengalami surplus USD 1,57 miliar, meskipun di kurun waktu tersebut angka impor juga meningkat.
"Surplus ini lebih bagus dibandingkan surplus pada posisi bulan Maret tahun lalu maupun tahun 2019, yang waktu itu mengalami surplus tapi hanya USD 0,7 miliar," ujar Suhariyanto.
"Jadi kalau melihat berdasarkan sektor, berdasarkan penggunaan barangnya, performa ekspor/impor pada bulan Maret 2021 sangat bagus sekali, sangat impresif," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaIndonesia menargetkan impor hingga 3,6 juta ton beras tahun ini.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaImpor nonmigas mencapai USD18,18 miliar. Angka ini naik 19,76 persen dibandingkan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan, nilai impor Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaKontribusi China dalam impor non-migas Indonesia sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 35,20 persen menjadi 35,91 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempercepat impor beras di tengah ancaman dampak El Nino yang menyebabkan kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaTak banyak yang tahu, rupanya produk Palestina yang dijual secara bebas di Indonesia ialah sabun.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca Selengkapnya