Agar lebih efisien, BPR didorong pakai teknologi terapkan layanan perbankan
Merdeka.com - Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengatakan pengembangan teknologi informasi dalam layanan perbankan bukan hanya menjadi keharusan, tetapi juga memberikan manfaat finansial. Menurutnya, bank yang mengembangkan teknologi digital dalam pelayanannya berpotensi meningkatkan return on equity (ROE) sekitar 45 persen dalam jangka waktu 5 tahun pengoperasiannya.
Berdasarkan riset Statista, pada tahun ini nilai transaksi Finansial technology (Fintech) di Indonesia diperkirakan mencapai USD18,6 miliar atau sekitar Rp 247,7 triliun. Sumbangan terbesarnya berasal dari digital payment yang mencapai USD 18,6 miliar. Sisanya adalah layanan pinjaman dana, baik berupa business finance maupun personal finance.
Arif menegaskan, hasil studi tersebut dapat menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai lembaga keuangan atau perbankan komunitas. Hal ini sejalan dengan amanat yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Peraturan OJK Nomor 75/POJK.03/2016 tentang Standar Penyelenggaraan Teknologi Informasi Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
-
Bagaimana BRI mendorong digitalisasi finansial? Lewat kegiatan ini, BRI terus mendorong sosialisasi pemakaian QRIS BRI sebagai wujud edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat.
-
Bagaimana cara BRI mendorong transformasi digital? Terdapat beberapa strategi yang dilakukan BRI dalam mendorong transformasi digital tersebut. Pertama, dengan mendorong digitalisasi proses bisnis internal. Dalam hal ini, BRI berupaya menyederhanakan proses bisnis dan meningkatkan efisiensi. Lalu selanjutnya, BRI mendorong new business model demi mendorong penciptaan value.
-
Mengapa BI mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana Bank Jatim mendorong UMKM binaan menggunakan teknologi? UMKM binaan bankjatim juga didorong untuk paham teknologi digital. Salah satu caranya dengan memfasilitasi transaksi menggunakan QRIS bankjatim. 'Maka dari itu, UMKM yang kami bawa ke Bengkulu ini juga sudah memanfaatkan QRIS bankjatim dalam melakukan transaksi pembayaran dengan pembeli. Praktis dan cepat tinggal scan QR code,' ungkap Busrul.
-
Bagaimana teknologi informasi membantu bisnis? Teknologi informasi tidak hanya membantu bisnis untuk meningkatkan efisiensi mereka tetapi juga terbukti berperan dalam meningkatkan sektor jasa keuangan.
-
Bagaimana BRI mendorong UMKM melakukan digitalisasi? “Contohnya saat pandemi, pelaku UMKM ‘dipaksa’ untuk melakukan digitalisasi. Penjualan harus online dan menarik saat dipasarkan secara daring. RUBY kasih pelatihan dan workshop. Pelaku UMKM terlihat ‘naik kelas’, ketika sebelum pandemi sebagian besar masih berjualan secara tradisional, kemudian upgrade skill mereka agar bisa memasarkan secara digital,“ lanjutnya.
"Pasal 2 Ayat 1 peraturan tersebut menyebutkan BPR dan BPRS wajib menyelenggarakan teknologi informasi yang paling sedikit berupa aplikasi inti perbankan dan pusat data bagi BPR atau BPRS yang memiliki modal inti kurang dari Rp 50 miliar. Selain itu, bagi yang memiliki modal inti sedikitnya Rp 50 miliar, menyelenggarakan aplikasi inti perbankan, pusat data dan pusat pemulihan bencana," ujar Arif dalam keterangannya, Rabu (20/9).
Kendati demikian, dia menyadari bahwa pengembangan dan implementasi teknologi informasi di bidang keuangan oleh BPR masih menjadi barang mewah, mengingat biayanya yang sangat mahal. Terutama di tahap awal.
Untuk itulah, dia menyarankan agar organisasi yang menaunginya, yaitu Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) dapat menjadi fasilitator untuk memulai. "Nanti hasilnya dimanfaatkan oleh anggota, dalam hal ini BPR/BPRS," katanya.
Pihaknya pun mendukung pengembangan teknologi di sektor perbankan khususnya di BPR dan BPRS. "KEIN sangat mendukung pengembangan Fintech ini di industri keuangan, khususnya BPR dan BPRS agar lebih efisien," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat daya saing BPR dalam menghadapi perkembangan era digital.
Baca SelengkapnyaKini semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan perubahan peraturan yang menguntungkan yang dibawa oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca SelengkapnyaBRI terus memperkuat kapabilitas digital melalui eksplorasi berbagai teknologi.
Baca SelengkapnyaBTN mengganggarkan sekitar 8 persen untuk implementasi inovasi TI yang meliputi peningkatan dan pengembangan inovasi TI meliputi Artificial Intelligence.
Baca SelengkapnyaPenerapan AI menjadi salah satu perjalanan transformasi teknologi informasi (IT), khususnya big data.
Baca SelengkapnyaBank DKI juga terus aktif mensosialisasikan berbagai informasi mengenai keamanan transaksi perbankan digital serta transparansi informasi produk dan layanan.
Baca SelengkapnyaLangkah ini menjadi bagian dari strategi transformasi digital perseroan.
Baca SelengkapnyaPenghargaan diterima langsung oleh Ricky Andriano, VP Corporate Communications Bank Mandiri.
Baca SelengkapnyaPengajuan KPR secara online di Bank BTN sendiri angkanya mengalami peningkatan di atas 50 persen.
Baca SelengkapnyaSepanjang semester I-2023, dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) tumbuh 20,42% secara tahunan atau year-on-year (YoY
Baca SelengkapnyaDari total DPK tersebut, dana murah berupa tabungan dan deposito (Current Account Saving Account/CASA) menyumbang hampir setengahnya.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN Rosan Roeslani mengapresiasi pertumbuhan kinerja solusi digital yang telah dilaksanakan oleh BNI.
Baca Selengkapnya