Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Agus Marto buka-bukaan tantangan BI hadapi masalah perekonomian Indonesia sejak 2013

Agus Marto buka-bukaan tantangan BI hadapi masalah perekonomian Indonesia sejak 2013 Gubernu BI terpilih Perry Warjiyo. ©Liputan6.com/angga yuniar

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menyampaikan laporan terkait pencapaian kinerja bank sentral selama periode 2013-2018 dalam rapat kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR RI di Gedung Nusantara I. Dalam penyampaian tersebut, dipaparkan berbagai tantangan yang harus dihadapi BI selama lima tahun ke belakang.

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, mengatakan ini adalah pelaporan terakhir dia beserta kabinet kerjanya di depan para wakil rakyat sebelum mengakhiri masa tugasnya besok, Rabu 23 Mei 2018.

"Kita awalnya disumpah oleh DPR RI untuk memegang jabatan di Bank Indonesia pada 24 Mei 2013. Besok merupakan hari terakhir kami bertugas. Kami akan mengakhiri jabatan di Bank Indonesia," kata dia di Gedung Nusantara I, Jakarta, Selasa (22/5).

Orang lain juga bertanya?

Saat pemaparan, dia menyampaikan mengenai akuntabilitas pelaksanaan tugas Agus beserta kabinet kerjanya di BI dari 2013 sampai 2015. Dia mengungkapkan harus mengalami masa-masa awal kerja yang sulit, di mana pada 2013 situasi perekonomian dunia terbilang cukup sulit.

"Berselang dua hari menjabat sebagai Gubernur BI, The Fed memberikan kebijakan longgar sehingga suku bunga meningkat 0 persen hingga 0,25 persen selama lebih tujuh tahun," ujar dia.

Tantangan ekonomi lainnya, dia melanjutkan, yakni adanya pelemahan nilai tukar Rupiah akibat aliran modal asing yang tinggi pada Mei-Agustus 2013.

Dia menyebutkan, hadirnya ekonomi digital dalam bentuk Financial Technology (Fintech) juga awalnya sempat menjadi kendala tersendiri. Selain memberikan dampak positif, Agus beranggapan, terdapat pula berbagai pengaruh negatif khususnya bagi bidang ekonomi yang masih konvensional.

"Selain ada dampak positifnya, ada juga dampak negatif seperti mempersempit pembukaan lapangan kerja dan terhadap ekonomi konvensional. Dengan adanya fintech, cybercrime pun harus terus diwaspadai agar sistem moneter bisa terjaga," tutur Agus.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia

Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pengakuan Sri Mulyani, Indonesia Telah Jadi Korban Kekacauan Dunia Disorot Jokowi
VIDEO: Pengakuan Sri Mulyani, Indonesia Telah Jadi Korban Kekacauan Dunia Disorot Jokowi

Kekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah

Baca Selengkapnya
Rupiah Anjlok, Menteri Erick Wanti-Wanti Utang BUMN Bisa Bengkak
Rupiah Anjlok, Menteri Erick Wanti-Wanti Utang BUMN Bisa Bengkak

Menteri Erick Thohir ingatkan BUMN yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS karena nilai tukar Rupiah terus anjlok beberapa hari terakhir.

Baca Selengkapnya
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?

Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.

Baca Selengkapnya
Ternyata Begini Dampak Parah Bakal Dirasakan Indonesia Jika Ekonomi AS Resesi
Ternyata Begini Dampak Parah Bakal Dirasakan Indonesia Jika Ekonomi AS Resesi

Angka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).

Baca Selengkapnya
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global
Dirut BRI: Bankir Perlu Tingkatkan Risk Awareness untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Dirut BRI tegaskan bankir perlu memiliki risk awareness yang baik dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok

Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Pengusaha Lebih Takut Hal Ini Dibandingkan Pelemahan Kurs Rupiah
Ternyata, Pengusaha Lebih Takut Hal Ini Dibandingkan Pelemahan Kurs Rupiah

Kenaikan suku bunga oleh BI akan memberikan sederet dampak rambatan terhadap pelaku usaha ritel.

Baca Selengkapnya
Industri Makanan Minuman Kena Dampak Pelemahan Rupiah, Beban Impor Tembus Rp500 Triliun
Industri Makanan Minuman Kena Dampak Pelemahan Rupiah, Beban Impor Tembus Rp500 Triliun

Bahan baku makanan minuman masih didominasi oleh impor dari luar negeri, sehingga hal itu memberikan efek terhadap Industri tersebut.

Baca Selengkapnya
Rupiah Ditutup Melemah Jadi Rp15.955 Per Dolar Amerika Serikat
Rupiah Ditutup Melemah Jadi Rp15.955 Per Dolar Amerika Serikat

Pasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Buka-bukaan soal Parahnya Imbas Gejolak Ekonomi Global ke Indonesia
Sri Mulyani Buka-bukaan soal Parahnya Imbas Gejolak Ekonomi Global ke Indonesia

Indeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terkontraksi di level 49,3.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD

Hal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya