Airlangga tugas ganda, perindustrian terancam merana
Merdeka.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto resmi menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar menggantikan Setya Novanto. Pengukuhan itu dilaksanakan dalam acara penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Jakarta Convention Center (JCC) pada Desember 2017.
"Saya hormati sebagai ketua umum yang terpilih menjadi nahkoda baru saya mengucapkan terima kasih dari hati yang tulus atas kepercayaan dari saudara-saudara Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim saya menerima amanah dan berjanji untuk bekerja sebaik-baiknya dalam mewujudkan harapan kita," ucap Airlangga.
Sayangnya, keputusan tersebut menuai banyak pro dan kontra dari berbagai kalangan. Hal ini juga mengingatkan kembali kepada pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menegaskan semua menteri-menterinya harus melepas jabatan di partai politik. Menteri yang masuk dalam kabinetnya tidak boleh menjabat di partai.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa kebijakan Airlangga Hartarto terkait investasi? “Selama ini Pemerintah Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, yang telah menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus mendorong pemerataan pembangunan,“ tanggap Menko Airlangga.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Mengapa Airlangga Hartarto mendorong investasi asing? Pemerintah Indonesia juga tengah giat mendorong investasi asing untuk masuk ke Indonesia guna mencapai target investasi senilai Rp 1.400 triliun di tahun 2023.
"Satu jabatan saja belum tentu berhasil, apalagi dua," ujar Jokowi pada 26 Agustus 2014 lalu. Alhasil, tak ada satupun di kabinet Jokowi yang punya jabatan penting di partai politik hingga kini.
Namun, pernyataan ini seolah tidak dibuktikan. Di mana pada reshuffle kabinet beberapa hari lalu, Presiden Jokowi tidak mencopot Airlangga dari jabatannya sebagai menteri. Sementara, dia melengser Khofifah Indar Parawansa dari Kabinet Kerja, dan diganti dengan Sekretaris Jenderal Golkar, Idrus Marham.
Alasannya, karena masa pemerintahan kabinet kerjanya akan berakhir pada 2019 mendatang. Sehingga, tidak memungkinkan untuk mencari orang baru untuk menggantikan Airlangga.
"Ini kan tinggal satu tahun (periode kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla) saja praktis ini kita. Kalau ditaruh orang (Menteri Perindustrian) baru, ini belajar bisa 6 bulan kalau enggak cepat bisa setahun kuasai itu," ungkap Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga melihat Airlangga memiliki kapabilitas yang bagus. Selama menjabat sebagai Menperin, mantan Ketua Komisi VII DPR itu dinilai bekerja optimal.
"Kita lihat memang di Menperin pak Airlangga ngerti betul yang berkaitan dengan makro konsep makro industri di negara kita, hilirisasi ke depan seperti apa," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Azam Azman Natawijana menilai, keputusan Presiden Jokowi ini tidak konsisten. Tak hanya itu, dia juga menilai adanya perbedaan perlakuan dari presiden dengan menempatkan dua kursi menteri untuk Golkar.
"Dulu presiden bilang tidak boleh merangkap, sekarang boleh. Harus ada konsistensi. Kalau yang dulu diminta berhenti, sekarang tidak. Dibilang satu tahun (masa jabatan) kan jadi tidak konsisten. Sama saja, Idrus Marham masuk (jadi Mensos) juga jadinya ada perbedaan perlakuan," kata Azam saat dihubungi merdeka.com, Kamis (18/1).
Dia menambahkan, rangkap jabatan ini dinilai akan mengganggu kinerja Airlangga sebagai menteri. Mengingat tugas sebagai menteri maupun ketua umum sama-sama berat.
"Tugas ketua umum kan berat, tugas menteri juga berat. Sehingga pasti konsentrasi tidak fokus. Bagaimana menghidupkan industri dengan kondisi demikian di samping dia mendapat amanat jadi ketua umum. Kan jadi repot," imbuhnya.
Terlebih lagi, tahun 2018 disebut juga sebagai tahun politik karena adanya Pilkada Serentak. Tentunya tugas ketua umum partai akan menjadi lebih berat. Dikhawatirkan, hal ini akan mengganggu pertumbuhan industri Tanah Air.
"Apalagi masih banyak industri yang membutuhkan perhatian khusus. Mungkin kalau kementerian yang tidak strategis mungkin (rangkap jabatan) tidak akan berpengaruh. Tapi perindustrian kan kementerian yang strategis," tegasnya.
Meski begitu, dia tetap menyerahkannya kepada pemerintah. Menurutnya, dampak dari rangkap jabatan ini akan terlihat di kemudian hari. "Kita kembalikan ke presiden dan pemerintah, konsisten atau tidak biar rakyat yang menilai. Jadi biarkanlah kalau sudah kebijakannya presiden, ya kita lihat saja," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden RI Prabowo Subianto menunjuk lagi Airlangga Hartarto menjadi Menko Perekonomian.
Baca SelengkapnyaMomen lucu terjadi ketika Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberi kesempatan kepada jurnalis bertanya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut, dilakukan Presiden Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan Airlangga Hartarto akan tetap menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di kabinet Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaSejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Airlangga Hartarto telah memperkuat perekonomian Indonesia melalui berbagai program
Baca SelengkapnyaDalam sebuah situasi, Airlangga tak sengaja menyinggung perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar yang sedang hangat diperbincangkan.
Baca SelengkapnyaBahlil menjadi salah satu kader Golkar dikabarkan menjadi pengganti Airlangga selain Agus Gumiwang Kartasasmita.
Baca SelengkapnyaAirlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bakal bergabung ke Golkar.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tampak akrab dengan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia.
Baca SelengkapnyaMomen itu terjadi saat para menteri Kabinet Indonesia Maju sedang sarapan sebelum mengikutinya sidang kabinet paripurna.
Baca SelengkapnyaMundurnya Airlngga dikaitkan dengan kasus dugaan tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya di industri kelapa sawit p
Baca Selengkapnya