Akal bulus Arab Saudi hancurkan AS dan Rusia lewat harga minyak
Merdeka.com - Perekonomian dunia tengah ambruk saat ini. Hal ini disebabkan anjloknya harga minyak dunia sejak 2014. Bahkan, harga minyak dunia turun hingga 70 persen dalam waktu satu tahun.
Selain itu, harga minyak pernah menduduki posisi terendah dalam 12 tahun terakhir yaitu dibawah USD 28 per barel. Arab Saudi, salah satu produsen minyak mengungkapkan banyaknya pasokan minyak mentah ketimbang permintaan.
Ini yang jadi penyebab harga minyak dunia terjun bebas. Negara-negara penghasil minyak pun ikut kena imbas dari anjloknya harga minyak dunia.
-
Kenapa Arab Saudi melakukan embargo minyak? Ini adalah balasan bagi AS yang selama perang Yom Kippur terus menerus mengirimkan senjata ke Israel untuk melawan negara-negara Arab.
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
-
Siapa yang memimpin Arab Saudi saat embargo minyak terjadi? Embargo minyak dilakukan oleh Pemimpin Arab Saudi, Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud pada negara-negara pendukung Israel.
-
Siapa bek kanan Arab Saudi? Salah satunya adalah adu tangguh bek kanan kedua tim, antara Asnawi Mangkualam dan Saud Abdulhamid.
-
Apa yang ditemukan di Arab Saudi? Komisi Kerajaan AlUla (RCU) Arab Saudi mengumumkan penemuan menakjubkan saat tim arkeologi di situs Qurh di Kegubernuran AlUla menemukan kapak tangan zaman Paleolitik yang diperkirakan berusia lebih dari 200.000 tahun.
Arab Saudi pun tak tanggung-tanggung. Pemerintah Saudi langsung menambah utang akibat penurunan pendapatan negaranya. Memang, Arab Saudi selama ini mengandalkan minyak sebagai pendapatan utama untuk membiayai pembangunan negara tersebut.
Kondisi ini telah memaksa pemerintah untuk menambah utang melalui pinjaman asing. Arab Saudi diperkirakan telah menggerus cadangan devisa sebesar USD 62 miliar untuk membiayai pengeluaran negara.
Selain itu, negara kaya minyak ini juga telah meminjam uang USD 4 miliar dari bank lokal dengan menerbitkan obligasi pertama sejak 2007 silam.
Dilansir dari CNN, defisit anggaran Saudi diperkirakan akan mencapai 20 persen dari PDB di 2015. Angka ini luar biasa tinggi karena biasanya negara ini mengalami surplus. Capital Economics memperkirakan pendapatan pemerintah akan turun USD 82 miliar di tahun ini atau setara dengan 8 persen PDB. Bahkan IMF memprediksi defisit anggaran di Saudi akan terjadi hingga 2020.
Penurunan harga minyak dari USD 107 per barel menjadi USD 44 per barel saat ini telah menghantam ekonomi Arab Saudi. Pasalnya, 80 persen pendapatan pemerintah dihasilkan dari industri minyak. Turunnya harga minyak terjadi karena Ini terjadi karena banyaknya pasokan global, sedangkan permintaan minyak dunia mengalami penurunan.
Saudi menolak untuk memangkas produksi karena mereka berharap produsen lain seperti perusahaan minyak di Amerika keluar dari bisnis OPEC di global.
Menghadapi masalah ini, Saudi telah mengeluarkan kebijakan yaitu membuka pasar saham untuk asing. Namun, ribetnya syarat dan ketentuan membuat investor asing ogah masuk pasar.
"Kami akan hitung peningkatan pinjaman dalam beberapa bulan mendatang," ucap Gubernur Badan Moneter Arab saudi, Fahad al-Mubarak.
Banyak analis menyarankan agar Arab Saudi kembali mencari utang dengan mengeluarkan obligasi dengan nilai USD 5 miliar hingga akhir tahun ini. Banyak juga yang menyarankan agar Saudi mulai mencari investor asing.
Selain Arab Saudi, Kanada dan Rusia juga mengalami guncangan perekonomian yang sama. (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaAdapun mulai Jumat, 1 Desember 2023, BBM Pertamina yang mengalami penurunan harga yakni untuk produk Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak terjadi usai Presiden AS Joe Biden mengancam akan bantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, serangan rudal Iran ke Israel telah berdampak terhadap perekonomian dunia.
Baca SelengkapnyaPenurunan harga terjadi pada BBM jenis Revvo 90 yang memiliki RON 90 setara Pertalite. Saat ini, Revvo 90 dijual Rp13.500 per liter atau turun Rp300 per liter.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca Selengkapnya