Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Akar Masalah Langkanya Minyak Goreng, Termasuk Dugaan Diselundupkan ke Luar Negeri

Akar Masalah Langkanya Minyak Goreng, Termasuk Dugaan Diselundupkan ke Luar Negeri Minyak goreng. ©2013 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Permasalahan minyak goreng di Tanah Air tak kunjung usai. Selain langka, harga minyak goreng yang tersedia juga sangat mahal. Misalnya, harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional di Kendari, Sulawesi Tenggara, terus merangkak naik hingga menembus Rp70.000 per liter. Harga tersebut menjadi kenaikan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Namun demikian, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan membantah kabar minyak goreng langka di pasaran. Menurut dia, stok minyak goreng banyak, namun harganya masih tinggi dan belum sesuai harga eceran tertinggi (HET).

"Minyak goreng ini tidak langka, tersedia, hanya masalah yang dituntut masyarakat itu mana yang Rp14.000 mana yang Rp13.000 mana yang Rp11.500. Kalau harga tinggi banyak, di pasar manapun harga tinggi pasti ada, kalaupun tidak mau kemana-mana di online harga tinggi ada," katanya dalam diskusi virtual, Selasa (8/3).

Dia menjelaskan, sejak penetapan HET, minyak goreng yang didistribusikan adalah minyak goreng dengan harga yang murah. Artinya, seharusnya HET minyak goreng sudah berlaku seiring dengan stok minyak goreng yang mudah didapatkan masyarakat.

"Prinsipnya minyak goreng saat ini minyak goreng yang saat ini sudah dikategorikan harusnya minyak goreng murah, tapi ada yang mempermainkan ini, baik dari alirannya maupun dari harganya," tegasnya.

Pemerintah menduga ada beberapa hal yang menyebabkan minyak goreng murah langka di pasaran. Mulai dari diselundupkan ke luar negeri hingga panic buying. Berikut penjelasannya:

Diselundupkan ke Luar Negeri

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto angkat suara terkait kelangkaan minyak goreng dengan harga murah di pasaran. Dia menyebut, kenaikan harga CPO di pasar global berpotensi menimbulkan praktik penyelundupan minyak goreng ke luar negeri oleh kelompok oportunis atau pihak yang berusaha mengambil keuntungan dari suatu kondisi ketidakpastian.

Hal ini menyusul adanya selisih harga yang jauh untuk penjualan di dalam negeri dan luar negeri. Di mana, minyak goreng untuk penjualan di dalam negeri dibanderol lebih murah akibat kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

"Dan tentu transmisi harga ini membuat terjadinya harga (minyak goreng) domestik lebih rendah dari pada harga internasional," tegasnya dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2022, Kamis (10/3).

Menko Airlangga memproyeksikan, kenaikan komoditas CPO sendiri masih terus terjadi seiring pulihnya perekonomian global pasca pandemi. Kemudian, diperparah oleh memanasnya kondisi geopolitik dunia akibat invasi Rusia ke Ukraina.

"Risiko global yang terjadi saat sekarang tentu ini menjadi tantangan, utamanya akibat perang Ukraina-Rusia kita ketahui komoditas minyak, komoditas gas komoditas batu bara, mineral, CPO seluruhnya naik," bebernya.

Oleh karena itu, Menko Airlangga meminta Kementerian Perdagangan untuk memperkuat pengawasan atas distribusi minyak goreng. Hal ini untuk mencegah praktik penyelundupan oleh para oportunis.

"Ini menjadi tantangan kita semua, terutama di Kementerian Perdagangan tentunya banyak oportunis yang ingin mengeruk keuntungan. Sehingga, berbagai kesempatan ini perlu dijaga agar tidak dimanfaatkan oleh para oportunis karena tentunya akan merepotkan masyarakat kita," tutupnya.

Bocor ke Industri dan Dijual Secara Ilegal

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, seharusnya stok minyak goreng di masyarakat melimpah. Mengingat selama 23 hari penerapan kebijakan DMO untuk produsen CPO telah berhasil mengumpulkan stok bahan baku sebanyak 573.890 ton atau sekitar 20,7 persen dari total ekspor CPO.

"Sekarang ini dari jumlah di lapangan mestinya bukan basah lagi tapi becek. Tapi masih terjadi kekeringan di sana-sini," kata Lutfi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (9/3).

Lutfi menduga, kemarau minyak goreng tersebut terjadi karena rantai distribusi yang terganggu. Ada dugaan terjadi kebocoran ke industri hingga dijual secara ilegal ke luar negeri.

"Deduksi ini rembes ke industri yang tidak berhak atau tindakan melawan hukum yaitu ekspor tanpa izin, terutama dari aturan market obligasi," kata dia.

Namun, dugaan ini kata Lutfi masih perlu dipastikan. Dia ingin memastikan dalam tata niaga minyak goreng tidak ada spekulasi. Mengingat pemerintah memiliki data resmi yang terverifikasi. Mulai dari alamat lokasi tangki sampai semua distributor dalam industri minyak goreng.

"Kita tidak mau berandai-andai, tapi dari angka tersebut ada terjadi kesalahan-kesalahan atau ketidakakuratan dari jalur distribusi kita dan akan kita pastikan tidak ada hambatan di jalur distribusi ini," kata dia.

Ibu-Ibu Timbun Minyak Goreng di Dapur

Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didid Noordiatmoko mengakui telah muncul persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng di dalam negeri yakni panic buying.

Lantaran sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau, membuat masyarakat, terutama ibu-ibu membeli melebih kebutuhan ketika mendapatkan kesempatan. Bahkan minyak goreng diduga menumpuk di dapur.

Padahal hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Bahkan ditengarai kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng.

"Tapi ini baru terindikasi," kata Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didid Noordiatmoko saat memantau operasi pasar minyak goreng di Pasar Alang-Alang Lebar Palembang, melansir Antara, Senin (7/3/2022).

Dia menyebut jika saat ini produksi minyak goreng sudah mendekati kebutuhan sehingga kelangkaan terhadap produk tersebut seharusnya bisa teratasi paling lambat akhir Maret 2022.

"Persediaan sebenarnya tersedia. Selisih kebutuhan ini sudah mendekati normal. Akhir bulan ini secara teoritis sudah cukup," kata Didid.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diam-Diam, Harga Eceran MinyaKita Naik Jadi Rp15.700 per Liter dan Berlaku Pekan Depan
Diam-Diam, Harga Eceran MinyaKita Naik Jadi Rp15.700 per Liter dan Berlaku Pekan Depan

Permendag terkait HET MinyaKita telah diharmonisasi pada Kamis (18/7) malam.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Harga Eceran Tertinggi Minyakita Naik Jadi Rp15.700 per Liter
Ternyata Ini Alasan Harga Eceran Tertinggi Minyakita Naik Jadi Rp15.700 per Liter

Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita naik menjadi Rp15.700 per liter.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Harga Minyak Goreng MinyaKita Segera Naik
Siap-Siap, Harga Minyak Goreng MinyaKita Segera Naik

Perubahan HET MinyaKita dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Ritel: Harga Beras, Gula dan Minyak Goreng Sudah Mahal dari Produsen
Pengusaha Ritel: Harga Beras, Gula dan Minyak Goreng Sudah Mahal dari Produsen

Roy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Beri Sinyal Harga MinyaKita Bakal Naik Rp1.500 per Liter
Pemerintah Beri Sinyal Harga MinyaKita Bakal Naik Rp1.500 per Liter

Kemendag telah melakukan kajian internal untuk dua kebijakan baru terkait dengan minyak goreng, salah satunya menaikan HET MinyakKita.

Baca Selengkapnya
Plt Sekjen Kemendagri Tekankan Pentingnya Cepat Atasi Harga Komoditas di Atas HET
Plt Sekjen Kemendagri Tekankan Pentingnya Cepat Atasi Harga Komoditas di Atas HET

Pasalnya, beberapa komoditas pokok penting masih dijual di atas HET yang ditetapkan pemerintah, seperti terjadi pada minyak goreng.

Baca Selengkapnya
Info Terbaru: Harga Minyak Goreng MinyaKita Naik Pekan Depan
Info Terbaru: Harga Minyak Goreng MinyaKita Naik Pekan Depan

Pada sisi lain, naiknya harga Minyakita dari Rp14.000 menjadi Rp15.500 dinilai tetap akan lebih murah dari minyak goreng kemasan premium.

Baca Selengkapnya
Tertinggi Sepanjang Sejarah, Harga Gula Tembus Rp17.000 per Kg
Tertinggi Sepanjang Sejarah, Harga Gula Tembus Rp17.000 per Kg

Kenaikan harga gula ini jauh melampaui dari harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp14.500 per kilogram.

Baca Selengkapnya
FOTO: Keluh Pedagang dan Pembeli di Tengah Kenaikan Tajam Harga Beras di Pasar Tradisional
FOTO: Keluh Pedagang dan Pembeli di Tengah Kenaikan Tajam Harga Beras di Pasar Tradisional

Para pedagang beras mengungkap harga beras di pasaran mengalami kenaikan rata-rata Rp 2000.

Baca Selengkapnya
Mendag Usul Harga MinyaKita Naik Jadi Rp15.700 Per Liter
Mendag Usul Harga MinyaKita Naik Jadi Rp15.700 Per Liter

Saat ini, HET MinyaKita masih ditetapkan sebesar Rp14.000 per liter.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Harga MinyaKita Naik Usai Pemilu 2024
Siap-Siap, Harga MinyaKita Naik Usai Pemilu 2024

Seharusnya, menurut Zulkifli, pembeli Minyakita adalah pembeli minyak curah.

Baca Selengkapnya
Plt Sekjen Kemendagri Minta Pemda dengan IPH Tinggi Cermati Penyebab Kenaikan
Plt Sekjen Kemendagri Minta Pemda dengan IPH Tinggi Cermati Penyebab Kenaikan

Kenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatra terjadi di Kabupaten Aceh Besar dengan nilai perubahan IPH 0,97 persen.

Baca Selengkapnya