Akar Masalah Maraknya Dukun Pengganda Uang di Indonesia
Merdeka.com - Pembicaraan mengenai pembunuhan dengan motif penggandaan uang di Banjarnegara tengah viral di sosial media. Tercatat, 12 orang tewas akibat perbuatan tipu-tipu dukun penggandaan uang tersebut.
Sebelumnya, polisi juga berhasil mengungkap masih kasus pembunuhan berantai oleh Wowon Erawan alias Aki, dukun pengganda uang asal Cianjur. Dalam kasus ini sebanyak 11 orang tewas di tangan dukun penggandaan uang tersebut, korban umumnya merupakan para TKW.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, maraknya fenomena penipuan berkedok penggandaan uang diakibatkan oleh literasi keuangan masyarakat yang masih rendah. Hal ini mengakibatkan masyarakat rentan menjadi korban penipuan investasi bodong hingga penggandaan uang.
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Kenapa penipuan terjadi? 'Kelalaian adalah pemilik data Ataupun korban biasanya itu lengah dengan hal seperti ini. Contohnya seperti ini, maka kelalaian itu juga menyebabkan terjadinya suatu kejahatan cyber karena kelalaian kita sendiri kita tidak wearnes,' ujarnya.
-
Mengapa orang mudah tertipu? Penipuan tidak hanya bergantung pada kecerdasan, melainkan juga pada kelemahan psikologis yang sering kali dimiliki oleh setiap individu. 'Penipu sering kali menyamar sebagai otoritas atau entitas yang bisa dipercaya untuk membangun kredibilitas. Mereka mungkin meniru gaya bahasa dan komunikasi, atau bahkan menyamar sebagai teman dan keluarga untuk menumbuhkan rasa keakraban dan kepercayaan,' jelas Dr. Robert Cuyler, PhD.
-
Apa saja yang menjadi penyebab tingginya pengangguran di kalangan pemuda? Puteri menyebut terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya pengangguran di kalangan pemuda, seperti kurangnya akses transportasi dan pendidikan, keterbatasan finansial, kewajiban rumah tangga. Hingga, persoalan kurang sinkronnya antara pendidikan dan permintaan industri atau skill mismatch yang membuat waktu tunggu dalam mencari kerja menjadi lebih lama.'Dimana, akhirnya, mereka beralih ke sektor informal. Ini juga terkonfirmasi dari data BPS yang menyebut pekerja informal dari kalangan Gen Z mencapai 10,89 juta orang,' katanya.
-
Siapa yang seringkali terjebak dalam pemikiran bisa menghasilkan uang dari judi? Kenyataannya, hampir semua orang yang memiliki mindset seperti ini tak punya keahlian atau kemampuan dalam perhitungan matematis seperti para penjudi profesional.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
Mengutip laman OJK, literasi keuangan (financial literacy) merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan akan lembaga, produk dan layanan jasa keuangan, yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan.
"(Literasi keuangan) yang masih rendah di sebagian masyarakat, sehingga mudah percaya jalan instan menjadi kaya dengan cepat," ungkapnya saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Kamis (6/4).
Selain itu, faktor himpitan ekonomi hingga keterampilan kerja yang rendah juga mendorong masyarakat tergoda aksi penipuan berkedok penggandaan uang. Ini karena ketidakmampuan mereka dalam menghadapi persaingan dunia kerja.
"Sehingga terpikir untuk pergi ke dukun. Biasanya terjadi di kantong-kantong kemiskinan di desa," pungkasnya.
Kisah Dukun Pengganda Uang
Sebelumnya, kasus penggandaan uang kembali menggegerkan publik. Kali ini dilakukan oleh Slamet Tohari alias Mbah Slamet (45) di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Slamet mempromosikan jasa penggandaan uangnya melalui media sosial Facebook oleh orang kepercayaannya bernama BS.
Kemudian, BS akan mengatur pertemuan korban dan Slamet. Korban akan mendatangi kediaman Slamet dengan membawa sejumlah uang untuk dilipatgandakan dan melakukan serangkaian prosesi ritual.
"BS sudah kami tangkap. BS tugasnya mengupload bahwa Slamet memiliki kemampuan menggandakan uang. BS ini lah yang mempertemukan ke Slamet, jadi dia perannya turut ikut serta juga," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, Selasa (4/4).
Namun, kenyataannya uang yang telah diberikan tidak dilipatgandakan, melainkan dinikmati untuk kepentingan pribadi. Ketika korban menagih uang yang dijanjikan, Slamet justru membunuh korban menggunakan minuman potasium yang dicampur dengan obat penenang.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah bisa menggandeng ulama untuk mengurangi aktivitas judi online melalui pendekatan agama.
Baca SelengkapnyaKetidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.
Baca SelengkapnyaAkses internet yang mudah membuat aktivitas judi online meningkat. Perputaran uangnya mencapai ratusan triliun rupiah.
Baca SelengkapnyaKementerian PPPA mengungkap penyebab perempuan dan anak rentan menjadi korban perdagangan orang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBukan artinya orang miskin akan terus-terusan terjebak dan tidak bisa mengubah garis hidupnya.
Baca SelengkapnyaKarena itu, perlu kerja-kerja efektif dalam pencegahan dan pemberantasan judi online
Baca SelengkapnyaIklan judi online membuat orang tertarik untuk masuk ke dalam aplikasi dan bermain.
Baca SelengkapnyaMaraknya kejahatan di sektor keuangan digital juga dipengaruhi oleh indeks literasi keuangan di Indonesia yang masih rendah.
Baca SelengkapnyaMaraknya judi online di tengah masyarakat harus diselesaikan dari akar persoalannya,
Baca SelengkapnyaBahkan, beberapa di antaranya ada dipecat dari perusahaan tempat kerja hingga berakhir bunuh diri.
Baca SelengkapnyaJudi online membuat korban nekat melakukan hal di luar nalar
Baca Selengkapnya