Akhir tahun, Bank Mandiri prediksi nilai tukar kembali ke Rp 13.800 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah diprediksi akan berangsur pulih di semester II tahun ini. Dolar AS diyakini akan kembali di bawah level Rp 14.000 per USD.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Anton H Gunawan, meyakini nilai tukar Rupiah dapat kembali pulih dan berada di bawah Rp 14.000 per USD. Pemulihan nilai tukar bakal mulai terjadi pada semester II tahun ini.
"Rupiah sebenarnya sudah sangat under value, hanya saja secara umum kami perkirakan akhir tahun bisa menguat lagi ke bawah Rp 14.000," ungkapnya di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (17/5).
-
Kapan Redenominasi Rupiah direncanakan? Indonesia telah mencanangkan agenda redenominasi rupiah sejak tahun 2010, dan wacananya masih berlanjut hingga saat ini.
-
Kapan Redenominasi Rupiah akan diterapkan? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana mekanisme redenominasi Rupiah? Bank Indonesia sebenarnya sudah pernah memaparkan hal ini kepada DPR beberapa tahun lalu melalui Rancangan Undang-Undang Redenominasi.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
Dia memperkirakan nilai tukar Rupiah bisa kembali lagi ke level Rp 13.800 di akhir tahun ini. Itu bisa terjadi jika tidak ada kejadian luar biasa yang terjadi di Indonesia.
"Kami yakin tidak akan sampai ke Rp 15.000 kecuali ada kejadian luar biasa, misalnya kerusuhan dan itu kecil sekali kemungkinannya. Akhir tahun kami yakin Rp 13.800," imbuhnya.
Anton menjelaskan pelemahan Rupiah disebabkan rencana kenaikan suku bunga acuan AS oleh The Fed. Tahun ini diperkirakan The Fed akan tiga kali menaikkan suku bunganya.
Sentimen tersebut, mendorong penguatan Dolar terhadap mata uang hampir seluruh negara berkembang atau emerging market, termasuk Indonesia. Meskipun demikian, kondisi Indonesia tidak separah negara berkembang lainnya seperti Amerika Latin, Turki ataupun Filipina.
"Current account defisit (CAD) Indonesia kuartal I 2,15 persen. Itu masih relatif dalam range aman," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Shinta menilai mebijakan devisa hasil ekspor (DHE), local currency transaction (LCT), SRBI, dan SVBI belum dapat menjaga nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaPenguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani klaim pergerakan Rupiah saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang utama Asia lainnya.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaKebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca Selengkapnya