Akibat BBM, harga pangan nasional naik mendekati 10 persen
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memantau harga pangan di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan. Dari pengakuannya, perkembangan harga masih sejalan dengan perkiraan rata-rata nasional selepas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Dia mengatakan sebagian bahan pangan, dengan tingkat bervariasi, meningkat hingga di bawah 10 persen, sesudah harga premium dan solar bersubsidi naik.
"Beberapa produk pangan secara nasional naik single digit, dan karenanya ini kita mantau harga di Jabodetabek," ujar Gita selepas sidak, Kamis (27/6).
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa harga ayam potong naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya.
-
Kapan harga telur ayam naik? Di pasar tradisional Simongan Semarang, telur ayam dibanderol seharga Rp27.000 per kilogram. Padahal empat hari sebelumnya, harga telur ayam masih berada di kisaran Rp24.000 per kilogram.
-
Kenapa harga kambing kurban naik? Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya permintaan pasar.
Beberapa komoditas yang naik harganya adalah beras, dari Rp 8.500 per kilo menjadi Rp 10.000 per kilo. Daging ayam juga melonjak dari Rp 29.000 menjadi Rp 33.000 per kilo.
Lantaran saat ini momen jelang bulan puasa, Gita memprediksi harga akan semakin meningkat. Dia mengaku akan menjaga pergerakan harga pangan, agar inflasi Juni tidak melonjak. Caranya, dengan mengupayakan distributor dan asosiasi usaha menambah pasokan.
"Saya kemarin sudah bicara dengan beberapa ketua asosiasi, kita akan koordinasi dengan pemasok. Misalnya ayam, kemarin saya sudah duduk dengan ketua asosiasi unggas, untuk menjaga pasokan sampai hari raya," paparnya.
Dari pelbagai pangan pokok, ada tiga komoditas yang menurut mendag rentan mengalami fluktuasi harga. Penyebabnya adalah, imbuh Gita, karena aksi pedagang yang ingin menambah keuntungan jelang bulan puasa. "Daging sapi, daging ayam, dan telur ayam itu sensitif, tapi sebetulnya pasok kita masih cukup," tegasnya.
Selain menambah pasokan, kementerian perdagangan akan menggelar pasar murah di beberapa provinsi untuk menanggulangi kenaikan akibat kebijakan BBM subsidi.
Gita juga menggandeng pengusaha dan membentuk tim dengan nama 'Forum Informasi dan Solusi Bisnis' untuk memantau perkembangan harga pangan. Tim stabilisator harga ini melibatkan asosiasi di bawah Apindo dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Tugas utamanya memantau laporan harga bahan pangan dan sesegera mungkin menanggulanginya. (mdk/bmo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga bahan pangan dari beras, daging, ikan dan aneka bumbu mengalami kenaikan pada 23 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaHarga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Baca SelengkapnyaSejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Panel Harga Bapanas harga pangan pada 29 Juli 2024 mengalami tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaSelain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.
Baca SelengkapnyaMelansir data panel harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Komoditas daging ayam ras melonjak paling tinggi.
Baca SelengkapnyaSepekan jelang bulan suci Ramadan 2024, sejumlah harga pangan mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaHarga sejumlah bahan pangan mengalami kenaikan jelang akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSitus Badan Pangan Nasional menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaKenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatra terjadi di Kabupaten Aceh Besar dengan nilai perubahan IPH 0,97 persen.
Baca Selengkapnya